ZONASULTRA.COM, KENDARI – Manajemen Sriwijaya Air Kendari mengajukan surat kepada Kepala Bandara Haluoleo (HLO) Kendari per tanggal 25 September 2019 perihal pembatalan penerbangan (cancel flight).
Kepala Bandara HLO Kendari dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Selasa (1/10/2019), Safruddin mengatakan surat ini berisikan bahwa pembatalan penerbangan dari Makassar-Kendari dan Kendari- Makassar mulai berlaku pada tanggal 27 September 2019.
Dalam surat ini pun disebutkan, Sriwijaya Air tidak akan memberikan pelayanan hingga akhir Oktober 2019. “Secara langsung tidak berdampak pada jumlah penumpang turun dan naik kita, karena calon penumpang bisa memilih pesawat dari operator lain yang ada, terima kasih,” katanya.
Baca Juga : Pesawat Sriwijaya Tak Lagi Beroperasi di Bandara Haluoleo?
Sebelumnya, Pimpinan Sriwijaya Air Kendari Fajar yang hendak dikonfirmasi melalui sambungan pesan WhatsApp mengatakan, ia sedang berada di luar Kota Kendari dan belum bisa memberikan penjelasan apapun.
“Mohon maaf Pak. Saya sedang di luar kota dan belum bisa kasih keterangan,” ungkapnya, Selasa (1/10/2019).
Kemudian, informasi lain yang memperkuat bahwa Sriwijaya Air tidak lagi beroperasi adalah dikeluarkannya pemberitahuan Garuda Indonesia kepada pelanggannya bahwa terhitung tanggal 27 September 2019, anggota GarudaMiles tidak bisa lagi melakukan accrual (akrual), redemption (penebusan) maupun retroclaim (mengklaim kembali) di penerbangan Sriwijaya dan NAM Air.
Sebelumnya Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air telah melakukan kesepakatan kerja sama operasi (KSO) pada November 2018 lalu.
Mantan Branch Manager PT Garuda Indonesia Branch Office Kendari Tomy Chrisbiantoko mengatakan, dengan adanya KSO itu maka Garuda Indonesia Group bisa melayani semua segmen.
Baca Juga : Sriwijaya Air Gabung Garuda Indonesia Group, Kini Bisa Layani Semua Segmen
Garuda Indonesia melayani segmen middle up, Sriwijaya Air melayani segmen middle. Sementara Citilink untuk segmen low cost carrier (LCC) atau berbiaya rendah.
“Jadi pagi terbang dengan Citilink, siang dengan Garuda Indonesia, sore dengan Sriwijaya Air,” kata Tomy di Kendari, Selasa (18/12/2018) malam.
Dikutip dari Kompas.com, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan setengah armada pesawat Sriwijaya Air Group dinyatakan tidak laik terbang. Hal ini berdasarkan data Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU).
“Kita kan pengawasan ketat setiap hari, dari 30 pesawat yang terbang cuma 12, berarti sistem kontrol kita dari Sriwijaya bagian quality-nya sudah grounded 18 pesawat,” kata Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Avirianto di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Pihaknya juga menunggu keputusan Sriwijaya Air hingga Rabu, 2 Oktober 2019 terkait kelanjutan operasional. (A)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Muhamad Taslim Dalma