Pesona Wisata Ngakri-Ngakri, Kampung Bali di Kota Baubau

461
Peduli Gempa Cianjur, Polsek Onembute Gelar Salat Gaib dan Doa Bersama
NGKARI-NGKARI- Foto permandian kolam di Kelapa Gading, Kelurahan Ngkari-ngkari di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). (ZONASULTRA.ID)

ZONASULTRA.ID, BAUBAU – Tak hanya dikenal sebagai Negeri Seribu Benteng, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) ternyata menyimpan sebuah keunikan bernama Kampung Bali yang terletak di Kelurahan Ngakri-Ngakri, Kecamatan Bungi.

Ngakri-Ngakri sering disebut Kampung Bali karena 98 persen penduduknya adalah orang Bali. Mereka datang ke Kota Baubau melalui program transmigrasi Swakarsa Mandiri periode 1978.

Berlokasi sekitar 18 km dari pusat Kota Baubau, Kelurahan Ngakri-Ngakri memiliki beberapa tempat wisata, salah satunya wisata kolam renang Kelapa Gading. Objek wisata ini dikelola oleh warga setempat bernama I Nyoman Suradana.

I Nyoman Suradana mengatakan, dirinya tertarik membuat tempat wisata itu karena lahannya tidak bisa digunakan untuk sawah. Lahan tersebut merupakan lahan gambut yang kedalamannya lumayan.

Nama Kelapa Gading dipilih karena di sekitar objek wisata itu terdapat banyak kelapa gading.

“Ini lahan pemberian orang tua saya. Dulu masih hutan sekitar tahun 1995. Mungkin karena pengaruh ada mata air, saya liat kok ini mata airnya tidak pernah berhenti. Jadi lahan ini saya jadikan kolam ikan sekitar tahun 2.000-an. Setelah itu saya coba datangkan pengunjung dan tiap minggu ramai mereka mancing,” terang I Nyoman Suradana pada tim zonasultra.id.

Usai membuat kolam ikan, inisiatif Nyoman Suradana kembali muncul untuk membuat kolam renang. Karena kekurangan modal, ia hanya membuat satu kolam renang saat itu. Kolam itu mulai dibuka pada 2004.

Pesona Wisata Ngakri-Ngakri, Kampung Bali di Kota Baubau
Kolam Kelapa Gading

Ia tertarik membuat kolam renang ini karena awalnya belum ada yang membuatnya. Ia beranggapan orang-orang bisa jenuh dengan pantai.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

“Ini pakai uang hasil pinjaman di bank, pertama Rp200 juta. Saya bertengkar sama istri sampai 4 bulan gara-gara bikin ini. Namun tekad saya kuat dan harus membuatnya. Setelah rampung, saya bukalah kolam ini tiap minggu, dan ternyata ramai,” akunya.

Seiring berjalannya waktu, Nyoman Suradana terus membenahi dan melengkapi fasilitas kolam renangnya. Ia menambahkan gazebo, bebek-bebek, dan fasilitas lainnya.

Pesona Wisata Ngakri-Ngakri, Kampung Bali di Kota Baubau
Kolam Bali Blessing

Nyoman Suradana mematok uang masuk ke kolamnya Rp10 ribu untuk anak-anak dan dewasa Rp15 ribu. Mereka sudah bisa menggunakan semua fasilitas, termasuk gazebo, dan juga boleh membawa makanan dari luar.

Untuk mancing hitungannya sesuai hasil tangkapan. Jika dapat sekilo senilai Rp50 ribu. Ada beberapa jenis ikan, yakni ikan koi, bawal, nila, dan gurame.

“Pengunjung saya tidak tahu juga kenapa mereka mau ke sini padahal tempatnya jauh dan pedalaman. Ada yang bilang karena airnya jernih, karena airnya terus berganti, karena mata airnya tak pernah berhenti mengalir,” ungkapnya.

Semenjak dibuka kurang lebih 7 tahun, Nyoman Suradana mengaku bisa menyambung hidup, bahkan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Saat ini ia memiliki 12 karyawan. Ada masyarakat lokal, ada juga dari luar.

Ke depan ia ingin membangun fasilitas penginapan di Kelapa Gading yang luas kawasannya sekitar 3 hektare itu. Namun, ia masih terkendala biaya. Untuk membangun Kelapa Gading dari awal hingga saat ini, Nyoman Suradana sudah menggelontorkan uang sekitar Rp2 miliar.

Ia pun berharap pemerintah melirik objek wisata tersebut dengan membantu memperbaiki jalan, walaupun jalannya milik pertanian.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Pesona Wisata Ngakri-Ngakri, Kampung Bali di Kota Baubau

“Saya pernah bilang kepada pariwisata untuk kerja sama, misal pemerintah aspal jalan, jadi mereka bisa ambil alih parkiran agar ada pemasukan bagi pemda. Parkiran lumayan motor Rp2.000 dan mobil Rp5.000,” ucapnya.

Sementara Lurah Ngakri-Ngakri I Ketut Sumitra mengaku mendukung wisata di Ngakri-Ngakri yang dikelola oleh sekelompok masyarakat milik pribadi.

Pasalnya, geliat wisata di Ngakri-Ngakri juga mendongkrak perekonomian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misal, buah dan sayuran milik warga sangat laris dibeli pengunjung yang datang ke sini.

Pesona Wisata Ngakri-Ngakri, Kampung Bali di Kota Baubau
Kolam Little Bali

Di kelurahan ini, kata Ketut Sumitra, masyarakat memiliki toleransi yang tinggi. Misal ketika hari raya Nyepi bagi umat Hindu, masyarakat yang beragama lain ikut menghormati dengan tidak keluyuran dan lainnya.

“Kalau Nyepi jalannya ditutup semua selama 24 jam, besoknya buka lagi. Banyak juga selain Bali yang ingin menyaksikan rangkaian perayaan Nyepi yakni saat Ngrupuk menghadirkan ogoh-ogoh sebagai simbol Bhuta Kala sekaligus menunjukkan kreativitas seni dalam budaya Bali,” ujarnya.

Ia menilai di wilayah ini perlu mengembangkan agrowisata sebagai penunjang daya tarik wisata lainnya yang ada di Ngakri-Ngakri. “Karena pengunjung datang sering ambil foto di persawahan,” ujarnya.

Di Kelurahan Ngakri-Ngakri terdapat 600 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 2.300-an. Mayoritas penduduk adalah petani.

Selain Kelapa Gading, daya tarik wisata yang ada di Ngakri-Ngakri lainnya adalah Little Bali dan Bali Blessing yang rata-rata milik pribadi atau perorangan. (*)


Kontributor: Ilham Surahmin
Editor: Muhammad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini