ZONASULTRA.COM, KENDARI – Alif, kini bisa tersenyum lebar. Bocah 4 tahun ini tak lagi minder jika bertemu dengan banyak orang.
Alif, warga asal Desa Lamoen, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) baru saja menjalani operasi celah bibir (bibir sumbing) yang digelar Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Sultra bekerjasama dengan Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia( PBMI), Selasa (18/6/2019) di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari.
Anak ketiga dari pasangan Hardin (46) dan Lele (45) itu menderita sumbing sejak 24 Januari 2014 silam.
Pekerjaan ayahnya sebagai petani yang berpenghasilan pas-pasan atau Rp 30 ribu per hari, tidak pernah memiliki niat untuk membawa buah hatinya ke rumah sakit, apalagi untuk melakukan operasi terhadap satu-satunya anak laki-lakinya itu.
Baca Juga : Ratusan Warga Konsel Ikuti Operasi Katarak dan Donor Darah
Orang tua dan keluarga Alif pun pasrah, karena tak bisa berbuat apa-apa atas derita yang dialami anaknya. Pemerintah setempat, khususnya Kepala Desa Simeon sebenarnya tahu kondisi Alif. Namun, belum pernah memberi sedikitpun uluran tangan.
“Orang tuanya hanya petani, tanam sayur, kadang-kadang saja ada pekerjaan, mau makan saja sulit, apalagi biaya untuk operasi. Pemerintah juga belum pernah menengok, apalagi mau membantu,” tutur paman Alif bernama Tutun (32) saat ditemui awak Zonasultra di rumah sakit Bhayangkara, mendampingi Alif bersama ibunya.
“Selama ini kami pasrah melihat kondisi Alif, tapi seminggu lalu saya melihat informasi operasi sumbing gratis di facebook. Kemudian memberi tahu kedua orang tuanya, mereka langsung setuju untuk ikut. Akhirnya kami mendaftar Jumat pekan lalu,” terang Tutun.
Baca Juga : 24 Warga Sultra Jalani Operasi Bibir Sumbing Gratis
Setelah melengkapi persyaratan yang diperlukan, Alif pun terdaftar satu dari 34 orang pasien yang akan menjalani operasi bibir sumbing secara gratis di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra yang akan berlangsung selama tiga hari itu.
“Hari ini Alif dan semua pasien yang sudah mendaftar, ditempatkan di ruang rawat inap terlebih dahulu. Kabarnya besok baru akan dioperasi. Saya mewakili orang tua Alif, berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Polda Sultra yang telah membantu melakukan operasi kepada Alif,” tukasnya.
Kendati memiliki kekurangan, kata Tutun, ponakannya itu tetap menjalani keseharian dalam keluarganya layaknya anak-anak kebanyakan.
“Alif berbicara fasih. Dia bergaul seperti biasa dengan anak-anak sebayanya,” tambah Tutun.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Iriyanto mengatakan, agenda operasi bibir sumbing ini merupakan gelaran bakti kesehatan dalam rangkaian menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke 73 yang jatuh 1 Juli 2019 mendatang.
Bakti kesehatan ini untuk memecahkan rekor museum rekor Indonesia (Muri) dengan melibatkan 600 an pasien di seluruh wilayah hukum Kepolisian RI. Saat ini, Polda Sultra mencatat 34 orang pasien terdaftar yang akan menjalani operasi ini.
“Sesuai dengan tema senyum bersama Polri, sehingga dalam menyambut hari Bhayangkara ini, Polri melakukan bakti kesehatan, sehingga bisa berperan di dalam pengabdian kepada bangsa dan negara khususnya di Wilayah Sultra ini,” jelas Brigjen Pol Iriyanto usai membuka acara.
Di tempat yang sama, dokter forensik Biddokes Polda Sultra Kompol dr Mauluddin menjelaskan, kegiatan bakti kesehatan ini digelar di 24 Rumah Sakit Bhayangkara di seluruh Indonesia. 34 pasien ini yang terdaftar ini, berasal dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Sultra.
“Kegiatan ini digelar selama tiga hari, hari ini semua pasien melakukan screening. Kami melibatkan perhimpunan ahli belah mulut Indonesia, kemampuan mereka bisa memperbaiki kondisi dari pasien,” ujar Kompol dr Mauluddin.
Mauluddin mengatakan, ada persyaratan khusus bagi masyarakat yang hendak mendaftar, antara lain siap secara fisik, umur dan berat badan tertentu tidak memiliki penyakit bawaan lain. Bagi masyarakat yang ingin mendaftar, masih dipersilahkan.
“Kami masih menampung. Tapi sejauh ini baru 34 orang terdaftar, 4 orang di antaranya masih dalam perjalanan karena terkendala banjir. Mereka dari wilayah Konawe,” tukasnya. (a/SF)