Pembangunan RS Jantung, Upaya Tekan Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung

Pembangunan RS Jantung, Upaya Tekan Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung
RS Jantung Kendari

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Tak lama lagi masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) akan memiliki rumah sakit khusus jantung yang terletak di Kota Kendari. Rumah sakit jantung merupakan salah satu dari tiga mega proyek Gubernur Sultra, Ali Mazi. Dua lainnya adalah jalan wisata Kendari – Toronipa dan perpustakaan modern bertaraf internasional.

Peletakan batu pertama (groundbreaking) rumah sakit jantung ini dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi pada 29 Agustus 2019 lalu. Groundbreaking dilakukan di lokasi pembangunan rumah sakit jantung yang terletak di Jalan Dr. Sam Ratulangi, Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari.

Dalam sambutannya saat groundbreaking, Gubernur Ali Mazi mengungkapkan pembangunan rumah sakit jantung diharapkan bisa membantu menekan angka kematian akibat penyakit jantung di Sultra, dan Indonesia pada umumnya.

“Pembangunan RS Jantung dan Pembuluh Darah ini merupakan cita-cita yang sudah direncanakan sebelum menjadi Gubernur Sultra. Saya memiliki cita-cita membangun rumah sakit jantung, yang kami harapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan kesehatan masyarakat di Sultra,” kata Ali Mazi.

Tahap Awal Pembangunan RS Jantung Dimulai
RS JANTUNG – Peletakan batu pertama (Groundbreaking) Rumah Sakit (RS) Jantung, resmi laksanakan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi. (Randi Ardiansyah/ZONASULTRA.COM)

Ali Mazi menuturkan, tujuan lain pembangunan RS Jantung ini untuk memberikan perhatian bagi pasien dan meningkatkan mutu pelayanan yang maksimal bagi pasien. Terlebih, katanya, angka kematian di dunia akibat penyakit jantung sangatlah tinggi.

Pembangunan RS Jantung ini juga sebagai upaya pemerintahan Ali Mazi – Lukman Abunawas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik, tanpa harus bercampur aduk dengan pelayanan lainnya.

Dengan adanya rumah sakit khusus jantung ini, pelayanan kesehatan khususnya sakit jantung diyakini bisa lebih fokus dan cepat.

Politikus NasDem ini berinisiatif membangun rumah sakit khusus jantung karena melihat banyak warga Sultra melakukan perawatan dan pengobatan jantung di luar daerah, bahkan sampai keluar negeri. Padahal kata dia, di Sultra memiliki pakar-pakar penyakit jantung yang tak kalah saing dengan dokter ahli di luar negeri.

Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi

Ali Mazi“Kalau sudah punya sendiri, tidak perlu berobat hingga ke luar negeri. Hal ini juga akan menambah pendapatan daerah,” kata Ali Mazi.

Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra Pahri Yamsul menerangkan, tahap awal pembangunan RS Jantung ini dimulai dengan proses pemancangan di 861 titik tiang pancang. “Karena Sultra itu rawan gempa, jadi diputuskan 861 tiang pancang,” kata Pahri.

Pembangunan RS Jantung ini direncanakan 17 lantai dengan pendanaan bersumber dari APBD provinsi. Tahun 2019 lalu dialokasikan dana senilai Rp95 miliar, dengan target pengerjaan pembangunan sampai 4 lantai dari total 17 lantai. Diperkirakan rumah sakit ini akan menelan anggaran hingga Rp400 miliar.

Pembangunan RS Jantung, Upaya Tekan Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung

Dengan pembangunan RS Jantung ini, Sultra diklaim akan menjadi daerah pertama yang memiliki RS Jantung terbesar di Indonesia Timur.

Dampak lalu lintas juga menjadi fokus utama pemerintah dalam pembangunan rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah di Kota Kendari. Untuk mengansitipasi dampak tersebut, Pemerintah Provinsi Sultra pun terus berupaya menyelesaikan izin analisis dampak lingkungan (Amdal) rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah.

Pahri Yamsul menjelaskan, pihaknya tengah melakukan finalisasi pembahasan dokumen amdal dan RKL/RPL pembangunan rumah sakit jantung dan pembuluh darah.

“Jadi tadi itu finalisasi amdal kita, karena amdal itu sangat penting dalam pembangunan bangunan. Mudah-mudahan semua sepakat pemerhati amdal,” ucap Pahri Yamsul usai menggelar rapat finalisasi amdal dan RKL/ RPL di salah satu hotel di Kendari, Kamis 30 Januari 2020 lalu.

Dalam rapat tersebut, lanjutnya, tidak hanya membahas terkait dampak lalu lintas dengan adanya RS tersebut. Tetapi juga membahas sejumlah hal, seperti masalah aliran air agar tidak menyebabkan banjir saat hujan deras, serta masalah lingkungan agar tidak terjadi dekradasi.

Pembangunan RS Jantung, Upaya Tekan Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung
RS Jantung Kendari

Pembangunan RS khusus jantung dan pembuluh darah tahap satu telah rampung dilaksanakan. Bangunan setinggi 4 lantai itu telah selesai dikerjakan, pada Desember 2019 lalu. Sementara untuk tahap dua pembangunan gedung setinggi 17 lantai itu, baru akan memasuki proses lelang.

Sebelum rumah sakit tersebut dibangun, Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) untuk pembangunan RS Jantung yang merupakan program unggulan pemerintahan Gubernur Ali Mazi tersebut resmi terbentuk.

Tim ini terdiri dari 7 orang anggota yang berasal dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Mereka dilantik oleh Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir pada Selasa, 28 Mei 2019.

