ZONASULTRA.COM,KENDARI– Dampak dari mewabahnya virus corona memberikan pengaruh terhadap nilai transaksi investor pasar saham Bursa Efek Indonesia (BEI) di Sulawesi Tenggara (Sultra). Dibandingkan dengan akhir tahun 2019, transaksi saham awal tahun 2020 menurun Rp1 miliar.
Pelaksana Harian (PH) Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BEI Sultra Ricky mengatakan, Desember 2019 tercatat nilai transaksi saham mencapai Rp41 miliar, kemudian Januari 2020 transksi saham turun menjadi Rp40 miliar. Sementara itu, untuk jumlah investor yang aktif setiap bulan melakukan jual beli saham ada 318 investor.
(Baca Juga : Virus Corona China dan Kepanikan Pasar Saham Sultra)
“Turunnya ini tidak signifikan, investor masih melihat perkembangannya mas. Wait and see, lebih berhati- hati. Melihat perkembangan kasus dan dampaknya pada perekonomian secara global, contoh masalah virus corona,” ungkap Ricky melalui sambungan telepon seluler, Kamis (13/2/2020).
Jenis saham yang masih bergerak transaksinya di Sultra yakni saham LQ45, dan rata-rata investor masih memilih tetap di reksadana pasar uang sampai kejelasan virus corona selesai. Indeks LQ45 adalah indeks pasar saham BEI yang terdiri dari 45 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu, yaitu masuk dalam top 60 perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 1 sampai 2 bulan terakhir.
Marketing Officer PT Indo Premier Sekuritas Kendari, Zulwan mengatakan, akibat kasus virus corona yang terjadi di Wuhan – China, sempat membuat sejumlah investor panik karena pasar saham berada dalam kondisi yang kurang baik. Investor yang panik itu rata-rata baru terjun ke dunia saham. Telebih lagi, virus corona berdampak pada pasar saham BEI karena aktivitas ekonomi di China sedang tidak berjalan baik, atau berhenti, sehingga negara yang menjadi penyumbang ekspor dan impor ekonominya ikut terganggu.
(Baca Juga : Corona Meredam, Kasus Jiwasraya dan Asabri Buat Investor di Sultra Selektif Pilih Saham)
Untungnya, sentimen dari virus corona per tanggal 4 Februari 2020 lalu sudah mulai menurun terhadap pasar saham, dan harga saham sudah kembali naik. Meski begitu, sebagian investor saham di Kendari masih berkonsultasi di group maupun secara langsung mengenai perkembangan kasus lain yakni Jiwasraya dan Asabri yang masih terus bergulir.
Untuk diketahui, BEI Sultra mencatat jumlah investor per Desember 2019 ada 4.053 investor. Sebanyak 1.901 investor merupakan kaum milenial, yakni investor berusia di bawah 30 tahun. (a)