ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Seksi (Kasi) Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Kendari, Affinutha menjelaskan kenaikan harga rokok di balik kenaikan tarif cukai yang akan naik hingga 12 persen per Januari 2022 nanti.
Kata dia, kenaikan cukai tersebut untuk mengendalikan konsumsi, mengendalikan objek yang dapat merusak kesehatan, lingkungan, dan sebagainya. Oleh karena itu, tiap tahun ada kenaikan harga cukai yang tujuannya untuk menurunkan konsumsi rokok.
“Yang menjadi konsentrasi kita juga, banyak anak-anak di bawah umur yang sudah merokok,” ungkapnya saat ditemui di kantornya pada Senin (27/12/2021).
Hal tersebut menjadi salah satu alasan pemerintah menaikkan cukai rokok. Selain menurunkan konsumsi orang dewasa, juga menurunkan konsumsi anak-anak. Akibat naiknya harga cukai, terbukti dapat menurunkan konsumsi rokok. Melihat pada konsumsi 2020 mengalami penurunan sebesar sembilan persen.
Penurunan konsumsi rokok ini terutama dari jenis sigaret, kretek mesin, dan sigaret putih mesin yang memang kedua produk ini diproduksi mayoritas oleh mesin.
Affinutha kembali menjelaskan, kenaikan tarif cukai tertinggi terdapat pada golongan sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM). Sementara, sigaret kretek tangan (SKT) dapat kenaikan tarif cukai paling rendah.
Adapun harga rokok pada 2022 nanti akan berbeda-beda sesuai dengan jenis golongan dan tergantung penetapan dari perusahaan masing-masing. Di Sultra sendiri akan mengikut pada ketentuan pusat karena di Sultra belum ada pabrik rokok.
Adapun besaran harga jual eceran (HJE) rokok berbeda untuk tiap golongan, termasuk harga per batang maupun per bungkus (1 bungkus isi 20 batang). Rincian harga rokok dengan kenaikan cukai 12 persen, yaitu sigaret kretek mesin golongan I (tarif cukai 985, naik 13,9 persen). HJE per batang: Rp1.905, HJE per bungkus: Rp38.100.
Sigaret kretek mesin golongan IIA (tarif cukai 600, naik 12,1 persen), HJE per batang: Rp1.140, HJE per bungkus: Rp22.800. Sigaret kretek mesin golongan IIB (tarif cukai 600, naik 14,3 persen). HJE per batang: Rp1.140, HJE per bungkus: Rp22.800.
Selanjutnya, sigaret putih mesin golongan I (tarif cukai 1.065, naik 13,9 persen), HJE per batang: Rp2.005, HJE per bungkus: Rp40.100. Sigaret putih mesin golongan IIA (tarif cukai 635, naik 12,4 persen), HJE per batang: Rp1.135, HJE per bungkus: Rp22.700.
Sigaret putih mesin golongan IIB (tarif cukai 635, naik 14,4 persen), HJE per batang: Rp1.135, HJE per bungkus: Rp22.700. Sigaret kretek tangan golongan IA (tarif cukai 440, naik 3,5 persen), HJE per batang: Rp1.635, HJE per bungkus: Rp 32.700.
Sigaret kretek tangan golongan IB (tarif cukai 345, naik 4,5 persen), HJE per batang: Rp1.135, HJE per bungkus: Rp22.700. Sigaret kretek tangan golongan II (tarif cukai 205, naik 2,5 persen), HJE per batang: Rp600, HJE per bungkus: Rp12.000. Dan sigaret kretek tangan golongan III (tarif cukai 115, naik 4,5 persen), HJE per batang: Rp505, HJE per bungkus: Rp10.100. (b)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati