ZONASULTRA.ID – Jika berkunjung ke Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), jangan lewatkan mengunjungi Desa Gaya Baru di Kecamatan Lapandewa. Pasalnya, di desa berpenduduk 1.560 jiwa ini terdapat salah satu destinasi wisata yang menarik. Namanya Waburi Park.
Waburi Park terletak di tebing. Lokasi ini memberi nilai tambah pada objek wisata satu ini. Pengunjung bisa menyaksikan indahnya pemandangan laut di bawahnya.
Waburi Park memiliki luas sekitar 100×700 meter. Objek wisata ini sudah menjadi aset Pemerintah Desa Gaya Baru.
Dari Batauga, ibu kota Busel, Waburi Park dapat dijangkau dengan menempuh perjalanan sekitar 40 kilometer lewat jalur darat, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Sedangkan dari Baubau, sekitar 50 kilometer lebih.
Baca Juga :
Mengenal Wisata Puncak Ulu Rina di Kolaka, Menawarkan Fasilitas Kolam Renang di Ketinggian
Kepala Desa Gaya Baru, Wa Aua, mengatakan, Waburi Park juga menyimpan cerita tersendiri. Menurut orang terdahulu, ada ceruk sekitar 150 meter di tebing Waburi Park dan terdapat semacam daun dengan cap tangan setinggi 8 meter. Itulah sehingga dinamakan Waburi.
Ada juga kisah seorang ayah dan anaknya yang memasang bubu (alat menangkap ikan). Sang anak hilang saat menyelam dan tidak ditemukan.
Suatu malam suara anak itu muncul dengan mengatakan ‘tidak usah mencari saya, saya ada di area Waburi, saya sudah hilang, jika ingin melihat saya, saya sudah dalam bentuk seperti bunga.’
Menurut Wa Aua, bunga tersebut masih ada hingga hari ini. Hanya tumbuh di area Waburi. Warna kembangnya berubah-ubah, bahkan pernah sampai lima warna.
Wisata Waburi Park ini dikembangkan sejak 2019 dengan menggunakan anggaran dana desa (DD).
Baca Juga :
Menyusuri Ragam Pesona Wisata di Desa Laiba Muna
“Saat itu regulasinya anggaran DD bisa untuk mengembangkan tempat wisata. Sesuai kesepakatan lewat musyawarah, masyarakat sepakat, makanya kita dorong di desa wisata,” terang Wa Aua.
Seiring berjalannya waktu, anggaran yang awalnya sekitar Rp300 juta, menjadi Rp70 juta karena adanya pandemi Covid-19.
“Jadi dialihkan ke bantuan langsung tunai (BLT), sisanya hanya Rp70 juta untuk pengembangan wisata jadi hanya bisa dilakukan penimbunan. Pada 2020 kita coba lagi karena masyarakat menginginkan desa wisata ini pengembangan dilanjutkan maka masuk dana sekitar Rp300 juta. Dari dana itu dibangun dua gazebo serta pemagaran pondasi yang rampung tahun ini. Kurang lebih totalnya sekitar Rp700 juta dari DD,” jelas Wa Aua.
Dari perencanaan sesuai site plan, Waburi Park saat ini progresnya masih 30-40 persen. Ke depan jika rampung nantinya ada vila, kolam renang, dan ruang rapat atau aula. Untuk mencapai 100 persen sesuai site plan, dibutuhkan dana sekitar Rp2 miliar.
Saat ini pemdes sudah menyerahkan pengelolaan desa wisata Waburi Park kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Kami harap BUMDes menjaga dengan baik, melayani pengunjung dengan baik agar meningkatkan PAD desa. Alhamdulillah masyarakat merasakan hal itu,” harap Wa Aua.
Wa Aua mengaku, untuk merampungkan pengembangan wisata ini, kendalanya masih cukup banyak. Selain anggaran, masih sulit memahamkan masyarakat terkait pengembangan desa wisata.
“Mungkin kita akan adakan pelatihan atau studi banding, dll. Contohnya pedagang belum dapat pelatihan, dagangannya belum ada yang khas masih umum yang dijual,” tutupnya.
Wa Aua menambahkan, di sekitar wisata Waburi Park terdapat banyak usaha ikan asin yang digeluti pedagang setempat. Di sini juga terdapat banyak ikan terbang.
Direktur BUMDes Permata Mandiri Hendra mengatakan, tahun ini pihaknya mulai mengambil retribusi atau uang masuk sesuai perdes Rp5.000 per orang.
“Gazebo masih gratis, itu hanya uang masuk. Yang lain belum,” akunya.
Waburi Park buka mulai 8.30 hingga jam 10 malam. Biasanya ramai pada akhir pekan Sabtu dan Minggu. Pengunjung yang datang, kata Hendra, tidak boleh membawa sajam dan miras.
Saat ramai, Waburi Park bisa menampung hingga 7.000-an orang. Menurut Hendra, pihaknya tiap tahun akan membenahi objek wisata ini sehingga pengunjung tak bosan.
“Tiap tahun harus ada berubah, misal 2023 kolam sudah ada di pinggir tebing agar lebih menarik pengunjung,” kata Hendra.
Rencananya nanti ada empat orang untuk membantu pengelolaan di tempat wisata. Hendra berharap Desa Gaya Baru makin dikenal lewat Waburi Park. (*)
Kontributor: Ilham Surahmin
Editor: Muhammad Taslim Dalma