ZONASULTRA.COM,BAUBAU– Hasil panen sawah berupa padi di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), untuk masa panen Oktober 2019 diprediksi akan menurun dibanding periode yang sama di tahun 2018 yang mencapai 4,2 ton per 1 hektar. Hal ini merupakan imbas dari kekeringan yang menerpa sawah para petani.
Kepala Seksi (Kasi) Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kota Baubau, Asri, mengatakan meski produktivitas sawah terbilang baik karena hama dan penyakit tanaman di musim kemarau relatif berkurang, tapi secara keseluhan produksi panen akan berkurang. Meski begitu ia tidak ingin berspekulasi berapa jumlah panennya.
“Menurun karena kekeringan. Namun produktivitasnya akan baik karena hama dan penyakit berkurang. Juga intensitas cahaya yang baik,” urainya, di kantornya, Senin (9/9/2019).
Berdasarkan data yang diperoleh Asri, kekeringan sawah di Kecanatan Bungi terjadi di Kelurahan Waliabuku 12 hektar, Tamouna 3 hektar, Ngkari-ngkari 46 hektar, sedangkan Kelurahan Kampoenaho datanya belum diperoleh.
“Kelurahan Lealea dan Kelurahan Palabusa dan Kelurahan Kantalae di Kecamatan Sorawolio datanya masih sementara dilakukan pencatatan,” terangnya.
Total sawah yang ditanami petani di Kota Baubau sendiri seluas 1.290 hektar yakni di Kecamatan Bungi dan Kecamatan Kantalae.
“Sorawolio itu ada 75 hektar sawah, hanya sudah alih fungsi. Tinggal 5 hektar yang ditanami, karena air kurang, masyarakat beralih ke tanaman sayur-sayuran. Tahun ini tinggal 1 hektar saja yang ditanami,” ujarnya.
Kekurangan suplai air untuk persawahan dikarenakan menyusutnya debit air. Hal ini imbas dari hutan yang sudah tidak lestari. Klaim Asri, masyarakat banyak yang melakukan perombakan hutan besar-besaran secara liar.
(Baca Juga : Sawah di Baubau Mulai Alami Kekeringan)
“Kondisi hutan yang sudah berkurang. Masyarakat yang lakukan pembalakan liar. Hutan banyak yang gundul. Pengawasan yang kurang,” terangnya.
Bahkan, berdasarkan ketetangan Asri, tiga bendungan andalan di Kota Baubau, belakangan mengalami penyusutan debit air. “3 bendungan, Wonco 1, Wonco 2, Wonco 3. Debit airnya berkurang semua,” ujarnya lagi.
Tentunya, butuh peran semua pihak untuk menangani hal ini. Dinas Pertanian Baubau coba membantu petani dengan mengadakan pompa air untuk menambah debit air agar mampu mengairi sawah.
“Ada juga beberapa masyarakat yang berupaya membuat sumur bor, tapi itu tidak efektif,” imbuhnya. (B)