Cerita Para Emak-emak yang Sukses Kembangkan Usaha

97
Cerita Para Emak-emak yang Sukses Kembangkan Usaha
KELOMPOK USAHA - Siti Mulyati menceritakan kisahnya ketika bertemu rombongan Media Kitchen Tour Nasabah Inspiratif BTPN Syariah di Kendari, 25 Mei 2023. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.ID)

ZONASULTRA.ID,KENDARI – Emak-emak di Desa Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kebupaten Konawe Selatan (Konsel) berhasil mengembangkan usaha mereka. Mereka tergabung dalam kelompok Sentra Sakura yang kini anggotanya berjumlah 11 orang dengan masing-masing memiliki usaha dari kios sembako, jualan kue/jajanan, hingga kuliner.

Seperti yang dirasakan oleh Ekarni (36) yang mengembangkan usaha ayam geprek. Awalnya ia hanya berjualan pulsa di kiosnya. Namun begitu ada tawaran permodalan dari Bank BTPN Syariah, ia tertarik mengembangkan usaha dengan bergabung ke Kelompok Sakura ketika terbentuk pada 2015.

Awalnya kredit usaha yang diberikan hanya Rp3 juta. Dengan dukungan Modal itu dan kebetulan lokasi usaha yang strategis (samping jalan Raya), ia dapat mengembangkan usaha kecilnya. Ia berjualan ayam geprek, lalu secara bertahap membuka warung makan Sari Laut.

Selain mendapat permodalan, Ekarni juga mendapat pelatihan cara mengelola keuangan usaha dari BTPN Syariah melalui Kelompok Sakura. Untuk sementara ini, usahanya belum mempekerjakan karyawan. Dalam menjalankan usaha, Ekarni dibantu oleh sang suami.

Ia mulai berjualan dari jam 9 pagi dengan menu ayam geprek, lalu berlanjut pada jam 5 sore sampai jam 10 malam adalah sajian sari laut berupa ayam dan ikan lalapan. Omzetnya pun terus berkembang dari yang tadinya hasil penjualan hanya puluhan ribu, kini sudah mencapai ratusan ribu rupiah.

Alhasil ia dapat membantu pemasukan bagi keluarga dan menabung. Ia bahkan bisa mencicil satu unit mobil Daihatsu Sigra yang tidak lama lagi akan lunas. Mobil itu dimanfaatkannya untuk jasa transportasi online. Kredit usaha yang diberikan juga dapat terus meningkat.

“Meskipun ada modal tapi tidak ada keinginan tidak akan mungkin tercapai. Karena kami mengambil modal bukan untuk hura-hura tapi harus ada yang kita bisa (jalankan usaha) perlahan-lahan,” ujar Ekarni dalam pertemuan Media Kitchen Tour BTPN Syariah, 25 Mei 2023.

Anggota Sentra Sakura yang juga sukses mengembangkan usaha adalah Siti Mulyati. Awalnya ia hanya menggantungkan penghasilan dari pekerjaan suami yang merupakan seorang pegawai honorer. Awalnya memulai usaha, ketika ia disambangi petugas BTPN Syariah yang mensosialisasikan pembentukan kelompok untuk pemberian kredit modal usaha.

Ia mendapat modal awal Rp3 juta yang digunakan untuk membuka usaha kios sembako di depan rumahnya. Agar mahir mengelola keuangan, ia rajin menghadiri pembinaan dua minggu sekali yang dilakukan BTPN Syariah.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

“Jadi kita nda gabung uang dapur dan uang usaha, ada masing-masing dompetnya jadi tertata,” tutur Siti.

Dari kredit usaha 3 juta, kini Siti mendapatkan kredit usaha permodalan Rp30 juta yang dapat diangsurnya dengan lancar setiap bulan. Selain itu, ia juga bisa menyisipkan sebagian uang untuk ditabung.

Sistem keanggotaan kelompok Sakura yakni nasabah dikelompokkan dalam satu sentra yang anggotanya dipilih sendiri oleh nasabah, dipimpin oleh ketua sentra yang dipilih oleh anggota sentra. Kelompok ini didampingi oleh petugas lapangan terlatih yang biasa disebut Community Officer. Secara rutin Community Officer BTPN Syariah melayani dan memberikan pendampingan kepada nasabah dengan cara bertemu di tempat-tempat nasabah.

