ZONASULTRA.ID, KENDARI – Ada tujuh destinasi wisata di wilayah Bumi Anoa yang akan menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Beberapa waktu lalu, Dinas Pariwisata (Dispar) Sultra sudah memaparkan ketujuh destinasi wisata tersebut.
Kadispar Sultra Belli Harli Tombili mengatakan, tujuh destinasi tersebut merupakan hasil keputusan bersama yang telah didiskusikan bersama wartawan nasional serta aktivis pariwisata se-Indonesia saat momen Hari Pers Nasional (HPN) yang diselenggarakan di Sultra.
“Saat ini sedang dilakukan penyusunan kerangka regulasi sehingga nantinya tujuh destinasi itu bisa dikenalkan ke level nasional bahkan hingga internasional,” ucapnya.
Tujuh destinasi wisata tersebut, yaitu Keraton Wolio di Buton, Kawasan Karst Liangkobori di Muna, hutan mangrove terluas di Asia Tenggara di Buton Utara, jalan akses Kendari-Toronipa-Labengki, Pulau Anoa (Padamarang) di Kolaka, Matarombeo di Konawe Utara, dan Rawa Aopa Watumohai di Konawe Selatan (Konsel).
Berdasarkan data yang dihimpun zonasultra.id, berikut potret tujuh destinasi wisata prioritas Sultra tersebut.
Keraton Wolio di Buton
Keliling bangunan benteng Keraton Buton 2.740 m yang berbentuk mengikuti kontur tanah dengan posisi di atas bukit. Benteng Keraton Buton mempunyai bastion sebanyak 16 buah dengan perincian bastion bulat 6 buah dan bastion segi 4 buah yang terletak pada bagian barat sebanyak 1 buah, utara 6 buah, selatan 5 buah, dan timur 4 buah.
Benteng ini terbuat dari batu karang yang disusun menurut besar pecahan batunya, dan tiap batu tidak dibentuk persegi panjang. Disebut benteng Keraton Buton karena di dalam benteng tersebut terdapat rumah tinggal Sultan Buton.
Kawasan Karst Liangkobori di Muna
Liangkobori merupakan gua alam yang berada di Desa Mabolu, Kabupaten Muna, Sultra yang tercatat di cagar budaya nasional pada 2 Agustus 2017 lalu. Dalam bahasa Muna sendiri liang berarti gua dan kobori berarti tulis, sehingga Liangkobori dapat diartikan gua bertulis atau bergambar.
Pada gua Kobori ditemukan setidaknya 222 lukisan, sebaran lukisan dapat ditemukan mulai dari sisi kiri gua hingga sisi di bagian atas mulut gua. Penempatan gambar sebagian besar pada bagian overhang dan pilar gua. Lukisan-lukisan di dalam gua menggambarkan kegiatan manusia purba seperti beternak, berburu, berpetualang, hingga bercocok tanam.
Selain itu, juga ada beberapa lukisan garis tebal vertikal dan abstrak horizontal yang tidak dapat dilihat (UI). Menurut peneliti, lukisan-lukisan pada Liangkobori telah ada sejak zaman prasejarah sekitar 4.000 tahun yang lalu. Gua Kobori menghadap ke arah barat dengan lebar mulut gua sekitar 30 meter.
Gua langit-langit ketinggian sekitar 2-5 meter dengan kedalaman gua mencapai hampir 50 meter. Berdasarkan pemetaan gua, diketahui bahwa luas gua mencapai 354,1 meter persegi. Kobori dikategorikan sebagai gua, yang memiliki elemen-elemen seperti pilar, stalaktit, stalagmit, dan lorong.
Kondisi permukaan lantai tidak rata dengan bagian paling bawah mulut gua dan bagian paling rendah sekitar daerah sebelum dinding. Lantai diselingi boulder dan tanah berwarna cokelat gelap yang basah dan lembab.
Hutan Mangrove di Buton Utara, Terluas di Asia Tenggara
Lokasi hutan mangrove tersebut berada di Desa Dampala Jaya dan Bumi Lapero, Kecamatan Kulisusu Barat, Kabupaten Buton Utara (Butur), Sultra dengan luas kurang lebih dua ribu hektare.
