Bendungan Ladongi akan Rampung 15 Oktober 2021

Bendungan Ladongi akan Rampung 15 Oktober 2021
Kepala Balai Wilayah Sungai IV Sulawesi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Agus Safari (Kanan) didampingi Humas BWS IV Sulawesi, Rahmat Sanusi (Kiri) Usai Wawancara di kantornya pada Rabu (13/10/2021).(ISMU/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bendungan Ladongi yang terletak di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ditargetkan rampung pada 15 Oktober 2021. Bendungan ini rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Oktober 2021.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) IV Sulawesi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Agus Safari mengatakan, belum ada yang bisa dipastikan mengingat jadwal padat Presiden, namun kedatangannya di Sultra telah dijadwalkan pada 28 Oktober untuk meresmikan Bendungan Ladongi.

“Akhir Oktober ini ada tiga yang dijadwalkan akan diresmikan Presiden, yaitu Bintang Bano di NTB pada 18 Oktober, Bendungan Karaloe di Sulawesi Selatan 21 Oktober dan Bendungan Ladongi sendiri tanggal 28,” ungkap Agus saat ditemui di kantornya, Rabu (13/10/2021).

Lanjutnya, Bendungan Ladongi akan dirampungkan 100 persen sebelum tanggal 28 tersebut. Saat ini, tinggal sedikit pekerjaan untuk merampungkan keseluruhan pembangunan seperti puncak bendungan, taman, serta masih menunggu perbaikan jalan provinsi dari rate-rate menuju bendungan yang berjarak kurang lebih 12 km.

Kata Agus, karena anggaran perbaikan jalan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra kurang maka dibantu oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN). Sepanjang 6 km dari jalan Rate-rate dikerjakan oleh BPJN sementara sisanya sampai Bendungan Ladongi dikerjakan oleh Pemprov Sultra.

BWS menargetkan akan menyelesaikan keseluruhan pada 15 Oktober. Setelah itu akan mulai membersihkan dan menata jalan sehingga tanggal 28 telah siap. Begitu pun tiga helipad juga telah selesai dibuat.

Agus juga menjelaskan bahwa proses impounding sudah dilakukan sejak 30 September 2021. Ketinggian air dalam bendungan sekarang sekitar 20 meter lebih, tapi karena bentuk dari dasar seperti payung sehingga volumenya masih kecil.

“Nanti sudah naik ke area yang melebar baru volumenya bisa besar,” tambahnya.

Selanjutnya, dengan kondisi normal, diperkirakan 10 sampai 11 bulan sudah akan mengalir ke atas melintas melalui spillway. Sedangkan volume air maksimal jika terjadi banjir sekitar 45,95 juta kubik.

Hal itu akan dimanfaatkan melalui pintu intake dengan volume efektif sekitar 36 juta, sedangkan di bawah pintu intake tidak bisa mengalir lagi karena pintunya telah diplaging atau dicor. Sehingga air di bawah pintu intake namanya adalah tampungan mati.

Sementara itu, kegunaan utama bendungan Ladongi saat ini adalah untuk irigasi. Luas total daerah irigasi Ladongi potensinya sekitar 3.600 hektare. Namun sawah yang ada baru 2.200 haktare sehingga jika ditingkatkan menjadi 3.600 masih cukup karena tampungan bendungan efektifnya 36 juta.

Agus juga mengatakan bahwa Bendungan Ladongi berpotensi untuk pembangkit listrik. Air yang keluar dari intake terjun ke bawah akan dipasangkan pipa untuk menggerakkan listrik dengan potensi sekitar 1,3 megawatt. Namun kata Agus, biasanya investor yang akan memasang itu dengan menjual tenaganya ke PLN. (b)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini