ZONASULTRA.COM,KENDARI– Pengamat Ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Syamsir Nur meminta pemerintah daerah untuk tidak menarik retribusi dan pajak kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) selama status pandemi Novel Coronavirus (COVID-19) masih berlaku.
Pasalnya dengan mengurangi sejumlah aktivitas masyarakat seperti sekolah diliburkan selama dua minggu, event atau perkumpulan orang banyak ditiadakan seperti car free day (CFD) dan kawasan wisata ditutup satu bulan dinilai mempengaruhi pendapatan dari para pelaku usaha.
“Dampak skala kecilnya pasti akan terjadi penuruan omset pada pelaku usaha kita, makanya Pemda harus tidak menarik pajak dulu demi menjaga perekonomian kita,” ungkap Syamsir saat ditemui di Kendari, Rabu (18/3/2020).
Eskalasinya, Pemda harus membebaskan para pelaku UMKM dari pajak untuk tiga bulan ke depan, demi menjaga kekuatan modal mereka dan keberlangsungan usaha mereka. Secara umum ada banyak sektor yang terkena dampak dari wabah covid-19 ini, mulai dari sektor tranportasi, komunikasi, ekspor dan impor, perikanan serta sektor lainnya termasuk juga perdagangan besar dan eceran.
(Baca Juga : Antisipasi Corona, Pemkot Kendari Tutup THM)
Untuk itu, di tengah keseriusan pemerintah menangani covid-19, ada sejumlah kebijakan yang bisa ditempuh, misalnya memberikan insentif ekonomi kepada pelaku UMKM tadi. Lanjut dia, ada banyak ragam yang telah dilakukan pemerintah pusat, misalnya dengan menurunkan suku bunga kredit di sektor kabijakan moneter. Itu dinilai sudah tepat.
Dia menjelaskan pada sektor riil, tugas pemda baiknya menunda pembayaran pajak dan retribusi daerah kepada sektor-sektor UMKM agar sektor tersebut tetap tumbuh, menaikkan bantuan subsidi tidak lansung, mengembangkan sumber-sumber pembiayaan lain sejenis charity seperti infaq dan sedekah.
“Jadi covid-19 ini jangan dilihat dari sisi negatif saja, sisi positifnya adalah ini dapat menjadi momentum pemda untuk bagaimana mengembangkan potensi ekonominya secara lokal,” jelasnya.
Menurutnya, pemda perlu mendorong beberapa komoditas yang menjadi komoditas subtitusi impor, seperti pangan lokal, sebab salah satu sektor yang akan terpapar adalah sektor kuliner, wisata dan lainnya dengan harapan sektor-sektor tersebut dapat kembali bangkit.
(Baca Juga : 133 Warga di Sultra Masuk Status ODP Virus Corona)
Sementara itu, dampak dari pengurangan aktivitas ini setidaknya akan terasa satu atau dua minggu ke depan. Sehingga, ia mengimbau para pemangku kebijakan dapat segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi kemungkinan buruk apabila negara melakukan lockdown.
Pantaun zonasultra di salah satu pasar tradisional Kendari, salah satu pedagang Pasar PKL Riswan (28) mengatakan bahwa terjadi peningkatan harga sejumlah bahan pokok terutama gula pasir yang normalnya Rp14 ribu kg, sudah menjadi Rp18 ribu per kg. Sedangkan harga satu karung sekitar Rp600 ribu saat ini sekitar Rp800 ribu.
“Ini naik sekali, ya belum lagi libur anak sekolah penjual kantin tidak lagi berbelanja di pasar, terasa kurang sekali pembeli,” ujar Riswan saat ditemui, Rabu (18/3/2020) pagi. (A)