ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejumlah warga yang tergabung dalam kelompok petani Desa Lamara Kecamatan Benua Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) belajar pembuatan gula aren semut.
Jika biasanya untuk pengolahanya petani hanya mengolah menjadi gula merah padat, nah untuk kali ini petani diajar membuatnya menjadi bubuk. Pengolahan nira juga dengan menambahkan ekstrak jahe merah sehingga menjadi gula semut yang instan, enak dan sehat.
“Produk gula semut aren dengan penambahan ekstrak jahe merah ini diharapkan dapat dijadikan menjadi produk gula instan dan sehat serta aman dikonsumsi oleh berbagai kalangan,” ungkap Sugireng, yang mendampingi petani mengolah nira menjadi gula semut Kamis (27/6/2019) di Kendari.
Sugireng yang juga dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mandala Waluya menjelaskan, gula aren semut memiliki banyak khasiat salah satunya dapat mencegah penyakit diabetes karena memiliki indek glikemik yang rendah. Selain itu, juga mengandung antioksidan dengan penambahan ekstrak jahe merah.
Baca Juga : Kementan Ingin Petani di Sultra Kembangkan Tepung Kelapa
Menurutnya, tujuan yang ingin dicapai dari pedampingan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani pembuat gula aren dalam kaitannya dengan nilai tambah produk. Petani diharapkan dapat meningkatkan nilai jual produk olahan aren dibandingkan dengan gula aren dalam bentuk padat.
Karena selama ini, sambungnya, petani aren di desa ini belum mengenal istilah gula semut aren, mereka hanya mengenal gula aren dalam bentuk padatan yang dicetak.
“ Untuk pembuatan gula semut ini, dengan cara mengimplementasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pengolahanya,” tambah Sugireng.
Petani di Lamara sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Salah satu petani Lamingka mengatakan, baru mengetahui ternyata air nira bisa dijadikan gula dalam bentuk bubuk. Sejauh ini gula aren dari Lamara dikirim ke Kota Kendari dan daerah lainya di Sultra. Dengan inovasi baru ini Lamingka dan sesama petani aren di Lamara bisa menjual produknya sampai ke luar Pulau Sulawesi.
“ Jadi ini lebih mudah kalau mau konsumsi gula aren dengan makanan lain tidak perlu lagi diiris khas lainya ditambah ada rasa khas jahe merahnya,” ujar Lamingka
Kegiatan ini juga dihadiri kepala dusun Desa Lamara Amiudin mengatakan, pembuatan gula semut ini dapat dijadikan sebagai salah satu inovasi di Desa Lamara yang dapat meningkatkan pendapatan warga, mengingat di Desa Lamara terdapat banyak warga yang bekerja sebagai petani aren.
Selain Sugireng menjadi pembimbing pelatihan juga terlibat dosen lain seperti Ridia Utami Kasih. Dimana Keduanya merupakan tim dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mandala Waluya bersama kelompok tani aren sepakat memberikan nama produk gula semut aren yang diproduksi dengan nama “Gula Semar” yang berarti gula semut aren.