ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indoensia (BI) melalui Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah Road To FESyar Indonesia, dengan tema “Pengembangan ekonomi regional berbasis ekonomi syariah”, turut dimeriahkan artis Irwansyah. Di antrium Lippo Plaza, Minggu (1/9/2019).
Dalam sambutannya, Kepala perwakikan BI Sultra Suharman Tabrani, mengatakan bahwa dunia saat ini memiliki potensi perekonomian syariah. Misalnya Inggris telah mendeklarasikan sebagai pusat keuangan syariah di Barat, dan beberapa negara Asia lainnya.
Baca Juga : Indonesia Jadi Harapan Ekonomi Syariah Dunia
“Korea Selatan memiliki visi destinasi utama pariwisata halal, kemudian Thailand menjadi visi dapur halal dunia, dan Jepang yang mendeklarasikan industri halal sebagai kontributor kunci ditahun 2020,” ungkap Suharman pada saat sambutan Festival Ekonomi Syariah Road To FESyar Indonesia.
Kemudian, lanjut Suharman di Indonesia juga memiliki potensi dengan salah satu jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Namun menurutnya potensi tersebut masih belum dapat dimamfaatkan secara maksimal.
“Indonesia telah masuk dalam top 5 negara dengan pengeluaran terbesar untuk beberapa industri halal food, halal fashion, dan halal travel. Namun, masih belum dapat menjadi pemain utama dalam industri-industri tersebut,” lanjutnya.
Olehnya, melalui kegiatan Road to FESyah Indonesia berupaya mendorong pengembangan ekonomi syariah terutama dalam industri-industri yang memiliki potensi sangat minim.
Bukan tanpa upaya, BI Sultra telah melakukan seleksi terhadap beberapa pelaku usaha di Sulawesi Tenggara. Kemudian beberapa pesantren yang telah melakukan berbagai kegiatan ekonomi berbasiskan syariah.
“Pemenang dari lomba-lomba tersebut nantinya akan diikut sertakan pada kegiatan festival syariah sebagai perwakilan yang mempersentasikan ekonomi yang syariah di Sulawesi Tenggara. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi syariah secara lebih luas di Sulawesi tenggara dan secara khusus di kota Kendari,” ungkap Suharman.
Plt. Kepala Biro Ekonomi Sulawesi Tenggara, Yuni Nurmalawati yang mewakili Gubernur Sulawesi Tenggara, menyampaikan harapan festival syariah ini dapat membumikan pemahaman dan praktik ekonomi syariah di Sulawesi Tenggara.
“Namun kita harus memiliki pengelolaan yang dapat menjamin kesejahteraan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Yuni mengakatan, sebagian indikator yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Sulawesi Tenggara adalah indeks gini ratio yang mencapai angka 0,382. Angka tersebut menunjukan kesenjangan pendapatan di kalangan masyarakat cukup lebar.
Indikator yang lain perlu mendapat perhatian yaitu tingkat kemiskinan mencapai angka 11,27 persen. Penyebabnya adalah sebagian besar penduduk Sulawesi Tenggara menggantugkan hidupnya di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
“Sedangkan pertumbuhan sektor ini cukup lambat dibanding dengan sektor lain seperti pertambangan dan jasa,” jelas Yuni.
Namun demikian beberapa indokator cukup mengembirakan, yaitu pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka 6,30 persen. Hal ini melebihi angka pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai angka 5,05 persen.
Baca Juga : BI Sultra Latih Anak Muda di Baubau Kembangkan Ekonomi Syariah
“Indikator-indikator tersebut memberikan pesan kepada kita semua bahwa pembangunan daerah kita masih perlu ditingkatkan lagi, baik dari konsep maupun pendekatan,” lanjutnya.
Yuni, memaparkan pemerintah provinsi telah menetapkan visi daerah 2019-2024, yakni terwujudnya masyarakat Sulawesi Tenggara yang aman, maju, sejahtera, dan bermartabat. Ini mampu mensinergikan semua pemikiran dan langkah dari masyarakat untuk membanguan daerah. (B)
Penulis : M3
Editor : Abdul Saban