ZONASULTRA.COM,LASUSUA-Jasad Brigadir Dua (Bripda) Fathurrahman Ismail kini dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya, di Desa Ponggiha Kecamata Lasusua, Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra). Bintara muda ini meninggal dunia dengan ironi, Senin (3/9/2018) dini hari tadi. Ia diduga dianiaya dua seniornya.
Rumahnya di Ponggiha kini sudah mulai dipadati pelayat. Kerabat, keluarga dan karib sang bintara satu persatu datang menyampaikan bela sungkawa kepada pasangan Ismail Marzuki dan Nurbaiti, orang tua Bripda Fathurrahman. Sebuah tenda berwarna biru sudah terpasang. Jasad sang polisi muda baru akan tiba sekira pukul 16.00 Wita, Senin (3/9/2018) sore ini.
“Dia itu baru enam bulan terima gaji sebagai polisi, lulus 2016 lalu,” kenang Haidir, sepupu Bripda Fathurrahman saat ditemui zonasultra.id di rumah duka. Katanya, kerabatnya itu lulus tahun 2015 lalu dari SMAN 1 Lasusua. Hanya saja ia memutuskan untuk istirahat setahun.
Rencananya, tahun 2016 lalu ia akan mendaftar kuliah di Universitas Hasanuddin, dan mengmabil jurusan teknik. “Tapi dia ikut tes polisi juga tahun 2016, dan ternyata lulus. Setelah itu dia ikut pendidikan,” tambah Haidir.
Polisi kelahiran tahun 1997 itu oleh kawan-kawannya akrab disapa Fathur. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya juga adalah seorang polisi yang kini bertugas di Polres Kolut. Ia dikenal sebagai seorang pribadi yang baik, dan penurut.
Rencananya, jasad polisi berusia 21 tahun itu akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Indawe, Kolaka Utara, Senin sore nanti. “Orang tuanya shock kasian. Bagaimana kasian baru selesai pendidikan polisi, gajian baru enam bulan, sudah meninggal mi,” tambah Haidir.
(Berita Terkait : Diduga Dianiaya Dua Seniornya, Bintara Polda Sultra Tewas)
Informasi mengenai Fathur diterima keluarganya sekira pukul 02.00 Wita Senin (3/9/2018), dinihari. Tanta Fathur mengaku menerima telepon dari seseorang yang tidak dikenalnya dan mengabarkan bahwa keponakannya itu sedang berada di rumah sakit.
“Itu tante terimah telpon katanya dari lettingnya tapi begitu ditanya namanya dia (penelpon) tidak mau menyebut nama. Jadi kita kira penipu,” kata Haidir.
Meski kabar itu dianggap “hoax”, tapi keluarga was-was juga karena peneleponnya tidak mau menyebut nama dan suaranya agak kaku. Keluarga kemudian mencari informasi ke rekannya yang lain dengan menghubungi kakak korban yang juga bertugas di Polres Kolut.
“Penelpon itu cuman mengaku temannya. Nanti kami pastikan bahwa kejadiannya benar, setelah ada temannya yang lain dihubungi bahwa Fatur meninggal dunia sudah berada di rumah sakit,” ujarnya.
(Berita Terkait : Ini Penyebab Meninggalnya Bintara Polda Sultra)
Setelah mendapat kabar tersebut, pihak keluarga korban langsung menuju Kendari untuk mengecek langsung di rumah sakit. “Om yang dari Bombana langsung menuju kendari untuk memastikan kabarnya itu sepupu,” kata Haidir.
Dari keluarga korban yang berada di Kolut, informasi yang diterima dari rekan korban, sebelum meninggal sempat bermain basket kemudian kembali ke barraknya untuk istrahat.(A/SF)