Kepala Desa Onewila, S. Lambay mengaku senang pola yang dijalankan Bank BTPN Syariah karena sangat membantu perekonomian masyarakat, khususnya ketika terjadi Pandemi Covid-19. Para istri jadi lebih berdaya dalam membantu penghasilan untuk keperluan rumah tangga.

Di Desa Onewila terdapat 70 nasabah yang mengandalkan kredit dari BTPN Syariah untuk menjalankan usaha yang terbagi ke dalam empat sentra. S. Lambay berharap jumlah itu terus bertambah, tentu dengan dukungan edukasi dan sosialisasi dari BTPN Syariah.

Sejumlah nasabah lainnya juga banyak tersebar dalam Kota Kendari. Misalnya Ibu Samsidar, pemilik warung makan. Ia mengawali pembiayaan di BTPN Syariah dengan plafon Rp 3 juta di tahun 2018 dengan usaha yang masih kecil-kecilan yaitu jualan kue depan rumah. Dengan pembiayaan BTPN Syariah yang kini telah mencapai plafon Rp25 juta .

Dengan usaha yang terus berkembang, Samsidar mengubah rumahnya di perempatan Jalan Banteng Kecamatan Poasia menjadi tempat usaha rumah makan prsamanan dan makin luas. Saat ini ia sudah memiliki 14 karyawan dan usaha jualan kue pun masih berjalan.

Cerita sukses lainnya datang dari Ibu Agustina dengan usaha makanan ringan  khas Kendari yakni kacang mete. Ia mengawali pembiayaan di BTPN Syariah dengan plafon Rp3 juta pada tahun 2018 dengan usaha yang masih kecil-kecilan sembako/kantin di pinggir jalan.

Dengan pembiayaan BTPN Syariah yang kini telah mencapai plafon Rp9 juta maka ia mengganti jenis usaha yaitu produksi makanan ringan yang terbuat dari jambu mete, kacang, dan pisang. Saat ini produknya sudah tersebar ke beberapa toko ritel modern. Tempat produksinya di rumahnya sendiri, BTN Kendari Permai, Kecamatan Kambu.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi
Pemberian Modal Usaha

BTPN Syariah sebagai bank umum syariah fokus mengumpulkan dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga inklusi sejak tahun 2014. Bank ini membuka akses kepada masyarakat inklusi yang ada di pelosok negri, salah satunya di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak tahun 2014.

Hingga kuartal I 2023 kurang lebih pembiayaan yang tersalurkan sebesar  Rp78,7 miliar kepada kurang lebih 27.000 perempuan keluarga prasejahtera produktif di Sultra yang dilayani. Dalam menunjang akses yang lebih luas lagi untuk melayani masyarakat inklusi, Bank ini tidak hanya memberikan akses keuangan melalui pembiayaan, tetapi juga akses pengetahuan lewat program pendampingan (Daya), serta akses suplai dan pasar agar semakin mempermudah kehidupan masyarakat inklusi mewujudkan hidup yang lebih berarti.

Pembiayaan prasejahtera produktif yang diberikan BTPN Syariah diberikan berkelompok. Ini adalah pembiayaan tanpa jaminan yang diberikan untuk modal usaha bagi masyarakat prasejatera produktif khususnya perempuan. Pembiayaan berkelompok ini memiliki tujuan untuk membangun 4 karakter pada diri nasabah, yaitu Berani berusaha, Disiplin, Kerjasama dan Saling Bantu.

“Pembiayaan ini diberikan sebagai modal usaha khusus kepada ibu-ibu prasejahtera yang  ada di pedesaan atau pinggiran kota di berbagai daerah di Indonesia untuk memulai usaha atau meningkatkan usaha mikronya,” papar Corporate & Marketing Communications Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin dalam rangkaian Media Kitchen Tour Nasabah Inspiratif di Kendari.

Tidak hanya memberikan akses keuangan dan modal usaha, Tepat Pembiayaan Syariah juga mengupayakan pemberdayaan melalui Pelatihan dan Pendampingan yang berkala di bidang pengetahuan keuangan, kewirausahaan dan kesehatan.

BTPN Syariah sendiri dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di Indonesia. Satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif yang memiliki potensi target market lebih dari 40 juta jiwa, yang biasa disebut “unbankable”, karena tidak memilki catatan keuangan dan dokumentasi legal. (*)


Reporter: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini