ZONASULTRA.COM, BURANGA – Sulitnya akses jaringan telekomunikasi masih dijumpai di sejumlah wilayah di Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Untuk menjawab masalah tersebut, selain berkoordinasi dengan pihak operator, pemerintah daerah setempat juga menyiapkan anggaran untuk membangun penguat sinyal melalui APBD tahun 2020.
Penguat sinyal ini rencananya akan ditempatkan di dua titik, yakni Kelurahan Kambowa, Kecamatan Kambowa dan Kelurahan Labuan, Kecamatan Wakorumba Utara.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Butur, Kadim menuturkan, program ini sifatnya temporer (sementara waktu). Sambil menunggu hasil koordinasi dengan pihak Telkomsel, penguat sinyal menjadi alternatif.
Perangkatnya sudah dianggarkan sejak tahun lalu sebesar Rp195 juta. Namun, lanjut Kadim, pada pelaksanaannya terjadi pergeseran harga menjadi sekitar Rp320 juta, sehingga pengadaan alat dilakukan secara bertahap.
(Baca Juga : Listrik Sering Padam, Jaringan Telekomunikasi di Butur Ikut Terganggu)
“Mengikuti kurs dolar pengadaan alat-alat itu. Dari dana tersebut, sehingga kita jabarkan kembali maka di perubahan tahun anggaran 2019, kita baru melakukan pembangunan antena. Tahun 2020 kita pasang radionya,” tutur Kadim, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (7/1/2019).
Kadim optimis Maret atau April 2020 penguat sinyal tersebut sudah bisa difungsikan. Begitu pula upaya koordinasi dengan pihak operator maupun kementerian terkait perihal jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau beberapa desa di Butur, dia berharap bisa segera membuahkan hasil.
Camat Kambowa, Khoirul Anam, pernah menyampaikan keluhan soal jaringan telekomunikasi ini saat pelaksanaan ‘wawono tahu’ (pesta panen) di Kelurahan Kambowa, Minggu (15/9/2019) lalu.
Di hadapan Bupati Butur, Abu Hasan, yang hadir dalam acara tersebut, camat menyampaikan bahwa untuk mengakses jaringan telekomunikasi, warga setempat masih kesulitan. Mereka harus mencari titik-titik tertentu, atau menyeberang ke desa tetangga demi mendapatkan jaringan.
Menurut Khoirul Anam, seharusnya kesulitan ini tak dibiarkan berlarut-larut. Apalagi Kelurahan Kambowa adalah ibu kota kecamatan.
“Tinggal dua desa di wilayah Kambowa yang masih sangat sulit jaringan telekomunikasi. Selain itu, semua alhamdulillah, di rumah masing-masing ada (jaringan) dan bisa mengakses internet,” ungkap dia. (b)