ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Usaha industri rumahan olahan tahu di Desa Lambusa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) dipastikan banyak tak memiliki izin usaha. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Konsel, I Putu Darta di Andoolo, Kamis (11/3/2021).
Darta mengatakan, para pengusaha tersebut semestinya wajib mengurusi izin nomor induk berusaha (NIB), izin lingkungan, izin industri rumah tangga, rekomendasi dari dinas kesehatan terkait usaha produk makanan, serta izin usaha perdagangan.
“Sanksinya kalau tidak memiliki izin dimaksud adalah penutupan usaha, karena bukan saja bermasalah dangan lingkungan juga persoalan kesehatan makanan, sehingga perlu diuji klinis produknya,” katanya.
Darta mengakui, industri olahan tahu memiliki risiko sedang. Pasalnya, limbah olahan yang ditimbulkan memiliki bau tak sedap yang dapat mengganggu kenyamanan lingkungan.
“Jadi memang mereka mestinya memperhatikan hal itu (izin), terutama terkait dengan izin pengelolaan lingkungan. Sehingga nanti bagaimana mengelola limbah itu biar tidak mengganggu lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Meski begitu, Darta tak mengetahui secara rinci total jumlah usaha olahan tahu diwilayah tersebut yang belum memiliki izin. Ia menyebut, tak sulit bagi masyarakat yang ingin menerbitkan izin karena dapat diakses secara online.
“Dengan memiliki IUMK pelaku usaha mikro dan kecil mendapatkan kepastian hukum dan sarana pemberdayaan dari pemerintah. Sehingga, pelaku usaha mikro dan kecil dapat mengembangkan usahanya,” paparnya.
Darta berjanji akan melakukan pengecekan untuk mengedukasi masyarakat dan memberikan pelayanan perizinan. Terkait izin-izin yang membutuhkan komitmen, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan beberapa dinas terkait.
Sebelumnya diberitakan, kondisi sungai di Desa Lambusa, Kecamatan Konda memprihatinkan. Sungai di wilayah itu diduga tercemar limbah industri rumahan pembuatan tahu dan tempe yang banyak dilakukan warga setempat.
Pantauan Zonasultra.Com, sungai di Desa Lambusa berubah warna keputihan (seperti cucian air beras) dan berbau tak sedap. Tidak ada ikan terlihat hidup di sekitar sungai. Di area tertentu yang aliran airnya melambat dan sedikit dalam, terlihat sekumpulan endapan seperti lumut yang berubah warna.
Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya sampah basah dari warga yang dibuang langsung ke sungai. Belum lagi lubang penampungan sampah dan kandang ternak berada di dekat bibir sungai. (B)
Kontributor: Erik Ari Prabowo
Editor: Muhamad Taslim Dalma