ZONASULTRA.COM, RAHA – Memiliki potensi produksi rumput laut yang cukup besar kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai dilirik sejumlah investor dunia. Salah satunya, investor asal Jepang Yamamoto.
Melalui perusahaan domestik, Mr Yamamoto menjalin kerjasama dengan PT. Laut Nusantara Abadi yang bergerak di bidang perdagangan rumput laut.
Direktur utama PT. Laut Nusantara Abadi Risky Mirza melalui Advisior, Ceceh mengatakan, melihat potensi rumput laut di Sultra khususnya di pulau Muna cukup besar, maka pihaknya berencana menjalin kerjasama dengan Pemda Muna dalam jual beli rumput laut.
“Saat ini kami sedang melakukan survei soal produksi rumput laut yang ada di kabupaten Muna. Bagaimana lokasi dan kondisi rumput laut,” kata Ceceh, Senin (19/8/2019).
Kata Ceceh, selain lokasi dan kondisi pihaknya juga merujuk pada aksesibilitas. “Apakah bisa dijangkau atau tidak. Jika dibeli gimana dengan aksesnya dari Muna ke Makassar hingga luar negeri,” ungkapnya.
(Baca Juga : Bupati Butur Luncurkan Bibit Unggul Rumput Laut Jenis Terbaru)
Kata dia, pihaknya bersama investor asal Jepang mister Yamamoto sekaligus perencana dari jual beli rumput laut rencana nya akan diekspor ke luar negeri seperti Jepang, Korea dan Taiwan. “Koneksi kami ke investor Jepang mister Yamamoto,” imbuhnya
Jika kerjasama bersama Pemda berjalan lancar, maka pihaknya berencana akan mendatangkan mesin pengolahan rumput laut untuk diproses menjadi bahan setengah jadi.
“Sekarang sudah ada aturan, tidak boleh mengekspor material dalam bentuk mentah. Jadi kami akan kirim mesin prosesing untuk dijadikan bahan setengah jadi seperti tepung dan mie,” cetusnya.
(Baca Juga : Emak-emak di Bombana Ubah Rumput Laut Jadi Makanan Siap Saji)
Sementara soal harga, pihaknya merujuk pada harga pasar yang kini berkisar Rp25 ribu hingga Rp27 ribu perkilo. “Tengkulak itu merusak pasar. Kehadiran kami ini memberi keadilan bagi petani rumput laut yang membeli rumput laut dengan harga pasar,” urainya.
Meski tujuan utama perusahaannya mencari keuntungan, namun pihaknya tak ingin merugikan petani. Jika harga pasar sampai Rp29 ribu maka itu nilai yang diajukan ke petani.
Dirinya menargetkan tahap awal kerjasama ini rencananya PT. Laut Nusantara Abadi bakal membeli rumput laut sekitar 10 ton. “Langkah awalnya kita akan beli dulu sekitar 10 ton. Di tes dulu apakah diterima atau sebaliknya. Kita lihat progres pasar,” jelasnya.(b)