ZONASULTRA.COM, KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tiga target utama dalam rangka bulan inklusi keuangan Oktober tahun 2019 ini.
Secara sederhana inklusi keuangan merupakan segala upaya agar mayarakat terakses pada sektor keuangan formal atau industri jasa keuangan.
Gerakan OJK pun bukan hanya mendorong masayarakat punya akses, akan tetapi mampu terakses bahkan dapat menggunakan akses tersebut.
Tahun ini yang menjadi target prioritas inklusi keuangan merupakan pelajar, perempuan, dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Baca Juga : OJK Buka-bukaan Soal Kinerja dan Tantangan Bank Syariah di Sultra
Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Provinsi Sultra, Ridhony M. H. Hutasoit menjelaskan, tiga target utama tersebut berdasarkan data tahun 2016 di mana pemuda usia 18 hingga 35 tahun memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang belum optimal.
Secara rinci, dari tingkat literasi sebesar 32,1 persen berada pada usia 18-25 tahun dan 33,5 persen usia 26-35 tahun.
Kemudian tingkat inklusi keuangan sebesar 70,0 persen pada rentang usia 18-25 tahun dan 68,4 persen pada usia 26-35 tahun.
“Oleh sebab itu, prioritas target literasi dan inklusi keuangan adalah pelajar, perempuan, dan UMKM. Ketiga sasaran prioritas tersebut cukup signifikan mempengaruhi angka usia produktif Indonesia,” kata Ridhony di Kendari, Rabu (23/10/2019).
Hal ini, kata dia, perlu mejadi perhatian. Pasalnya, tahun 2030-2040 mendatang Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif mulai dari 15-64 tahun.
Dan ini lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.
Bahkan periode tersebut penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebanyak 297 juta jiwa.
Baca Juga : OJK Gandeng BI dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan Dongkrak Inklusi Keuangan
Guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan itu, OJK pun menggelar kurang lebih 27 kegiatan yang senada dengan puncak bulan Inklusi Keuangan pada 27 Oktober 2019 pekan ini.
Diantarnya, menggelar expo dengan Komunitas UMKM Universitas Halu Oleo dan menghadirkan sejumlah perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia Timur. Kegiatan itu digelar sejak 18 hingga 21 Oktober 2019 kemarin.
Dalam expo itu digelar berbagai kompetisi kewirausahaan, hingga seminar yang menghadirkan narasumber utama Merry Riana.
Kemudian dari industri jasa keuangan memberikan penawaran produk mulai dari discount, cash back dan lain sebagainya.
“Misalnya optimalisasi tabungan Simpel atau Simuda hingga optimalisasi penyaluran KUR bagi UMKM,” ungkapnya.
Salah satu kegiatan menarik lainnya yang digelar OJK yakni pelaksaan Kampung Kulinerku di kawasan Tugu Religi Sultra sejak 22 hingga 27 Oktober 2019 mendatang.
Menariknya dalam event ini para pengunjung yang ingin menikmati makanan yang dijual oleh pelaku usaha harus menggunakan uang elektronik atau transaksi nontunai.
Baca Juga : OJK Terima Laporan Korban Pinjaman Online di Kendari
Transaksi nontunai merupakan salah satu cara meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Sultra secara umum sehingga benar memahami dan tahu cara menggunakannya.
Kemudian acara puncak dari bulan inklusi keuangan akan digelar Gowes Literasi dan Inklusi Keuangan (Go-Link) pada 27 Oktober 2019 nanti.
Ia juga menambahkan, pada bulan inklusi tahun ini, OJK pusat mendorong percepatan inklusi dan literasi keuangan melalui penyediaan produk atau layanan industri jasa keuangan khusus dan berinsentif, business matching yang menghubungkan UMKM dan industri jasa keuangan serta pemberitaan secara masif.
Tak hanya itu, bulan inklusi keuangan tahun ini pun mengangkat tagline Carnival of EMAS Sultra Inklusi Keuangan atau disingkat CETAR-KU EMAS yang menjadi salah satu tagline dalam RPJMD Provinsi Sultra Ekonomi Masyarakat Aman dan Sejahtera (EMAS). (b)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati