ZONASULTRA.COM, LANGARA – Salah satu perusahaan tambang di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra) PT. Gema Kreasi Perdana (GKP) kembali menyerobot lahan warga di Desa Roko-Roko Raya pada Selasa (16/7/2019) sore.
Peristiwa sebelumnya juga telah dilakukan perusahaan tambang nikel di Pulau Wawonii ini terjadi pada Selasa (09/07/2019) lalu, mengakibatkan tanaman warga rusak di Kecamatan Wawonii Tenggara.
“Yang tumbang itu tujuh pohon jambu mete yang sudah berbuah, perkiraan besar pohonnya sekitar 40 sampai 50 cm. 20 pohon jambu yang belum berbuah, 9 pohon pisang, dan 3 pohon kelapa,” ungkap La Indi kepada awak Zonasultra.com, Rabu (17/7/2019) di Roko-Roko Raya.
Baca Juga : Perusahaan Tambang di Konkep Diduga Serobot Lahan Warga
Pemilik lahan yang berdomisili di desa Roko-roko Raya ini menuturkan, peristiwa pengerusakan tanaman miliknya itu terjadi pukul 15.00 WITA sore kemarin. Ia dan rekannya kaget ketika sampai di kebunnya, tanaman warisan orang tuanya itu telah ditumbangkan para pekerja PT GKP.
“Saya gemetar setelah saya lihat tanaman saya dibabat habis. Padahal itu tempatku menggantungkan hidup dan biaya sekolah anakku. Pohon jambu mete ini warisan dari orang tua, biasanya saya panen setiap tahun 500 kilo gram,” terangnya.
Sejauh ini, lelaki berusia 42 tahun itu mengaku pihak PT GKP belum mengonfirmasi sebelum membongkar kebun miliknya.
“Tidak pernah ketemu apalagi menjual, saya hanya bersebelahan dengan lahan warga yang menjual. Mereka hanya minta maaf, tapi saya bilang dengan minta maaf kira-kira pohon jambuku mau berdiri kembali, kan tidak,” jawabnya kesal.
Baca Juga : Pencaharian 2.136 Nelayan di Konkep Terancam Bila Tambang Beroperasi
Indi berharap, pihak berwajib tidak menutup mata atas dan menindak tegas pelaku yang telah merusak tanaman miliknya,” kami akan laporkan, tapi masih mau bicarakan dengan keluarga dan teman-temannya,” tukas Indi.
Humas PT GKP, Marlion, dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya mengatakan, kejadian tersebut bukan penyerobotan, namun kekeliruan pihak operator alat berat perusahaan saat melakukan pembersihan di lokasi.
“Bukan menyerobot, operator alat yang keliru saat pembersihan lokasi. Soal tanaman saya belum tahu karena saya tidak berada di lokasi, tapi direktur saya sudah minta maaf langsung ke pemilik lahan,” kata Marlion. (a)
Kontributor : Arjab Karim
Editor : Kiki