ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bupati Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) Tony Herbiansyah menyebut aktivitas perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Tinondo tidak ada kaitannya dengan peristiwa banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) pada Juni lalu.
“Kalau kelapa sawit itu tidak ada kaitannya (banjir), kawebrena kelapa sawit kan aktivitasnya di dataran rendah daerah rawa,” ungkap Tony ditemui usai menerima laporan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Sultra, Senin (1/7/2019).
Baca Juga : Belajar dari Banjir Konut dan Konawe, Pemerintah Harus Mengurangi Izin Tambang dan Perkebunan
Menurut Tony, tanaman kelapa sawit justru dapat menjaga lingkungan. Sehingga ia menegaskan aktivitas kelapa sawit tidak berkaitan dengan musibah banjir, melainkan akibat ilegal logging.
“Bisa saja karena kerusakan lingkungan, tapi kita lihat juga curah hujan yang cukup tinggi dan ini bukan hanya di Sultra di Kalimatan juga kan banjir ya,” kata Tony.
Tony mengatakan, saat ini pihaknya melakukan upaya preventif dengan berkoordinasi ke pemerintah provinsi yang memiliki kewenangan terhadap pengelolaan hutan di Bumi Anoa hingga ke aparat penegak hukum agar aktivitas pengrusakan lingkungan dapat ditindak tegas, serta kegiatan kehutanan dapat diatur sesuai ketentuan yang berlaku.
Tony menyebutkan, peristiwa banjir yang melanda 31 desa di 6 kecamatan di Koltim menyebabkan fasilitas jalan kabupaten dan bendung rusak parah, sehingga harus dilakukan perbaikan.
Baca Juga : Sultra Dikepung Banjir, KPK Warning Pemerintah Evaluasi Sektor Pertambangan
“Kemarin Kementerian PUPR datang mendata jalan nasional yang rusak, tapi mereka juga bakal membantu kami untuk memperbaiki jalan kabupaten yang rusak,” ujarnya.
Dua kecamatan terdampak banjir yang kondisinya memprihatinkan adalah Kecamatan Uluiwoi dan Ueesi. Sejumlah jembatan kayu hanyut terbawa banjir dan jalan berlumpur membuat dua wilayah ini sempat terisolir dan kehabisan beras. Untungnya, kata Tony, warga memanfaatkan sagu untuk pengganti beras.
“Alhamdulilah untuk saat ini sudah aman dan kita sudah dalam tahap perbaikan pascabanjir,” ungkapnya.
Untuk diketahui, meluapnya debit air Sungai Konaweha menyebabkan Kabupaten Koltim, Konawe, dan Konsel harus terendam banjir kurang lebih dua pekan. (b)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Jumriati