ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Orang tua mana yang tidak iba menyaksikan buah hatinya terbaring menahan sakit yang mendera. Seperti yang dirasakan dua orang bayi mungil di Bombana, SulawesiTenggara (Sultra), Aqmar Nadhif Ramadan dan I Kadek Raysifa Mahardika.
Kini keduanya tengah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bombana dan membutuhkan penanganan cepat, namun terkendala sektor ekonomi.
Dua bayi laki-laki ini hanya memiliki perbedaan usia tiga bulan. Aqmar Nadhif Ramadan yang saat ini menderita usus keluar adalah putera dari pasangan Peto Gau (23) dan Ririn (21) yang merupakan warga Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat. Bayi ini baru saja lahir pada dua pekan lalu yakni Sabtu (4/5/2019), buah hati dari pernikahan Peto dan Ririn tahun 2018 lalu.
Sayangnya, Aqmar harus terlahir dengan kondisi yang berbeda dari kebanyakan bayi pada umumnya. Usus yang membentang keluar pada perut bagian bawah itu terus membesar dan tak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk bertahan hidup. Kondisi ekonomi yang menghimpit ayah dan ibunya membuat penanganannya lambat.
Baca Juga : Dinkes Kendari Identifikasi Penderita Gizi Buruk
” Aqmar sudah seperti ini sejak lahir, awalnya usus yang keluar itu tidak sebesar ini, tapi lama kelamaan bertambah besar, kami juga pusing soalnya pihk medis di Kabaena dan juga RSUD Bombana mengambil tindakan rujuk ke kota Makassar. Namun, kami tidak punya uang untuk membawanya berobat kesana,” rintih Peto di RSUD Bombana, Sabtu (18/5/2019).
Selama Ririn mengandung, lanjut Peto, ia memperlakukan istrinya tersebut dengan baik dan tetap memperhatikan kebutuhannya. Peto mengaku hanya bisa pasrah dan berdoa demi kesembuhan anaknya.
Pria yang kesehariannya sebagai penjual bensin ini setia menemani anaknya selama 1×24 jam. Untuk memberikan suplay ASI (Air Susu Ibu) untuk momongannya itu, ia harus menunggu kiriman ASI dari istrinya dari Kabaena yang kini masih dalam tahap pengobatan usai melahirkan.
” Setiap 3 hari ada susu dari ibunya yang dikirim ke sini. Sebenarnya, saya ingin secepatnya anakku berobat ke Makassar, tapi kami tak punya cukup dana, kami juga masih usahakan,” imbuhnya.
Berbeda dengan penyakit yang dialami I Kadek Raysifa Mahadika putera, buah hati pasangan I Made Warta (45) dan I Wayan Sudri yang terlahir tanggal 27 Februari 2019. Mereka adalah umat Hindu di perkampungan Bali yang terletak di desa Tampabulu, Kecamatan Poleang Utara.
Baca Juga : Kadek Sutawan, Bocah Penderita Gizi Buruk di Konsel
Menurut keterangan orang tuanya, Bayi mereka itu lahir dengan waktu yang normal yakni 9 bulan. Namun, mereka menduga ada kesalahan saat proses persalinan hingga anak kandung mereka menelan air ketuban. Sejak saat itu pun bayi mereka harus mengalami gejala gizi buruk atas kondisi fisik penurunan berat badan secara drastis. Pihak medis setempat pun menvonis I Kadek terlahir dengan status BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
” Awalnya kan anak saya terlahir dengan waktu normal, Sejak saat itu, anak saya mengalami sesak nafas setelah meminum ketuban. Ia lahir dengan berat badan 2,2 kilogram. Tapi sampai masuk di usianya yang ke tiga bulan ini berat badannya hanya mencapai 2,8 kilogram,” kata I Wayan Sudri di RSUD Bombana, Sabtu (18/5/2019).
Di RSUD tersebut, keberadaan mereka adalah memasuki hari ketiga. Namun, mereka kini terkendala pada kondisi ekonomi dan butuh uluran tangan dari pemerintah untuk biaya kebutuhan sehari-hari di rumah sakit itu.
” Kalau anak saya ini sudah di uruskan BPJS nya. Ia pun ditangani secara gratis, tapi kasihan kami tak punya apa-apa untuk biaya makan, minum dan perlengkapan bayi, itu saja kasian,” keluhnya.
I Made Warta suami dari Sudri menyampaikan bahwa sejak awal, ia telah mempersiapkan segala yang ia punya. Namun, penghasilannya tak menentu dan semakin menipis. Ia mengaku hanya bekerja serabutan yang terkadang sebagai buruh tani atau bekerja mengharap upah dari pemilik sawah, begitu pula dengan buruh bangunan.
” Saya sudah berusaha semampu saya untuk menafkahi istri dan anak, tapi saya tidak berpenghasilan menentu, dan semua semakin menipis,” ujarnya.
Direktur RSUD Bombana, Riswanto menjelaskan kondisi atas kedua bayi yang saat ini dirawat oleh tim medisnya. Ia menyebutkan, untuk bayi yang menderita usus keluar itu merupakan bawaan sejak lahir. Proses perawatan pasca kelahiran bayi bernama Aqmar itu sudah dilakukan di Puskesmas Kabaena selama seminggu. Namun, pihak medis di sana harus merujuknya ke RSUD Bombana.
” Bayi ini harus di rujuk ke RSUD Wahidin Kota makassar karena disana punya fasilitas dan dokter bedah anak yang super lengkap. Sebab, penanganan untuk bayi seperti ini harus ditangani penuh kehati-hatian dan itu hanya bisa dilakukan kalangan dokter spesialis ,” kata Riswanto.
Sementara untuk bayi penderita gizi buruk ini perlu dilakukan penambahan suplay gizi yang cukup melalui perawatan medis secara intensif dan berkala.
” Intinya kedua anak ini punya peluang besar untuk disembuhkan, asalkan mendapat penanganan cepat dan asupan gizi yang sembang,” pungkasnya. (a)