Memprihatinkan, Sekolah Dasar di Bombana Hanya Miliki Satu Ruangan

Memprihatinkan, Sekolah Dasar di Bombana Hanya Miliki Satu Ruangan
Sekolah Dasar Swasta (SDS) Batu Sempe di Desa Batu Sempe Kecamatan Mataoleo, Bombana, SulawesiTenggara (Sultra)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Namanya Sekolah Dasar Swasta (SDS) Batu Sempe. Salah satu sekolah yang terletak di Desa Batu Sempe, Kecamatan Mataoleo, Kabupaten Bmbana, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sekolah ini hanya memiliki satu gedung sekaligus satu ruangan yang menampung 50 murid kelas I (satu) hingga kelas IV (enam).

Sekolah yang dirintis sejak tahun 2012 silam ini tentu membuat iba masyarakat di desa tersebut. Siswa siswi di sekolah itu pun tak patah semangat meski harus menjalani proses belajar hingga di teras sekolah. Hanya bermodalkan kemauan serta tekad yang kuat untuk bisa menuntut ilmu demi masa depan mereka.

SDS Batu Sempe dinahkodai salah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) muda bernama La Ode Wahidin. Ia merupakan putera kelahiran Desa Toli-toli Kecamatan Mataoleo, Bombana. Kegesitan yang dimiliki, membuatnya mampu menghandel semua mata pelajaran, termasuk menangani enam kelas di waktu yang bersamaan. Ia hanya didampingi satu orang tenaga guru yang masih berstatus guru tidak tetap (GTT).

Pantauan ZONASULTRA.COM, La Ode Wahidin cukup pandai dalam manajemen kelas. Dimana, satu-satunya gedung yang ada dimanfaatkan juga sebagai kantor guru. Di teras gedung itu dijejeri Kursi, Meja dan Papan tulis untuk murid kelas satu dan kelas dua.

Memprihatinkan, Sekolah Dasar di Bombana Hanya Miliki Satu Ruangan

Sementara di dalam gedung berukuran 4×6 meter itu digunakan untuk mengisi empat kelas yakni kelas tiga, empat, lima dan kelas enam.

Uniknya, La Ode Wahidin mendesain isi kelasnya menjadi dua bentuk dengan saling membelakangi . Kelas tiga dan kelas empat harus menghadap ke arah belakang berhadapan dengan tembok. Sedangkan, kelas lima dan kelas enam menghadap ke depan arah meja guru.

Baca Juga : Perjuangan Anak-Anak di Pelosok Bombana Demi Pendidikan

” Hanya tuhan yang tau, saya tidak bisa jelaskan bagaimana saya mengatur anak didik saya. Saya punya cara tersendiri yang jelasnya semua bisa mendapatkan pendidikan, layaknya sekolah lain yang ada di Bombana,” ungkap Wahidin usai mengajar, Senin (21/1/2019).

Sekolah ini, lanjut Wahidin, memiliki 50 orang murid. Kelas enam berjumlah 8 orang, kelas lima 9 orang, kelas IV sebanyak 7 orang, kelas III, 12 orang, Kelas II berjumlah 6 orang dan kelas satu sebanyak 8 orang.

Awalnya, pihak SDS Batu Sempe meminjam gedung Taman Kanak-Kanak (TK) di desa itu lantaran tidak punya sarana belajar. Namun, kondisi gedung tak bisa lagi dimanfaatkan karena membahayakan bagi siswa akibat kerusakan gedungnya.

” Sebelum berdiri gedung sekolah ini, mereka belajar di gedung TK. Karena sudah rusak juga gedung TK itu belum lagi kalau ada angin musim barat , makanya siswa dialihkan di gedung ini,” katanya.

Memprihatinkan, Sekolah Dasar di Bombana Hanya Miliki Satu RuanganWahidin pun bercerita, ada beberapa orang tua murid yang berinisiatif menbantu pihak sekolah. Mereka berencana patungan mengumpulkan material untuk membuatkan gedung darurat untuk anak-anaknya yang bersekolah di SDS Batu Sempe.

” Saya sangat bersyukur. Selain semangat anaknya bersekolah, orang tua murid pun lebih menggebu asalkan anaknya bisa menjadi insan terdidik,” ceritanya.

Ia terinspirasi dengan salah satu sekolah SD Swasta di Bombana yang baru saja dibangun mendapat kucuran bantuan sarana dan prasana dari pemerintah, begitupula dari para penegak hukum di Bombana.

“Jujur dengan adanya perhatian dari pemerintah di sekolah swasta lain, kami pun menginginkan sekolah ini bisa diperhatikan,” tandasnya.

Dengan segala keterbatasan di sekolah tersebut, Wahidin mengharapkan adanya perhatian besar dari Pemkab Bombana. Ia hanya punya dua permintaan, yakni sarana dan prasarana sekolah dan tenaga guru.

” Sebenarnya, Pemda melalui Diknas Bombana telah melihat kekurangan di sekolah ini dan dipahami. Sebab, sekolah ini masih terkendala pada lahan yang hanya berukuran 40×40 meter persegi,” ungkap Wahidin.

Pihaknya juga telah diingatkan bahwa dalam membangun sekolah itu mesti dilihat bagaimana kedepannya. Jangan sampai ada penambahan gedung lalu bermasalah pada lahannya. (a)

 


Kontributor: Muhammad Jamil
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini