Dulunya Hobi, Kini Tanaman Hidroponik Jadi Mata Pencaharian

Dulunya Hobi, Kini Tanaman Hidroponik Jadi Mata Pencaharian
HIDROPONIK - Foto tanaman Sawi Pakcoy milik warga Kota Kendari yang ditanam menggunakan sistem hidroponik. ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM

ZONASULTRA.COM,KENDARI- Sistem pertanian hidroponik beberapa tahun terakhir, cara bercocok tanam ini kian populer di kalangan masyarakat khususnya wilayah Pulau Jawa dan tak terkecuali di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Meski masih dilakukan dalam skala kecil nampaknya potensinya sangat besar jika dikembangkan dengan baik.

Hidroponik merupakan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.

Salah satu contohnya adalah pasangan suami istri Ambo Intang dan Mariam, keduanya tengah mengembangkan sistem hidroponik tersebut dengan memanfaatkan lahan di pekarangan rumahnya. Pasangan ini berdomisili di Kota Kendari tepatnya di Jalan Teporombua, Lorong Tekukur, Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga.

Dulunya Hobi, Kini Tanaman Hidroponik Jadi Mata PencaharianSaat ditemui awak zonasultra, Sabtu (12/8/2018) pagi Ambo Intang (33) terlihat sedang sibuk memindahkan bibit selada yang sudah siap dimasukkan ke media tanam hidroponik. Mengawali perbincangan, lelaki yang juga berprofesi sebagai pengacara itu mengajak awal zonasultra.id untuk melihat secara langsung tanaman sayur hidroponik miliknya.

Berbagai jenis sayur mayur terlihat mulai tumbuh dan siap untuk dipanen, mulai dari sawi pagoda, sawi dakota, sawi pakcoy dan sawi samhong. Kemudian selada, brokoli, kankung, bayam, daun mint dan seledri. Aktivitas bercocok tanam menggunakan hidpronik ini mulai digeluti Ambo sejak 7 bulan yang lalu atau tepatnya bulan Juni 2018.

“Awalnya saya memang hobi bertanam, soalnya kan keluarga di kampung juga dalah petani. Makanya coba-coba saja belajar dari Youtube tentang hidroponik, hasilnya ya seperti sekarang ini,” ungkap Ambo.

Pertama kali, ia mencoba membeli satu etelase media tanam dari hidrponik ini dan melakukan penanaman sekitar 45 hari. Saat panen ia pun memosting kegiatannya di media sosial facebook miliknya, tak pernah dibayangkan Ambo bersama sang istri, hal itu pun mendapatkan respon yang baik dari netizen, sehingga banyak yang memesan untuk membeli sayur yang ditanamnya. Bermula dari itu, ia pun terus mengembangkan hingga memiliki empat etalase media tanam hidroponik.

Dulunya Hobi, Kini Tanaman Hidroponik Jadi Mata Pencaharian
Sayur Kangkung

Tak tanggung-tanggung ia sendiri sudah pernah mensuplai sayuran jenis sawi dan selada ke pihak hotel berbintang di Kota Kendari yakni Grand Claro Kendari dan Plaza Inn Kendari. Khusus untuk Grand Claro ia sudah empat kali mensuplai sayur sawi pakcoy dan selada dengan berat 5 kg sekali suplai Ia mengaku jika jenis sayur itu memang menjadi salah satu kebutuhan penting dapur hotel tersebut.

“Mereka tahunya juga dari teman saya, SPV Clarion nya sampai datang ke rumah sini lihat dan langsung pesan selada itu paling banyak mereka butuhkan,” jelasnya.

Sayangnya, karena kebutuhan pihak hotel meminta untuk disuplai setiap minggu dengan jumlah yang cukup besar. Ambo sendiri mengaku tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan mereka dan memilih tidak menjual lagi ke pihak hotel. Alasan lain adalah ia ingin sayur yang ditanamnya itu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, keluarga dan kerabat dekat diri dan istrinya.

Dulunya Hobi, Kini Tanaman Hidroponik Jadi Mata Pencaharian“Mereka minta terus mas, tapi saya tidak kasih karena kalau saya kasih mereka semua habis ini,” katanya sambil sedikit berkelakar.

Selama melakoni aktivitas ini ia sudah mendapatkan hasil panen sekitar 100 kg dengan nilai penjualan sekitar Rp10 juta dan harga jual perpohon sayurnya Rp3.000,- . Untuk satu etalase media hidroponik ada sekitar 868 lubang dan jumlah lubang keseluruhan saat ini ada sekitar 4.000 lubang. sementara jarak setiap lubang pada pipa antara 17-18 cm.

Ambo menjelaskan, jika aktivitas bercocok tanam dengan hidroponik memiliki potensi yang besar bagi perekonomian. Pasalnya modal untuk biaya produksi tidak lebih mahal ketimbang bercocok tanam secara konvensional, apalagi bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan di mana lahan semakin sempit sebagai dampak dari pembangunan.

Ia sendiri sudah menghabiskan modal sekitar Rp30 juta, satu etalase membutuhkan modal sekitar Rp5 juta untuk mengembangkan bisnis ini, meski begitu ia yakin modal yang dikeluarkan akan kembali dengan keuntungan hasil penjualan apabila dirinya sudah dapat memproduksi lebih banyak dalam setiap bulannya. Sehingga, nantinya bukan hanya memenuhi kebutuhan skala rumah tangga namun juga sampai ke industri jasa maupun pertambangan.

“Setiap bisnis pasti ada modal, tapi kan kita sudah bisa perhitungkan seperti apa potensinya kedepan, saya yakin ini potensinya sangat besar, rencana saya mau buka lagi dekat rumah sini bersama siswa SMKN 5 Kendari yang memang dari jurusan pertanian,” tukasnya.

Dulunya Hobi, Kini Tanaman Hidroponik Jadi Mata Pencaharian
Tanaman Sayur Sawi Pagoda

Selain menanam sayuran, dalam waktu dekat ini ia akan menanam tomat sayur dan cabai. Sebab permintaan terhadap komiditi ini juga cukup tinggi di masyarakat dan menjadi kebutuhan penting dalam dapur rumah tangga. Kemudian, guna menghasilkan sayuran yang berkualitas ia akan membangun green house. Green house dapat mengurangi kegagalan tanaman akibat hama.

Proses Menanam menggunakan Hidroponik

Dalam kesempatan ini juga Ambo menjelaskan proses penanaman menggunakan media hidroponik, ada tiga tahap yang harus dilakukan yakni proses penyemaian benih kemudian proses penyeleksian bibit yang sudah tumbuh. Bibit yang yang memenuhi syarat akan langsung dipindahkan ke media tanam dan dilakukan perawatan intensif. Hal penting yang harus diperhatikan dalam proses perawatan tanaman hidroponik adalah kandungan Ph air dan kebutuhan nutrisi ab mix.

Dulunya Hobi, Kini Tanaman Hidroponik Jadi Mata Pencaharian
Sayur Sawi Pakcoy

“Yang perlu diperhatikan itu siklus airnya harus diganti 3 kali sehari itu penting karena air merupakan media penggati tanah. Pegantian siklus air yang berputar menggunakan mesin akan mengatur ph dan kebutuhan nutrisi tanam, dalam sehari saya butuhkan air sekitar 100-150 liter,” pungkasnya.

Selain itu, untuk memulai bercocok tanam hidroponik harus diawali dengan niat dan memiliki rasa cinta dan sayang terhadap tanam, pasalnya diakui Ambo sudah banyak teman bahkan saudaranya sendiri mencoba melakukan proses tersebut, namun hanya sekali panen setelah itu berhenti dan tidak menanam lagi termasuk sejumlah kerabat dekatnya. Bahkan ada yang sebelum panen sudah tidak memperhatikan tanamannya.

Sehingga menurutnya, sulit bagi masyarakat yang tidak memiliki passion terhadap pertanian atau tanaman untuk memulai aktivitas yang digelutinya tersebut meskipun siap menggelotarkan modal untuk membuat media tanam, pembelian bibit dan nutrsi ab mix.

“Ada beberapa teman bahkan saya yang bangunkan etalasenya, hanya itumi mas mereka menanam tapi tidak bisa menjaga sehingga satu kali ji panen setelah itu sudah berhenti. Memang susah kalau kita tidak cinta dan sayang sama tanaman,” imbuhnya.

Harapan

Pria lulusan jurusan S1 Ilmu Hukum di Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) ini pun berharap kepada pemerintah agar sistem tanam hidrponik dapat menjadi perhatian agar ada kebijakan bagi para petani untuk mengembangkan sistem tanam ini, ia sendiri sudah membuktikan jika hanya berawal dari hobi namun kini menjadi mata pencahariannya, apalagi para petani yang memang menjadi pekerjaan mereka sehari-hari.

Dikutip dari hidroponikuntuksemua.com, berikut ini adalah beberapa peralatan hidroponik yang perlu anda ketahui jika anda mau memulai menanam dengan sistem hiroponik:

1. Netpot adalah istilah untuk wadah atau pot tanaman yang biasanya berukuran kecil dan berlubang. Netpot merupakan salah satu peralatan hidroponik sederhana yang sebenarnya dapat kita buat sendiri di rumah. Untuk mengganti netpot kita dapat menggunakan gelas plastik bekas air mineral atau gelas plastik yang sudah tak terpakai lagi dan kemudian dilubangi seperti netpot. Penggunaan netpot dari gelas plastik beas air mineral lebih ekonomis dan tentunya ramah lingkungan.

2. Rockwool adalah salah satu bahan yang biasa digunakan dalam metode tanam hidroponik yang berfungsi sebagai media tanam. Rockwool terbuat dari batuan basalt yang dipanaskan dengan suhu yang sangat tinggi hingga membentuk busa dan teerbentuklah rockwool. Rockwoll digemari karena sifatnya yang permanen, daya serap airnya baik dan mudah diaplikasikan.

3. pH meter kadar keasaman larutan nutrisi dan media tanam perlu dijaga untuk memastikan pertumbuhan tanaman yang optimal. Untuk mengetahui kadar pH media tanam atau nutrisi digunakanlah pH meter.

4. Benih bisa dikategorikan sebagai peralatan yang dibutuhkan dalam metode hidroponik meskipun sebenarnya benih adalah bahan dan bukan suatu alat. Bibit tanaman hidroponik hampir sama dengan bibit tanaman untuk metode tanam lainnya. Saat ini sudah banyak produsen dan toko-toko yang menyediakan bibit tanaman khusus pertanian atau perkebunan hidroponik. Saat memeilih benih sebaiknya perhatikan sisi kualitas dan ekonomisnya terutama jika anda ingin memproduksi tanaman untuk tujuan komersil.

5. Selain netpot dan wadah bak plastik untuk menempatkan tanaman, dalam metode hidroponik sedrhana dibutuhkan wadah untuk menampung air dan nutrisi yang terlarut. Bak atau ember plastik dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Pilihlah bak atau wadah plastik yang tidak bocor dan jangan lupa untuk membersihkannya sebelum digunakan.

6. Pipa Paralon tidak hanya bak atau wadah plastik saja yang dapat digunakan untuk menampung air atau nutrisi yang diperlukan tanaman dalam metode hidroponok. Pipa paralon bekas dengan ukuran yang cukup besar dapat digunakan untuk menampung air dan nutrisi hidroponik.

7. Sterofoam biasanya digunakan untuk meletakkan netpot atau wadah tanaman dan menahannya agar posisinya tetap stabil. Biasanya dalam metode hidroponik sterofoam akan dilubangi sesuai dengan ukuran netpot atau pot tanaman yang akan dimasukkan kedalamnya.

8.sumbu panel untuk menyalurkan nutrisi pada tanaman, dalam metode hidroponik diperlukan sumbu. Sumbu yang digunakan untuk menyalurkan nutrisi pada tanaman tersebut dapat dibuat dari kain flanel atau kain panel maupun sumbu kompor yang memiliki daya serap air yang cukup tinggi.

10. Nutrisi adalah salah satu peralatan yang juga dapat dikategorikan sebagai bahan dalam metode tanam hidroponik. Nutrisi yang dimaksud disini adalah formula mineral atau zat-zat hara yang telah diramu sedemikian rupa untuk menumbuhkan suatu tanaman. (a/sf)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini