Menkomar Luhut Contohkan Hal Kecil yang Penting di Pariwisata

Pandjaitan - Arief Yahya (Sumber: liputan6.com)
Luhut Binsar Pandjaitan - Arief Yahya (Sumber: liputan6.com)
Pandjaitan - Arief Yahya (Sumber: liputan6.com)
Luhut Binsar Pandjaitan – Arief Yahya (Sumber: liputan6.com)

 

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Gaya tentara Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan berkali-kali mengundang gelak tawa audience di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Triwulan I Kemenpar di Hotel Borobudur Jakarta, 30-31 Maret 2017. Pengalaman hidup di kesatuan militer membuat cerita itu menjadi unik dan contoh yang segar. Terutama bagi para bupati, gubernur dan perwakilan kementerian yang hadir.

Misalnya, Luhut berkisah soal kebersihan dan keramahan. Dia bercerita tentang orang Batak pemilik kedai kopi, yang kedatangan tamu. Setelah satu gelas kopi dipesan, dibuat, dihidangkan, dan dinikmati, tamu itu memesan lagi, kopi yang sama. “Satu kopi lagi bang!” tiru Luhut mengorder kopi lagi.

“Seharusnya, pedagang di kedai kopi itu merasa senang, kopinya dinikmati oleh customer dengan puas. Berarti, kopinya cocok, suasananya bagus, dagangannya laku. Tapi apa jawaban pemilik kedai itu? “Kau ini bagaimana? Kenapa nggak pesan dua gelas sekalian dari tadi? Capek aku bikinnya!” kata Luhut menirukan dengan logat Batak yang fasih.

Lagi-lagi, audience yang semula serius, dibuat terbahak-bahak oleh Menkomar Luhut yang juga asli Tapanuli itu. Poin penting dari joke itu adalah service excellent, memberi pelayanan yang terbaik untuk tamu, wisatawan. Contoh kecil, yang bisa berpengaruh signifikan terhadap iklim kepariwisataan.

(Baca Juga : Menpar Arief Yahya Belajar Double Growth dari Jepang)

Materi yang dipaparkan Menko Luhut memang cukup serius. Yakni update soal 10 Top Destinasi Prioritas yang membutuhkan kerja bareng dan incorporated. Baik dari kementerian dan lembaga yang mengampu, maupun pemda dan masyarakat yang bersentuhan langsung dengan wisatawan.

“Kalau kita sukses mengerjakan detail yang kecil-kecil, maka kita akan mampu menyelesaikan hal-hal besar dengan sukses pula. Sampai sekarang saya juga masih biasa membersikan toilet sendiri,” ucap Luhut memberi contoh.

Kebetulan para bupati yang memiliki destinasi hadir dan menyimak serius apa yang disampaikan Luhut di Hotel Borobudur itu. Terutama yang berada di BOP Danau Toba, Sumatera Utara. “Tolong perhatikan para bupati yang hadir di sini,” katanya.

Ada Bupati Humbang Hasindutan Dosmar Banjar Nahar, Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Bupati Tobasa Darwin Siagian, Bupati Lombok Tengah M.Suhaili, Bupati Wakatobi H.Arhawi, Wabup Buton La Bakny, Bupati Pulau Murotai Samsuddin A.Kadir, Wakil Bupati Karang Asem Bali, I Wayan Artha Dipa, Bupati Tana Toraja M.Biringkanae, Bupati Toraja Utara Kolatiku Paembonan, dan Bupati Pandeglang Irna Narulita.

(Baca Juga : Belajar Incorporated dari Rekomendasi UNWTO soal Air Connectivity)

Soal-soal yang serius di BOP (Badan Otoritas Pariwisata), juga dijelaskan Luhut dengan progres yang serius. “Borobudur sebentar lagi selesai BOP-nya, menyusul tepat yang lain. Timnya Pak Arief (Menpar Arief Yahya) ini bekerja dengan cepat, sistematis, dan progresif untuk mewujudkan destinasi prioritas itu,” jelas Luhut Pandjaitan.

Soal Mandalika, Luhut meminta untuk segera dituntaskan, termasuk pembayaran ganti rugi yang belum beres. Sebab, menurutnya sudah 29 tahun, waktu yang cukup lama untuk membangun sebuah kawasan ekonomi khusus pariwisata. “Saya minta segera dituntaskan!” sebutnya. (*)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini