ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat sebanyak 11,24 persen masyarakat Sultra atau 302.580 jiwa masih hidup dalam kategori miskin per Maret 2019.
Jumlah ini mengalami penurunan dibanding dengan Maret 2018 lalu (year or year/yoy), yang mencapai 307.100 jiwa. Artinya, telah terjadi pengurangan sebanyak 4.520 jiwa.
Kepala BPS Sultra Moh. Edy Mahmud mengungkapkan, dari jumlah tersebut, sebagian besar penduduk miskin di Sultra adalah mereka yang bermukim di pedesaan, dengan jumlah 230.760 orang atau 76,26 persen dari total penduduk miskin di Sultra.
Untuk di pedesaan, penduduk miskin terhitung berkurang 1.040 orang dari periode September 2018 – Maret 2019.
Sementara untuk daerah perkotaan, meski jumlah penduduk miskinnya lebih sedikit dari pedesaan, yakni 71.820 orang. Namun jmlah ini mengalami kenaikan sebesar 1.770 orang pada periode September 2018 – Maret 2019.
(Baca Juga : Penduduk Miskin di Kota Bertambah, Pengamat Ekonomi: Dipicu Pengangguran)
Edy menjelaskan, perubahan kemiskinan penduduk di Sultra secara keseluruhan disebabkan beberapa faktor. Pertama rata-rata upah nominal buruh tani per hari pada Februari 2019 yang naik sebesar 21,07 persen dibanding Agustus 2018, yakni dari Rp52.937 menjadi Rp64.096.
Selain itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sultra pada Februari 2019 sebesar 2,96 persen, mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2018 dengan penurunan sebesar 0,30 persen.
Lanjutnya, selama periode September 2018 – Maret 2019, besarnya inflasi umum cukup rendah yaitu sebesar 0,80 persen. Sementara itu jika dibandingkan dengan Maret 2018 laju inflasi adalah sebesar 2,44 persen.
(Baca Juga : Potret Kemiskinan di Bombana, Keluarga ini 20 Tahun Numpang di Gubuk)
“Nilai inflasi perdesaan periode September 2018 hingga Maret 2019 juga rendah yaitu sebesar 0,50 persen,” kata Edy dalam rilis berita resmi statistik di Kantor BPS Sultra, Senin (15/7/2019).
Faktor lainnya, pada periode September 2018-Maret 2019, kata dia, harga eceran beberapa komoditas pokok seperti daging ayam ras, daging ayam kampung, bandeng, minyak goreng, cabai rawit, cabai merah dan bawang putih mengalami penurunan.
Adapun besaran daging ayam ras turun 17,19 persen, ayam kampung turun 4,99 persen, bandeng turun 7,34 persen, minyak goreng turun 4,43 persen, cabai rawit turun 17,45 persen, cabai merah turun 5,54, dan bawang putih turun 4,55 persen.
“Berdasarkan data susenas periode September 2018 – Maret 2019, terjadi peningkatan rumah tangga penerima program rastra dan bantuan pangan non tunai (BPNT) sebesar 9,74 persen,” kata Edy. (b)