ZONASULTRA.COM, KENDARI – Masuknya 49 warga negara asing (WNA) China di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) di tengah mewabahnya virus corona memicu keresahan masyarakat, tak terkecuali Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa.
Ke-49 WNA itu tiba di Bandara Haluoleo Kendari untuk bekerja di perusahaan smelter PT Virtue Dragon Nickel Industry (PT VDNI) yang ada di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe.
Baca Juga : Staf Khusus Kemnaker: 49 TKA China Ilegal, Harus Dipulangkan
Dalam rapat koordinasi penanganan dan antisipasi penyebaran virus corona di Mapolda Sultra, Rabu (18/3/2020), Bupati Kery turut membeberkan keresahan itu. Kery bahkan meminta bantuan Gubernur Sultra, Ali Mazi untuk menghentikan kedatangan para pekerja asing di tengah mewabahnya virus corona.
“Ada 1.064 TKA China kerja di Konawe. Yang resmi saja begitu jumlahnya, apalagi yang tidak resmi, mereka masuk dari segala penjuru, dari darat, laut dan udara. Jumlah itu yang kami pantau, bagaimana yang tidak terpantau, terutama yang masuk lewat jeti perusahaan, kami tidak jangkau untuk memantau,” keluh Kery.
Bupati dua periode ini juga mendesak Gubernur Sultra Ali Mazi agar segera menolak WNA China masuk ke Sultra serta mengkarantina seluruh TKA yang baru tiba di luar daerah Konawe.
“Kalau bisa pak gubernur karantina mereka yang baru datang di luar Konawe, karena mereka di Konawe, Pak, tinggalnya itu di kos-kosan milik masyarakat. Susah Pak kalau mereka diisolasi di sana. Kalau ada yang terjangkit, akan mudah tersebar virusnya,” tegasnya.
Kery melanjutkan, sebelum mewabahnya virus corona, pihaknya sudah membuat Perda Nomor 13 tahun 2018. Isinya mewajibkan pemeriksaan kesehatan kepada para TKA secara rutin. Tapi, menurut Kery, banyak perusahaan yang masa bodoh dengan perda itu.
“Mereka masa bodoh. Kami juga meminta sama TNI/Polri untuk menyisir semua pelabuhan jeti perusahaan di sana. Pulangkan saja mereka pak,” tukasnya.
Di tempat yang sama, Deputy External Manager PT VDNI, A. Chairrillah Wijdan membeberkan kondisi 49 TKA menjalani masa isolasi sejak tiba di kawasan industri pemurnian nikel. Dalam karantina itu, mereka dilakukan pengecekan suhu secara berkala.
Ia juga mengaku, jumlah TKA China di Morosi sebanyak 600-an. Jumlah tersebut terus dilaporkan kepada disnakertrans. Menurutnya, pihak perusahaan melakukan pengiriman sebanyak 49 TKA dikarenakan masih melakukan pembangunan.
“Mereka tenaga ahli, sekarang ini kebutuhan karena memang pembangunan belum selesai. Iya masih diperlukan hanya kondisi sekarang masih belum memungkinkan jadi kita berhenti dulu. Iya dilarang, ya kita berhenti,” jelasnya.
Baca Juga : Kunjungi PT VDNI, DPRD Sultra Minta Perusahaan Stop Datangkan TKA
Chairillah juga belum bisa memastikan terkait kepastian kepada 49 TKA China tersebut setelah diisolasi selama 14 hari, akan dipekerjakan atau tidak. Namun, akan melakukan tindakan setelah isolasi.
“Mereka sampai sekarang juga masih diisolasi, ada bagian sendiri yang urus. Kita tunggu konfirmasinya, kalau memang ada yang tidak sesuai pasti ada tindakan,” pungkasnya. (a)
Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Jumriati