ZONASULTRA.COM, KENDARI– Dinas Pangan Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) mengajak masyarakat waspada terhadap pangan segar asal tumbuhan berbahaya.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Kota Kendari Aryanti Patiung mengatakan hampir 90 persen produk pangan segar yang masuk ke Kota Kendari merupakan produk impor dari daerah lain baik itu dari Sultra maupun luar Sultra. Sehingga patut diwaspadai dari sisi cemaran.
Setidaknya menurut Yanti untuk produk pangan segar ada tiga cemaran yang harus diwaspadai yakni cemaran fisik, kimia dan biologi. Jika cemaran ini masuk ke dalam tubuh atau terus dikonsumsi dan menumpuk akan berbahaya bagi yang mengkonsumsinya.
Pemerintah dalam hal ini Dinas Pangan rutin melakukan pemantauan guna memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat bebas dari cemaran atau kandungan berbahaya.
Seperti baru-baru ini Dinas Pangan melakukan uji sampel pada 7 pangan segar antara lain semangka, jeruk manis lokal, kacang panjang, sawi dan tomat yang di jual di sejumlah pasar tradisional di Kota Lulo.
Dari uji sampel menggunakan rapid test itu ditemukan tomat yang terpapar residu pestisida. Tomat yang masuk di Kendari sebagian besar memang berasal dari Enrekang Sulawesi Selatan. Temuan tomat yang mengandung residu pestisida ini mengagetkan pihakanya. Sebab dari pemantauan-pemantauan sebelumnya tidak pernah ditemukan paparan pestisida di pangan segar yang dijual.
Yanti menduga tingginya curah hujan di wilayah Sulawesi membuat ledakan hama tinggi. Agar tanaman tidak rusak dan tidak merugi karena serangan hama, petani pun memilih menyemprotkan pestisida.
“Jadi tes menggunakan rapid test itu sebatas mengetahui ada dan tidak adanya residu pestisida. Untuk mengetahui lebih jauh apakah ini berbahaya atau tidak perlu uji lebih lanjut di laboratorium untuk mengetahui berapa miligram residu, bahan aktif pestisida, sampai jenis pestisida apa yang digunakan,” jelas Yanti.
Sehingga pihaknya mengajak masyarakat waspada, salah satu yang bisa dilakukan dengan mengadakan penanganan untuk meminimalisir residu pestisida. Sebelum dikonsumi baiknya mencuci bersih di air mengalir atau merendam menggunakan larutan garam.
Hal lain yang juga disarankan, sedianya warga memanfaatkan lahan perkarangan dengan menanam buah dan sayuran. Sebab dengan itu warga mengetahui dengan pasti jika pangan yang dikonsumsi aman dan sehat.
”Prinsipnya from farm to table, dari lahan usaha tani sampai ke meja makan kita tahu itu makanan sehat,” jelas Aryanti.
Koreksi :
Judul dan Isi Berita : Dinas Pangan Kendari Temukan Tomat Mengandung Zat Berbahaya
Penulis : Rosniawanti