ZONASULTRA.COM,KENDARI– Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum dapat memastikan penyebab insiden jatuhnya helikopter jenis Bell 249 Ranger di Kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Jumat (20/4/2018). Hal itu disimpulkan setelah tim KNKT saat melakukan investigasi hari ini, Sabtu (21/4/2018) di lokasi kejadian.
Ketua Tim KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan, pihaknya bersama tim dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara dan White Sky Aviation (WSA) selaku pemilik dan operator helikopter tersebut telah melakukan investigasi.
“Seluruh badan pesawat, termasuk mesin, baling-baling,rotor, sistem komputer sudah diperiksa. Namun penyebab kecelakaan belum bisa disimpulkan,” ungkap Nurcahyo, Sabtu (21/4/2018) sore dalam keterangan pers di Morowali.
(Berita Terkait : Helikopter PT IMIP di Morowali Jatuh, Satu Orang Tewas)
Menurutnya, penyebab kecelakaan dapat diketahui apabila pihaknya sudah mendapatkan informasi dari kotak hitam helikopter yang sudah diamankan pihaknya. Kotak hitam tersebut, rencananya akan dibawa ke Jakarta untuk diteliti di kantor KNKT.
Prosesnya pun cukup lama untuk meneliti dan menginvestigasi kotak hitam itu, sekitar enam bulan .
Ketua tim WSA Bambang soekamto mengatakan bahwa helikopter Bell 249 ranger itu buatan tahun 2014 jadi usia pesawat kurang lebih baru 3 tahun.
Terhitung sejak tahun 2015, pesawat tersebut dicarter oleh PT IMIP. Menurutnya, selama ini tak pernah ada kendala dalam pengoperasian pesawat itu.
“Proses Maintenance juga teratur dan normal. Maintenance helikopter itu dilakukan setiap 50 jam penerbangan,” jelasnya.
(Berita Terkait : Insiden Helikopter Jatuh, PT IMIP Perusahaan Tambang Raksasa di Pulau Sulawesi)
Untuk diketahui, heli milik IMIP itu jatuh sekitar pukul 10.30 Wita di Desa Patopia, Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah. Rencananya, rombongan dari salah satu rumah produksi di China itu akan menuju ke Bandar Udara Halu Oleo Kendari.
Namun baru sekitar 5 atau 7 menit terbang tiba-tiba helikopter itu putar balik mengarah kembali ke helipad (tempat pendaratan). Saat putar balik itu, posisi helikopter sudah berada di atas laut. Sekitar 100 meter dari tempat lepas landas, heli tersebut jatuh. (A)