Intensitas Hujan Tinggi, Dua Daerah di Sultra Diterjang Banjir

7 Rumah Terseret Banjir Konut, 51 Rumah Masih Terendam
BANJIR - Jalan yang menghubungkan Kecamatan Wiwirano dan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah terendam banjir sepanjang 300 meter dengan ketinggian sekitar empat meter, Senin (21/5/2018). (MURTAIDIN/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Saat intensitas hujan cukup tinggi, beberapa daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) seperti Konawe Utara dan Konawe Selatan selalu terkena ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor maupun banjir bandang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tenggara Sultra Boy Ihwansyah mengatakan, di Sultra ketika intensitas hujan terjadi di atas dua hari berturut-turut pasti akan terjadi banjir.

Menurutnya, jika hal ini selalu terjadi, pasti ada sesuatu yang sudah tidak normal. Sebab, jika hanya karena curah hujan yang tinggi, seharusnya tahun-tahun sebelumnya pasti terjadi banjir.

“Tapi kan sebelumnya belum ada eksploitasi hutan, maupun eksploitasi tambang,” ujar Boy saat ditemui di Kantor BPBD Sultra, Selasa (22/5/2018).

Jika hanya karena diakibatkan intensitas hujan yang tinggi banjir jelas tidak terjadi. Banjir yang terjadi sekarang ini tentu disebabkan ada perubahan yang signifikan di hulu.

Boy menilai, penyebab banjir ini bukan saja karena persoalan curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan meluapnya beberapa sungai yang meluluhlantakkan rumah warga, persawahan, hingga membuat jembatan penghubung serta akses jalan yang terputus.

(Baca Juga : Banjir Terjang Konut, 395 Orang Mengungsi)

Penyebab lainnya juga, karena adanya eksploitasi tambang serta ekploitasi hutan di wilayah terjadinya banjir maupun tanah longsor.

Seperti diketahui pada Senin, 21 Mei 2018 banjir setinggi 4 meter menerjang 3 desa di Kecamatan Langgikima dan Kecamatan Landawe, Konawe Utara akibat meluapnya Sungai Wiwirano.

BPBD Konut mencatat 7 rumah hanyut terbawa arus banjir dan 79 terendam banjir dengan rincian 34 rumah di Desa Polora Indah Kecamatan Langgikima, 20 rumah di Desa Landawe dan 25 rumah di Desa Tamba Kua Kecamatan Landawe.

Pada Selasa (22/5/2018) banjir kembali merendam 13 desa yang berada di Kecamatan Oheo setinggi tiga meter. Tersisa dua desa yang tidak dilanda banjir yakni Desa Tinondo dan Oheo Trans. Ratusan hektare lahan sawah produksi siap panen di kecamatan ini juga terendam banjir.

Jembatan penghubung antara Desa Padalere Utama dan Lamparinga, Kecamatan Wiwirano nyaris ambruk setelah diterjang banjir bandang. Akibat peristiwa itu, dua desa yang dihuni ratusan jiwa itu terisolir sebab air menutup badan jalan.

(Baca Juga : Walhi Sebut Aktivitas Tambang dan Kelapa Sawit Penyebab Banjir Bandang di Konut)

Jalan penghubung darat antara Morowali (Sulteng) dan Sultra juga sempat lumpuh total akibat banjir yang masuk ke ruas jalan mencapai 4 meter. Konut merupakan jalur penghubung darat antara dua provinsi tersebut. Tak ada korban jiwa, akan tetapi kerugian yang diderita masyarakat mencapi miliaran rupiah.

Di Konsel juga terjadi hal serupa karena meluapnya sungai Laeya. Menyebabkan sebagian wilayah di Kecamatan Punggaluku teredam banjir. Namun banjir di Konsel tidak separah di Konut. (A)

 


Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini