ZONASULTRA.ID, KENDARI – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggandeng sejumlah pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui pasti penyebab penyakit gagal ginjal akut yang banyak dialami anak-anak.
Terkait adanya dugaan kalau penyakit ini disebabkan penggunaan obat sirup hingga kini belum dapat disimpulkan karena belum terbukti secara medikal. Namun berdasarkan ilmu kesehatan menyebutkan penyakit gagal ginjal akut dapat dideteksi melalui beberapa gejala.
Koordinator Dokter Spesialis Anak Sulawesi Tenggara (Sultra) Hasniah Bombang meminta agar masyarakat khususnya para orang tua agar waspada jika mendapati gejala seperti adanya volume urine yang dikeluarkan atau sama sekali tidak mengeluarkan cairan urine selama 6 jam.
Kemudian Hasniah menyebut gejala lainnya seperti mengalami lemas dan kejang-kejang secara tiba-tiba disertai diare, batuk, pilek, hingga tidak sadarkan diri. Dia menyarankan apabila sang anak ditemukan terdapat gejala demikian, orang tua diminta agar tidak boleh sembarang menggunakan obat tanpa resep dokter.
“Segera konsultasi ke layanan kesehatan supaya dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal,” katanya melalui sambungan telepon, Jumat (21/10/2022).
“Hindarkan anak-anak dari paparan yang membuatnya sakit dan jangan beli obat sembarang,” sarannya.
Menurut Hasniah, ketika mendapati gejala demikian diharapkan supaya orang tua tidak bersikap panik dengan membiarkan anaknya sembarang mengkonsumsi obat. Dia menyarankan agar terlebih dulu melakukan pemeriksaan kesehatan.
“Salah satu bentuk pemeriksaannya harus dipastikan terkait obat yang dikonsumsi terakhir,” ujarnya.
Berdasarkan data Kemenkes, penyakit gagal ginjal sudah tersebar di 20 provinsi se-Indonesia, di mana anak-anak yang berusia di bawah lima tahun paling banyak menjadi penderita. Namun Kemenkes sampai saat ini belum bisa menyimpulkan mengapa jenis penyakit tersebut banyak diderita anak-anak.
“Sekarang masih diteliti karena tergolong penyakit baru,” ungkap Hasniah.
Di Sultra sendiri sudah ada laporan masuk yang berhubungan dengan gejala penyakit gagal ginjal. Namun katanya, laporan itu belum dapat disimpulkan sebagai orang penderita gagal ginjal.
Husniah menyebut ada sejumlah kekurangan dalam penanganan penyakit gagal ginjal anak di Sultra. Di antaranya yakni fasilitas kesehatan yang belum memadai. Katanya, alat yang dipakai untuk melakukan pemeriksaan hanya bisa digunakan pada anak dengan berat badan 30 kilogram.
Selain itu kata Husniah, kekurangan lain dalam penanganan kasus ini adalah belum adanya dokter spesialis anak yang khusus mempunyai keahlian untuk menangani penyakit gagal ginjal anak. (A)
Kontributor: Yudin
Editor: Muhamad Taslim Dalma