ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bulan Maret 2019 Kota Kendari mengalami deflasi 0,24 persen dikarenakan terjadi penuruan harga komoditi sayuran dan ikan. Padahal, selama ini komoditi tersebut menjadi penyumbang inflasi di Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara (Sultra) pada umumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) Moh Edy Mahmud mengatakan ada 10 komoditi yang menyebabkan terjadi deflasi pada bulan Maret lalu yakni ikan layang turun -0,12 persen, ikan cakalang turun -0,08 persen, bayam -0,07 persen, tomat sayur -0,06 persen.
Kemudian, jantung pisang -0,05 persen, ikan ekor kuning -0,03 persen, daun kacang panjang muda -0,02 persen, ikan rambe -0,02 persen, terung panjang -0,01 persen dan sawi hijau -0,01 persen.
(Baca Juga : Kendari Alami Deflasi 0,09 Persen, Terendah di Indonesia)
Kendati demikian, disebutkan ada 10 pula komoditi yang menahan laju deflasi tersebut karena terjadi inflasi seperti angkutan udara 0,10 persen, beras 0,05 persen, obat dengan resep 0,03 persen, cabai rawit 0,03 persen, bahan bakar rumah tangga 0,02 persen, cumi-cumi 0,02 persen, biaya pengiriman barang 0,02 persen, nangka muda 0,01 persen, bawang putih 0,01 persen dan kacang panjang 0,01 persen.
“Penuruan harga komoditi pangan seperti ikan dan sayur karena produksi saat ini cukup tinggi sementara permintaan sedang menurun, kemarin saat survei tim di lapangan Pelabuhan Samudera (Kendari) menemukan banyak ikan yang dibuang ke laut karena stoknya banyak, di Buton juga kita terima laporan demikian,” kata Edy dalam acara konferensi pers, Senin (1/4/2019) di Aula Vicon Kantor BPS Sultra.
(Baca Juga : Laju Deflasi di Sultra Diperkiran Hingga Maret 2019)
Dari data 82 kota se-Indonesia ada 31 kota mengalami deflasi dan 51 kota mengalami inflasi. Kota Baubau sendiri mengalami deflasi 0,10 persen.
Sebelumnya, Kepala KPw BI Sultra Suharman Tabrani mengatakan, deflasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain berlakunya penurunan tarif listrik, dampak dari penurunan harga BBM pada Februari 2019, meningkatnya produksi ikan tangkap terutama untuk ikan konsumsi domestik, dan mulai masuknya masa panen raya padi pada Maret-April 2019.
“Produksi ikan tangkap juga mengalami peningkatan, bahkan di beberapa daerah hasil tangkapan tidak dapat semua terserap di pasar domestik maupun antar daerah,” ungkap Suharman Tabrani melalui siaran pers resmi BI kepada Zonasultra, Sabtu (16/3/2019) lalu. (A)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Muhamad Taslim Dalma