Banjir di Koltim, Ribuan Ekor Ternak Warga Uluiwoi Hanyut

Banjir di Koltim, Ribuan Ekor Ternak Warga Uluiwoi Hanyut
TERNAK - Banjir yang melanda enam desa di Kecamatan Uluiwoi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebabkan ribuan hewan ternak milik warga (digabungkan) seperti sapi, kambing maupun ayam hanyut terseret arus. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM,TIRAWUTA– Banjir yang melanda enam desa di Kecamatan Uluiwoi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebabkan hewan ternak milik warga seperti sapi, kambing maupun ayam hanyut bersama banjir.

Samsuddin, salah seorang staf kecamatan Uluiwoi mengatakan, jumlah hewan ternak yang hanyut akibat banjir mencapai ribuan ekor bila digabungkan dari enam desa yang ada.

“Bisa mencapai ribuan jumlahnya. Hanya secara pasti belum diketahui karena kami belum mendapatkan data akuratnya. Kami masih fokus melakukan penanganan pasca banjir. Dan juga penyelamatan barang-barang berharga kami,”kata Samsuddin saat dihubungi Senin (10/6/2019).

Dikatakan, tidak hanya ternak, harta benda milik warga sebagian besar tidak terselamatkan. Tanaman perkebunan seperti merica, kakao dan nilam juga menjadi sasaran luapan banjir.

(Baca Juga : Enam Desa di Kecamatan Uluiwoi Koltim Terisolir, Warga Mengungsi ke Gunung)

“Warga sampai saat ini sebagian masih bertahan di pegunungan dan sebagian lagi bertahan di tenda darurat di pinggir jalan yang tidak terjangkau oleh banjir. Di sini kami kekurangan bahan makanan pak. Tiga kios besar yang ada di Uluiwoi stok berasnya sudah sedikit. Tambung gas juga sudah kurang sekali,”ujarnya.

Samsuddin memperkirakan, jika dalam satu atau dua hari ini bantuan makanan tidak didistribusikan ke Uluiwoi maka sebagian besar warga akan kelaparan.

Salah satu desa yang cukup parah juga dilanda banjir adalah Tondowatu. Ajis (34), warga setempat mengungkapkan, banjir akibat luapan sungai Konaweha menyebabkan 9 ekor sapi dan 4 ekor kambing miliknya hanyut terbawa banjir.

“Saat banjir kami hanya bisa menyelamatkan berkas-berkas berharga. Harta benda habis terendam. Hewan ternak habis juga hanyut. Kerugian saya pribadi mencapai ratusan juta. Tetangga saya banyak juga ternaknya dan harta benda yang tidak bisa terselamatkan,” bebernya.

Ajis bercerita, awal banjir terjadi pada Jumat (7/6/2019) namun ketinggian air tidak menembus rumahnya. Bahkan, Ia masih sempat menengok kondisi banjir yang menggenangi lapangan sepak bola kecamatan Uluiwoi.

(Baca Juga : Gagal Panen, Petani di Koltim Terpaksa Ngutang dan Ambil Kredit di Bank)

Intensitas hujan tidak berhenti sampai Sabtu (8/6/2019) membuat luapan sungai kian meninggi. Melihat hal ini, Sabtu (8/6/2019) pukul 16.00 wita, Ajis bersama istri dan tiga anaknya mengungsi ke gunung yang berjarak kurang lebih 300 meter dari rumahnya.

“Kami mendirikan tenda tenda darurat. Mengenai makan dan minum kami meminta bantuan kepada keluarga yang kebetulan rumahnya tidak terkena banjir,”ucapnya.

Terhitung sejak kemarin dan hari ini, Ajis selalu turun memantau rumahnya sambil membersihkan rumah dari lumpur dan menyelamatkan barang-barang berharga yang masih bisa diselamatkan.

“Ada rasa takut bercampur was-was saat membersihkan rumah sebab hujan masih turun. Setelah membersihkan lumpur, kami kembali lagi di gunung,”katanya.

Ajis berharap pemerintah daerah kabupaten bisa segera turun memberikan kebutuhan logistik untuk warga yang terkena dampak banjir, terutama bahan makanan dan air minum serta obat-obatan.

“Karena terus terang pak kami disini kekurangan makanan, air minum serta obat-obatan. Apalagi kaki saya ini sudah terkena rematik akibat dinginnya air banjir ,”desakya.

Menurut Ajis, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk sampai ke desanya adalah dengan melalui jalur udara. Sebab semua akses masuk desa terputus.

“Kalau lewat sungai menggunakan perahu resikonya besar. Jangan sampai kita hendak menolong justru kita yang mau ditolong. Ketinggian air sekarang ini mencapai dua meter. Ini sudah surut sejak subuh tadi. Tapi bisa jadi air naik lagi karena ditempat kami masih hujan”sebutnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Koltim, Herman menyatakan, pihaknya bersama tim Basarnas akan berupaya masuk ke kecamatan Uluiwoi melalui jalur kecamatan Tinondo.

“Pagi ini kami mau rapatkan dulu yang dipimpin bapak Sekda. Setelah rapat baru kami ke sana (Uluiwoi). Doakan semoga kami bisa tembus,”ujarnya saat dihubungi via whatsapp, Senin (10/6/2019).

Herman menyebutkan, permintaan evakuasi warga oleh pihak kecamatan sampai sekarang belum ada. ” Saya sudah telpon Camat Uluiwoi katanya warga tidak mau dievakuasi,”ujarnya.

BPBD Koltim mencatat hingga saat ini sudah ada tujuh kecamatan yang diterjang banjir yaitu, Lambandia, Dangia, Ladongi, Tirawuta, Poli-polia, Uluiwoi, dan tambahan Kecamatan Ueesi. (A)

 


Kontributor : Samrul
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini