ZONASULTRA.COM, BAUBAU– Dinas Ketahan Pangan (DKP) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menyebutkan bahwa bencana banjir di beberapa daerah menjadi penyebab berkurangnya suplai cabe di wilayah itu. Hal ini tentu memicu naiknya harga cabe di pasaran.
Kabid Distribusi Dan Cadangan Pangan, DKP Kota Baubau, Musnawir mengatakan, seminggu sebelum Lebaran Idul Fitri harga cabe di pasar Kota Baubau masih normal. Kondisi itu berubah setelah beberapa daerah penyuplai cabe seperti Kolaka dan Konawe yang terdampak banjir.
“Survei pertama kami harga cabe itu baik-baik saja. Namun setelah penyuplai cabe seperti kabupaten Kolaka juga Kabupaten Konawe terdampak banjir, barulah harga cabe berangsur naik,” jabarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (16/7/2019).
Kota Baubau, kata Musnawir, bukan daerah produsen komoditas, sehingga membutuhkan suplai dari luar.
(Baca Juga : Banjir Bandang Konut, 855 Rumah Tenggelam, 56 Hanyut, 4.089 Warga Mengungsi)
“Hal ini kenapa ketika kurang distribusi maka kelangkaan barang akan terjadi. Saat itulah hukum pasar berlaku. Ketika barang langka, harga akan melonjak,” tambahnya.
Selain Kolaka dan Konawe, kota Baubau juga mendapat suplai dari Kabupaten Buton. Hanya saja beberapa daerah penghasil cabe di tempat itu juga mengalami kekurangan pasokan.
“Waktu survei minggu lalu, para pedagang bilang suplai cabe dari Wakuli, salah satu desa di Kabupaten Buton kurang. Katanya cabe di sana kurang subur,” ungkap Musnawir.
(Baca Juga : Banjir Konawe, Ratusan Hektar Sawah Gagal Panen)
DKP Kota Baubau sendiri tengah berusaha menjaga ketersediaan komoditas utama di pasaran, termaksud cabe. Musnawir menjelaskan, pihaknya saat ini tengah memastikan suplayer yang bisa menjamin distribusi stabil jelang Lebaran Idul Adha.
“Biasanya komoditas utama macam cabe, telur, minyak juga beras saat jelang lebaran bisa kurang. Sehingga kita sudah mempersiapkan suplayer yang bisa menjamin kesehatan distribusi,” imbuhnya. (b)