Drama Kolosal Merebut Kemerdekaan Iringi Upacara HUT RI di Butur

Drama Kolosal Merebut Kemerdekaan Iringi Upacara HUT RI di Butur
HUT RI - Salah satu peragaan dalam drama kolosal merebut kemerdekaan yang mengiringi pelaksanaan Upacara peringatan HUT RI Ke-72 di lapangan Raja Jin, Kamis (17/8/2017). (Irsan Rano/ZONASULTRA.COM)

Drama Kolosal Merebut Kemerdekaan Iringi Upacara HUT RI di Butur HUT RI – Salah satu peragaan dalam drama kolosal merebut kemerdekaan yang mengiringi pelaksanaan Upacara peringatan HUT RI Ke-72 di lapangan Raja Jin, Kamis (17/8/2017). (Irsan Rano/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, BURANGA – Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72 di Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun ini terlihat berbeda. Hari ini, drama kolosal perjuangan merebut kemerdekaan yang digagas oleh Koramil 1416-04 Kulisusu bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Butur mengiringi pelaksanaan upacara tersebut.

Drama yang diperankan oleh siswa dan siswi SMAN 1, 2, dan 3 Kulisusu, serta SMKN 1 Kulisusu itu mengisahkan perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak abad XVII pada tahun 1962 yang ditandai dengan kedatangan Kolonial Belanda melakukan penjajahan selama 350 tahun, serta penjajahan Jepang.

Setelah itu, lahirnya organisasi kepemudaan Budi Utomo dan tercetusnya Sumpah Pemuda, serta dikumandangkannya Proklamasi oleh Soekarno, yang disambut dengan suka cita oleh rakyat di seluruh pelosok negeri.

Kemudian, diperagakan pula datangnya kembali Belanda bersama NICA yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia menyulut terjadinya pertempuran dan pertumpahan darah. Setelah itu, dibacakan pula pidato Panglima Besar Jenderal Sudirman, hingga pada keberhasilan mengusir penjajah yang disambut dengan sorak gembira yang tercermin dalam bentuk tarian pada pelaksanaan drama itu.

Penulis dan skenario drama yang berdurasi sekitar 15 menit ini adalah Koramil 1416-04/Kulisusu Mayor Inf Prasetya. Dalam naskahnya, tertulis pesan bahwa berangkat dari kesamaan sejarah maka patut seluruh elemen bangsa menyatukan langkah dan tindakan dalam mengisi dan menjaga kemerdekaan.

Dalam naskah itu, ditulis pula kondisi bangsa yang kini dihantui maraknya narkoba, budaya korupsi, dan kolusi, serta gaya hidup hedonis yang telah meracuni para pejabat dan generasi muda. Di mana kondisi tersebut sangat mengancam martabat, dan nilai-nilai kebangsaan serta semangat gotong-royong.

“Mari kita satukan langkah, satukan hati, satukan semangat. Kita lawan ancaman nyata bangsa. Mari kita isi kemerdekaan kita, sekarang dan selamanya,” tulis Prasetya dalam naskah yang dibacakan pada saat pelaksanaan drama kolosal perjuangan merebut kemerdekaan di lapangan Raja Jin, Kamis (17/8/2017).

Drama itupun mendapat dukungan dari Bupati Butur Abu Hasan. Menurutnya, hal itu sangat bernilai positif, serta dapat menambah penghayatan atas nilai-nilai proklamasi yang dilakukan melalui upacara bendera.

“Tari kolosal itu adalah refleksi, adalah cerminan dari perjuangan rakyat. Rakyat sudah berjuang untuk merdeka, setelah merdeka rakyat harus diberi perhatian yang besar,” ungkap Abu Hasan. (B)

 

Reporter: Irsan Rano
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini