ZONASULTRA.COM, KENDARI – Korban skimming nasabah Bank Negara Indonesia (BNI) didominasi pengguna kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) cip, padahal kartu dengan teknologi cip ini dijamin aman ketimbang kartu pita magnetik.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) Mohammad Fredly, Nasution mengatakan, karena saat ini kartu debit yang menggunakan cip masih terdapat pita magentik pada sisi belakang kartu. Sehingga, masih berisiko direkam oleh pelaku skimming.
Baca Juga : 36 Nasabah BNI Korban Skimming Didominasi Pengguna Kartu ATM Cip
“Jadi kita masih dual, nanti kalau mau lebih aman harus atm cip murni. Itu mitigasi risiko lebih kecil,” kata Fredly melalui kegiatan BIJAK OJK Sultra di Kendari, Selasa (21/1/2020).
Sementara itu, Kepala Tim sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah BI Sultra, Irfan Farulian mengungkapkan, kejahatan digital tidak pernah berhenti dalam menyasar berbagai kalangan. BI terus berupaya agar masyarakat mewaspadai terjadinya skimming yang menyebabkan transaksi keuangan di buku tabungan langsung terdebet.
Ia juga mengakui bahwa meski kartu ATM sudah diberikan tingkat pengamanan berupa teknologi cip, buktinya masih bisa dibobol atau belum aman dari skimming. Perihal itu, hari ini, Selasa (21/1/2020) BI memanggil BNI agar memberikan penjelasan terkait kejadian tersebut.
Irfan juga menyebutkan bahwa saat ini proses pemindahan kartu ATM pita magentik ke cip murni dalam masa transisi dan ditargetkan 2024 penggunaan kartu ATM cip murni sudah terealisasi.
“Untuk menghindari terjadinya Skiming, nasabah harus waspada melakukan transaksi, hindari transaksi diwaktu luar jam operasional, mengawasi keamanan di tempat-tempat transaksi,” ungkap Irfan ditemui di ruangannya, Senin (20/1/2020).
Baca Juga : Cegah Skimming, OJK Sultra Sarankan Pakai Kartu ATM Cip
Untuk diketahui, Sabtu (18/1/2020) lalu sejumlah nasabah BNI menjadi korban skimming, Salah satu nasabah BNI Kendari melalui akun Facebook-nya Apung Arambotu mengeluhkan kejadian ini. Ia menuliskan, “Para nasabah Bank BNI, silahkan cek saldo anda, untuk sementara BNI tidak aman, karna tiba2 masuk SMS bengking penarikan sampe isi rekening habis,” ungkapnya pada dinding postingannya.
“Yang membuat aneh berita penarikan sampe angka Rp3000.000. sementara rata2 di ATM jumlah penarikan sebesar 2.500.000. Ada apa dengan BNI? Menurut saya pihak BNI harus bertanggung jawab atas raibnya uang nasabah,” ujarnya.(B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abd Saban