ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dia biasa dipanggil Sevyan. Usianya masih 15 tahun. Belum lama ini menjuarai Yamaha Sunday Race 2019 seri 2 di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat (Jabar). Ia mencatatkan diri sebagai pembalap pertama asal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang naik podium di sirkuit tersebut.
Sang ayah, Ringa Jhon bangga memiliki sosok anak pemberani dan mampu bermain apik saat berkompetisi. Menurut Ringa, sang anak sudah hobi motor balap saat berusia 9 tahun, atau masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar. Bukan dipaksa, namun kemauan Sevyan sendiri.
“Waktu kecil dia sering ikut saya turun ke arena balap, di situ dia sering lihat. Lama-lama mulai tertarik dan tentu saya dukung,” kata Jhon saat ditemui zonasultra di kediamannya akhir Juli lalu.
Ibu Sevyan, Sitti Marlina adalah sosok yang paling tidak setuju buah hatinya menjadi pembalap. Risikonya nyawa dan Sevyan merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga mereka.
Baca Juga : BI Gandeng 19 Pesantren di Sultra, Kembangkan Ekonomi Syariah
Marlina ingin putranya menjadi penghafal Alquran. Ia pun menyekolahkan Sevyan di Pesantren SD SMP Islam Terpadu Wahda Islamiyah Kolaka. Di pesentren Sevyan tergolong anak berprestasi. Ia menghafal 5 juz Alquran, sering menjadi imam salat, dan mengikuti berbagai lomba.
Di tempat yang sama, Sevyan membenarkan hobinya adalah balap motor. Ia pun menegaskan kesukaannya kepada dunia balap bukan karena paksaan sang ayah. Perlawanan keras dari sang ibu membuat Sevyan ingin membuktikan ia bisa membanggakan kedua orang tuanya dari arena balap.
Pertama kali turun arena balap perasaan grogi dan takut jatuh selalu menghantui. Lambat laun berkat latihan rutin dan selalu mendengarkan arahan sang manajer, yang tak lain ayahnya sendiri membuat remaja kelahiran Kolaka 7 Februari 2004 itu semakin mantap dan lihai di arena balap.
Berprestasi di dunia balap tak membuat Sevyan lupa dengan sekolahnya dan masa bermain dengan teman sebayanya.
Saat ini ia tercatat sebagai siswa pindahan dari SMA Negeri 1 Kolaka ke SMA Negeri 4 Kendari. Manajemen waktu penting baginya agar pendidikan dan profesinya sebagai pembalap muda berjalan baik.
Baca Juga : Perjuangan Anak-anak dan Lansia Belajar Alquran di Kampung Santri Langkoroni
“Sekolah kan pagi sampai jam 2 siang, sisa waktu itu biasa latihan, namun saat kompetensi bisa minta izin sekolah. Sejauh ini sekolah selalu dukung karena kalau menang saya bawa nama sekolah juga,” ungkap Sevyan.
Torehan prestasi dan turnamen yang telah diikuti Sevyan antara lain Yamaha Cup di Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) posisi ke- 3 tahun 2017, Yamaha Cup Rase 2018 di Semarang, Jawa Tengah (Jateng) podium ke-5 se-Indonesia serta prestasi lainnya skala lokal Sultra.
Meski telah menjelma jadi pembalap muda berprestasi tak membuat Sevyan sombong. Ia tetap rendah hati dan berusaha menjaga sikap saat bersosialisasi dengan sebayanya, dan menempatkan diri seperti remaja lain pada umumnya.
Menjaga waktu salat adalah pesan yang selalu ditekankan kedua orang tuanya, terutama ibu. Peralatan salat selalu dibawanya saat ikut turnamen.
Baca Juga : Santri Asal Kolaka Ukir Prestasi di Musabaqah Quran Tingkat ASEAN
“Jadi kalau mau tanding, ada waktu untuk salat, ya dia salat dulu. Di tempat motornya itu kan ada tirai. Agar kesannya tidak terbilang sombong dari pembalap lain dia tutup tempatnya dengan tirai terus salat. Habis itu tanding,” ujar Jhon.
Ringa Jhon pun bangga melihat anaknya tumbuh seperti itu. Meski terjun di dunia balap, ilmu agama tetap ia pertahankan. Dan ini adalah sesuatu yang di luar dugaan keluarga besarnya.
Membesarkan nama Sevyan menjadi sosok pembalap terkenal asal Sultra bukan pekerjaan yang mudah bagi Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Kolaka itu.
Tenaga dan materi tidak sedikit telah ia keluarkan. Semua demi keinginan besarnya agar anak sulungnya itu menjadi pembalap yang dilirik IMI Pusat dan bisa menjadi andalan Indonesia.
Soal kiblat pembalap keduanya jauh berbeda. Sang ayah menyukai pembalap legendaris asal Italia Valentino Rossi sedangkan sang anak menyukai pembalap muda asal Spanyol Marc Marquez.
“Cita-cita besar saya kalau umur panjang dan ada rezeki saya akan menyekolahkan anak saya setelah lulus SMA di sekolah motor di Italia,” Jhon menegaskan.
Sevyan adalah pembalap kelas MP5 150 CC atau Rookie Pemula B 150 CC. Sejumlah turnamen yang bakal dihadapinya dalam waktu dekat adalah Kerjurnas 24 Polman Sulawesi Barat (Sulbar). Kemudian, Yamaha Enduren Festival pada September 2019 di Sentul.
Sevyan juga mempersiapkan diri mengikuti lanjutan seri ke-3 Yamaha Sunday Race Oktober dan seri keempatnya November tahun 2019 di Sentul.
Harapan Sevyan dan Ringa Jhon
Sevyan berharap pemerintah daerah Sultra membangun sirkuit balap yang bisa menjadi tempat latihan setiap saat, tanpa harus menggunakan jalan umum seperti yang dilakukannya saat ini.
“Latihan saya sekarang di jalan ring road yang di Abeli Sawa, kalau latihan di sana banyak teman-teman juga yang pembalap. Tapi kalau ada sirkuit bisa lebih bagus lagi kita latihan,” kata Sevyan.
Senada dengan sang anak, Ringa Jhon yang memang sudah lama berkecimpung di dunia balap motor mengharapkan pembangunan sirkuit sebagai wadah latihan, dan mencari bibit pembalap handal asal Sultra bisa menjadi perhatian pemerintah.
Menurutnya, Sultra memiliki potensi melahirkan pembalap berprestasi asal mereka diberikan wadah yang representatif. Selaras dengan hal itu, ini juga dapat mengurangi aktivitas remaja yang suka menggelar balap liar di jalan umum saat tengah malam.
“Risikonya besar, mereka itu bukan karena apa balapan, tapi karena tidak punya tempat. Kalau ada tempatnya pasti mereka ingin ikut sehingga bisa dididik,” kata Jhon. (SF/*)