Terdapat lima jenis vegetasi mangrove pada daerah tersebut yaitu Bruguiera gymnorrhyza, Rhizophora stylosa, Xylocarpus granatum, Heriteria littoralis, dan Bruguiera parviflora. Selain potensi wisata, hutan bakau tersebut menjadi lokasi penelitian atau studi lapangan bagi mahasiswa maupun peneliti.
Jalan Akses Kendari-Toronipa-Labengki
Jalan Kendari-Toronipa merupakan salah satu mega proyek Gubernur Sultra, Ali Mazi dengan panjang jalan 14,6 km dan lebar 27 meter.
Sepanjang pantai Kendari-Toronipa terdapat potensi wisata yang belum digarap secara maksimal. Pariwisata di pantai ini memiliki tempat yang strategis. Selain itu wisata ini menghubungkan antara Pulau Hoga dan Pulau Labengki.
Sementara, Pulau Labengki sendiri terdiri dari beberapa pulau yang di antaranya Pulau Labengki Besar, Pulau Labengki Kecil, dan pulau pulau kecil. Labengki Besar merupakan pulau terbesar di kawasan Taman Wisata Alam Laut Teluk Lasolo dibandingkan dengan pulau lainnya.
Secara administratif, Labengki berada di Desa Labengki, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara. Labengki memiliki banyak spot landscape yang tidak kalah dengan destinasi lainnya di Indonesia. Sebut saja Teluk Cinta, miniatur Raja Ampat, laguna, gua kolam, pasir panjang dan masih banyak lagi spot lainnya.
Pulau Anoa (Padamarang) di Kolaka
Pulau Padamarang terletak di Desa Towua, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka, Sultra. Di tempat ini, pengunjung dapat melakukan diving, snorkling, bermain di pantai pasir putih, dan yang paling menarik untuk disaksikan yakni pemandangan dari puncak.
Pulau ini memiliki hamparan pegunungan rendah dengan tekstur tanah bebatuan atau ore nikel yang ditumbuhi berbagai jenis flora dengan ketinggian antara 300-600 meter di atas permukaan laut (MDPL). Jika ingin ke puncak Pulau Padamarang, pengunjung sekurang-kurangnya harus berangkat di subuh hari. Sebab di siang hari, udara akan terasa sangat panas.
Jika dilihat dari ketinggian 600 MDPL, Pulau Padamarang ini dapat disandingkan atau disebut sebagai maskot Pulau Padar, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dimiliki Bumi Anoa.
Matarombeo di Konawe Utara
Pegunungan Matarombeo di KonaweUtara (Konut) merupakan salah satu kawasan karst terluas di Sulawesi juga sebagai kawasan yang masih minim kegiatan eksplorasi dan penelitian.
Sebuah cerita perjalanan dari tim expedisi Prancis dalam mengeksplore hutan matarombeo Konawe Utara pada tahun 2014 yang menyatakan Matarombeo adalah sebuah pulau di mana kondisi dan peristiwa geologi telah di versifikasi flora dan fauna yang signifikan, dan menghasilkan tingkat endemis yang luar biasa.
Melalui mosaik habitatnya, 98 persen mamalia terestrial, sepertiga burung dan hampir 80 persen amfibi endemik ke pulau ini. Beberapa spesies ini bersifat lambang seperti babi rusa. Babi ini memiliki gigi taring besar, perwakilan unik dari jenisnya atau maleo
Rawa Aopa Watumohai di Konawe Selatan
Rawa Aopa Watumohai adalah taman nasional yang terletak di Konawe Selatan (Konsel), Sultra yang memiliki beragam vegetasi, termasuk mangrove, babirusa, anoa, burung endemik dan ratusan jenis tanaman.
Daya tarik pada taman ini berupa ragam flora dan fauna, gunung Watuhomai, jalan poros Tinanggea-Kasipute yang memiliki keindahan yang luar biasa, muara Lanowulu, rawa Aopa serta keanekaragaman hayati yang indah seperti hutan rawa, hutan tropis, hutan bakau, dan padang sabana. (a)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati
mantab