GIPI Sultra Cari Solusi Selamatkan Nasib Karyawan Hotel yang Dirumahkan

GIPI Sultra Cari Solusi Selamatkan Nasib Karyawan Hotel yang Dirumahkan
GIPI SULTRA- Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama beberapa himpunan atau asosiasi dan instansi terkait merembukkan solusi ekonomi yang terjadi di Sultra karena dampak virus corona (Covid-19) melalui live streaming, Selasa (7/4/2020). (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM,KENDARI- Pelaku industri pariwisata yang tergabung dalam Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama beberapa himpunan atau asosiasi dan instansi terkait berkoordinasi untuk mencari solusi atas dampak virus corona (Covid-19) terhadap industri pariwisata di Sultra.

Ketua GIPI Sultra, Hugua mengatakan, pandemi virus corona berdampak pada sektor usaha di Sultra dan perlu mendapatkan perhatian serius dark pemerintah. Salah satu dampaknya yakni usaha hotel terpaksa tutup dan harus merumahkan karyawanya tanpa bayar (unpaid leave) atau pemutusan hubungan kerja (PHK).

Melihat hal itu, sesuai hasil pertemuan tersebut pihaknya sepakat untuk memberikan insentif berupa bantuan pangan bagi karyawan yang dirumahkan tersebut.

“Merampungkan pendataan karyawan telah dilakukan, untuk pembagian sembako melalui setiap organisasi baik GIPI, PHRI dan yang lain agar segera diajukan kepada Ketua PKK Provinsi Sultra atau pemda setempat. Lalu segara koordinasi, karena akan diantar ke rumah masing-masing,” kata Hugua melalui rilis persnya, Rabu (8/4/2020).

Menurut Anggota Komisi II DPR RI ini, pihaknya juga mendorong agar karyawan yang korban PHK di Sultra segera mendapatkan bantuan melalui program Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).

Kemenaker telah meminta pemda untuk menginventaris data pekerja yang dapat menerima program kartu prakerja, terutama pekerja yang terkena PHK untuk bantuan langsung tunai sebesar Rp2 juta.

(Baca Juga : Wabah Corona, 12 Hotel di Sultra Tutup, 897 Karyawannya Dirumahkan)

“Agar biaya itu untuk menyambung hidup. Sedangkan anggaran untuk pelatihan, dapat dilakukan secara online. Tenaga kerja mendapat dana langsun tunai,” ujar Hugua.

Hugua juga mengakui, selain bantuan tunai dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN), ia meminta seluruh organisasi ikut mendorong agar pemda mengalokasikan anggaran APBD untuk karyawan yang dirumahkan tersebut.

Selain itu ia juga meminta himpunan dan organisasi industri pariwisata di daerah agar berkoordinasi kepada pemda setempat, untuk menyalurkan anggaran penanganan penyebaran Covid-19, dan alokası untuk membantu usaha-usaha yang terdampak dari penyebaran virus ini.

Hugua berencana akan mengadakan diskusi virtual bersama pihak perbankan, para bupati atau walikota, BPJS dan pihak lainnya yang berkepentingan dengan industri pariwisata.
Untuk membicarakan rescheduling/relaksasi keuangan yang berkaitan dengan perbankan, pajak-pajak, dan sebagainya.

“Kami akan kembali dilakukan rapat lewat video dalam dua pekan kedepan, sebagai evaluasi, untuk menunjukkan bahwa kita juga melakukan upaya-upaya bagi kebangkitan ekonomi masyarakat Sultra,” katanya.

Untuk diketahui, PHRI Provinsi Sultra mencatat untuk data terbaru per tanggal 8 April 2020, ada 12 hotel ditutup dan 897 orang karyawannya di rumahkan akibat dampak ekonomi virus corona. (b)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor Rosnia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini