ZONASULTRA.COM, RAHA – Pemanasan menuju pelaksanaan Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) Muna 2020 sepertinya sudah dimulai. Dua kontestan yang muncul adalah Bupati Muna saat ini, LM. Rusman Emba dan LM. Rajiun Tumada yang menjabat bupati di Muna Barat (daerah pemekaran kabupaten Muna).
Ekspansi politik Rajiun dilakukan dengan melakukan beberapa kunjungan sosial di beberapa titik Muna pada akhir-akhir ini. Sepertinya Rajiun sangat tertarik dan berambisi untuk memimpin daerah induk setelah sebelumnya telah memerintah di Muna Barat, sejak mekar 2014 (jadi penjabat bupati) dan tepilih sebagai bupati definitif pada 2017.
Bupati LM. Rusman Emba mengaku bahagia dengan kehadiran Bupati Muna Barat LM. Rajiun Tumada yang melakukan beberapa kegiatan sosial di Muna Induk. Sebab, konsep “Mai Te Wuna” (datang di Muna) ternyata menggelisahkan banyak orang untuk datang ke Muna.
(Berita Terkait : Rajiun Sebut Ada yang Panik dengan Kegiatan Sosialnya di Muna)
Rusman mengatakan tak ada persoalan dengan kedatangan Rajiun namun diharapkan tidak membuat gaduh di Muna. Jika berhubungan dengan kepentingan politik maka masing-masing Politisi punya strategi.
“Jangan dia (Rajiun) menciptakan seolah-olah tidak mencintai daerahnya karena ada banyak kegiatan-kegiatan misalnya datang ke Muna. Seharusnya dia membuat supaya bagaimana Muna Barat itu semakin bergairah,” ucap Rusman di Muna, Rabu (4/4/2018).
Mantan Ketua DPRD Provinsi Sultra ini mengaku juga turut andil sebagai tokoh pemekaran Muna Barat. Perjalanan panjang pemekaran Muna Barat turut diikuti dengan baik. Olehnya kata Rusman, bila saat ini ada pemimpinnya yang tidak memperhatikan Muna Barat maka itu sangat memprihatinkan dan suatu kegagalan.
Lanjut dia, di situlah letak perbedaan orang yang baru jadi politisi dan seorang politisi yang lama malang melintang. Politisi baru yang dipikirkan adalah pencitraan diri sedangkan politisi matang adalah sudah berbicara tentang karya ketika menjadi pemimpin.
“ Misalnya apakah kita sudah menjawab apa yang menjadi amanah masyarakat, apa yang menjadi visi misi kita sudah terwujud. Kalau misalnya hanya sekedar pencitraan, itu berarti seorang yang hanya berpikir tentang dirinya. Karena sebetulanya ketika jadi bupati maka setiap detik kita berpikir rakyat yang kita pimpin bagaimana supaya bahagia dan makmur,” ujar Rusman.
Sola kontestasi dengan Rajiun di Pilkada Muna induk nantinya, Rusman mengaku hal itu masih lama yakni pada 2020. Kegelisahan seorang pemimpin saat ini bukan lagi terkait saingan di periode selanjutnya tapi kegelisahan soal jalanan rusak, lapangan pekerjaan, dan masalah rakyat lainnya.
Sebelumnya, Rajiun menyebut ada yang panik dengan beberapa kegiatan sosial yang dilakukannya di Kabupaten Muna. Salah satunya adalah kegiatan sosial yang ia lakukan di Wakumoro dan Wakuru.
(Berita Terkait : PAN, Rajiun, dan Pilkada Muna)
Kendati demikian Rajiun membantah kegiatan itu sebagai salah satu upaya merebut wilayah kekuasaan Pemerintah Kabupaten Muna. Sebab ia memiliki keluarga di wilayah Muna induk yakni di Wakuru, punya keluarga di Wakumoro, dan di Muna Timur.
“Kunjungan saya atas dasar kekeluargaan bukan atas dasar pemerintahan. Dan saya tidak pernah berpikir mengambil alih wilayah pemerintahan termasuk di Tampo,” jelasnya saat ditemui di kantor bupati Muna Barat akhir Maret 2018 lalu.
Terlepas dari pernyataan yang demikian, pada 23 Februari 2018 Rajiun pernah menegaskan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan ekspansi politik. Ia mengaku akan ikut bertarung dalam pemilihan bupati Kabupaten Muna di tahun 2020.
Menurutnya, lewat Pilbup Muna 2020, akan menentukan figure yang cocok untuk maju sebagai calon gubernur pada tahun 2023 nanti. Pilbup di Muna tahun 2020 diistilahkan oleh Rajiun sebagai “Muna Raya Satu”.
“Ini hak politik saya yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Jadi siapa nanti yang menang di Pibup Muna, kita harus dukung bahwa dia adalah kader terbaik Muna untuk pilgub 2023,” kata Rajiun. (A)