ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam sepekan ini masyarakat di Sulawesi Tenggara (Sultra) direpotkan dengan langkanya gas elpiji 3 kilogram. Hal itu menyebabkan terjadinya kenaikan harga gas melon di tingkat pengecer yang mencapai Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per tabung.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII M. Roby Hervindo menjelaskan, Pertamina terus melakukan monitoring kebutuhan elpiji 3 kg di masyarakat, termasuk Sultra agar tersedia dengan stok yang mencukupi. Meski begitu, pasokan gas melon itu tidak bisa langsung ditambahkan karena alasan cepat habis di tingkat pangkalan resmi Pertamina.
Pasalnya elpiji 3 kg merupakan barang bersubsidi yang jumlahnya dibatasi sesuai alokasi anggaran pemerintah di setiap wilayah di Indonesia.
“Kami mengatur pasokan berdasarkan jumlah alokasi yang ditetapkan pemerintah,” ungkap Roby kepada zonasultra.id, Jumat (20/4/2018).
Pihaknya mengimbau agar masyarakat membeli elpiji 3kg di pangkalan resmi Pertamina. Sehingga harganya sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp17.900 per tabung. Adapun pengecer, bukan distributor resmi Pertamina sehingga tidak berada di bawah pengawasan mereka.
(Berita Terkait : Tingginya Permintaan Jadi Penyebab Kenaikkan Harga Gas Elpiji 3 Kg di Konut)
Pertamina tidak dapat mengatur, mengawasi dan memberikan sanksi bagi para pedagang gas eceran yang menjual di atas harga tersebut. Untuk itu pihaknya bekerja sama dengan disperindag setempat melakukan pengawasan pada pengecer karena pemda memiliki regulasi jelas untuk pemantauan harga di pasaran.
“Kami tidak memiliki kewenangan mengatur pengecer. Alangkah baiknya, jika pemda bisa mengatur semacam HET untuk tingkat pengecer juga. Sehingga harga tidak melambung tinggi, bisa terkendali,” tukasnya.
Berdasarkan pencatatan Pertamina untuk periode Januari- Maret 2018, rata-rata penggunaan elpiji 3kg di Kota Kendari mencapai 3.300 metrik ton per bulan serta realisasi hingga April 2018 sudah ada 312.000 tabung elpiji telah disalurkan.
Sedangkan se-Sultra Pertamina sudah menyalurkan 1 juta tabung hingga April 2018 dengan alokasi tahun 2018 38.642 metrik ton.
(Berita Terkait : Gas Elpiji di Kendari Langka)
Sepekan ini sejumlah pangkalan resmi elpiji 3 kg di Kota Kendari mengeluhkan stok gas yang diberikan cepat habis karena diserbu konsumen.
Pemilik Pangkalan Elpiji 3 Kg di Jalan Edi Sabara By Pass Kendari, Sitti Inayah (45) mengatakan, permintaan warga akan gas lumayan tinggi, tetapi dari Pertamina hanya memberikan jatah di pangkalannya sebanyak 100 tabung. Sehingga, saat masuk ke pangkalan, gas langsung habis diserbu konsumen.
“Kalau jatah hanya satu minggu sekali itu sangat susah. Kadang lima atau enam hari baru ada gas. Biarpun habis dan kita minta, tidak dikasih,” jelasnya saat ditemui di Kendari, Kamis (19/4/2018).
Dia mengaku pernah mendapatkan jatah lebih banyak, namun akhir-akhir ini malah berkurang. Berdasarkan penuturannya, gas terakhir kali masuk ke pangkalan pada Selasa 17 April 2018.
Salah seorang ibu rumah tangga, Lena (50) mengaku akhir-akhir ini sulit mendapatkan gas melon. Sekalinya mendapatkan gas harganya malah mencapai Rp25 sampai Rp30 ribu per tabung di tingkat pengecer. Padahal biasanya ia membeli dengan harga Rp23 ribu per tabung di pengecer. Sementara, di pangkalan atau SPBU Rp18 ribu per tabung.
“Susah carinya, tiba dapat juga harganya mahal Rp30 ribu. Selasa lalu ada di pangkalan, tapi langsung habis diserbu sama pembeli lainya. Pernah ada pengecer ambilnya 10 sampai 20 tabung. Padahal itu kan hak untuk masyarakat kurang sejahtera. Bukan untuk pengecer,” ujarnya. (A)