Pahri menjelaskan, pembentukan TABG merupakan aturan Undang-undang yang harus dilaksanakan untuk menunjang kelancaran proses pembangunan RS Jantung, yang akan dibangun di Kota Kendari.

“Jadi sesuai undang-undangan itu, semua gedung di atas 8 lantai itu harus ada persetujuan dari TABG dan itu aturan. TABG ini adalah pakar-pakar dalam pembangunan gedung, sesuai bidang masing-masing,” kata Pahri.

Pahri menyebutkan, TABG yang dibentuk oleh Wali Kota Kendari terdiri dari pengarah TABG yang dijabat oleh Pahri Yamsul sendiri, Ketua TABG Arifuddin Akil yang merupakan ahli aksitektur, Prof. M. Wihardi Tjaronge yang merupakan ahli struktur, Tri Hariyanto ahli geoteknikal, Prof Ansar Suyuti ahli elektrikal, Prof Andi Wardihan Sinrang ahli ilmu kedokteran serta Zunuddin Kasim perwakilan Pemprov Sultra yang juga masuk sebagai anggota TABG.

TABG nanti berfungsi sebagai penanggung jawab pembangunan gedung RS Jantung. TABG juga bertanggung jawab atas seluruh kelayakan bangunan gedung.

“Jadi nanti misalnya ada apa-apa, mereka yang bertanggung jawab. Itulah gunanya TABG, mereka ini adalah ahli bangunan, dan bukan orang sembarang mereka punya sertifikat keahliannya. Mereka semua ini dari Unhas Makassar,” kata Pahri.

Studi Banding ke Jerman

KUNJUNGAN KERJA -Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi beserta rombongan saat ini tengah berada di Jerman untuk kunjungan kerja ke RS Bad Oeynhausen, salah satu rumah sakit jantung terbaik di negara itu. Wali Kota Kendari Sulkanain juga turut dalam rombongan gubernur tersebut. (Foto : Istimewa)

Sebagai bentuk keseriusan Pemprov Sultra membangun rumah sakit khusus jantung ini, Gubernur Ali Mazi bersama rombongan pada pertengahan Desember 2019 lalu melakukan studi banding ke Jerman, tepatnya di Rumah Sakit NRW Bad Oenyhausen. Jerman dijadikan lokasi studi banding karena dinilai memiliki rumah sakit jantung terbaik dengan segala fasilitas di dalamnya.

Wali Kota Kendari Sulkanain juga turut dalam rombongan gubernur tersebut. Sulkarnain mengungkapkan agenda kunker tersebut untuk menjalin kerjasama pengelolaan RS jantung yang tengah dibangun Pemprov Sultra di Kendari. Sebagai Wali Kota Kendari, ia pun ikut dalam kunker ini.

“Kerja sama yang dilakukan mencakup manajemen pengelolaan rumah sakit, baik tenaga medis dan dokter, juga terkait peralatan medis yang akan digunakan,” kata Sulkarnain.

Ia juga mengungkapkan secara pribadi sangat mengapresiasi langkah Pemprov Sultra membangun rumah sakit khusus jantung.
Menurut Sulkarnain, Gubernur Ali Mazi telah melakukan loncatan besar untuk memajukan Sultra. Mewakili masyarakat Kota Kendari, Sulkarnain mendukung rencana menghadirkan fasilitas kesehatan yang sangat modern, khususnya rumah sakit jantung.

“Komitmen beliau untuk belajar dari yang terbaik di dunia adalah langkah yang sangat visioner. Setelah menghadiri langsung pertemuan manajemen RS Bed Oeynhausen, ia menjadi sangat yakin bahwa cita-citanya tersebut akan segera terealisasi di Kota Kendari,” tambah Sulkarnain.

Dikatakan Sulkarnain, ada hal menarik yang menyita perhatian Ali Mazi beserta rombongan saat kunjungan kerja di Rumah Sakit NRW Bad Oenyhausen, Jerman. Rombongan bertemu dengan dokter spesialis jantung asal Indonesia bernama dr. Nafilah.

Rombongan pun sangat antusias ketika bertemu langsung dengan spesialis jantung berdarah Indonesia itu. Apalagi dr. Nafilah satu-satunya dokter berbusana muslim di rumah sakit tersebut.

Rombongan Kunker Ali Mazi di Jerman Bertemu Spesialis Jantung Berhijab Asal Indonesia
FOTO BERSAMA – Wali Kota Kendari, Sulkarnain saat bertemu dengan dokter spesialis jantung asal Indonesia bernama dr. Nafilah, Selasa (17/13/2019). (Foto : Istimewa)

Sulkarnain bersama rombongan juga sempat berbincang-bincang dengan dr. Nafilah perihal pekerjaannya sebagai dokter di Jerman yang sudah 10 tahun lebih.

Sulkarnain mengaku Ali Mazi sempat memberi tawaran khusus kepada Nafilah untuk mengelola RS Jantung yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan di Kota Kendari.

RS khusus jantung ini diharapkan akan memberi kemaslahatan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara, dan umumnya bagi masyarakat di luar provinsi terutama dari kawasan timur Indonesia.

Dewan pun mendukung rencana pembangunan rumah sakit khusus jantung ini. Hal ini dianggap sebagai langkah maju yang direncanakan oleh pemerintah provinsi (Pemprov) dan patut mendapat dukungan dari legislatif.

Kehadiran rumah sakit khusus jantung dinilai akan berdampak positif terhadap eksistensi pembangunan di sektor kesehatan. Ini yang harus diberikan apresiasi untuk kemajuan suatu daerah. (Adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini