ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejumlah daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai terancam mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Bahkan beberapa daerah persawahan dan perkebunan terancam gagal panen akibat lahannya mengalami kekeringan.
Terkait hal itu, Wakil Ketua Ketua Komisi II DPRD Sultra, Rasyid mengatakan, satu-satunya cara untuk membantu petani yang sawahnya mengalami kekeringan adalah menyiapkan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa mesin pompa air. Sebab, jika mengupayakan hujan buatan guna mengantisipasi adanya kemarau berkepanjangan akan memakan anggaran yang besar.
Maka dari itu, kata dia, hal yang harus dilakukan saat ini oleh dinas pertanian di kabupaten/kota adalah menyalurkan mesin pompa air kepada kelompok tani dan gabungan kelompok tani guna meminimalisir kerugian petani akibat terjadinya gagal panen.
“Kita tahu ini musim kemarau sangat panjang dan ini sangat berdampak bagi petani. Menghadapi musim kemarau ini kami berharap bahwa bantuan-bantuan alsintan yang ada di daerah bisa dimaksimalkan, supaya petani bisa memanfaatkan dalam hal ini menyedot air yang ada di beberapa sumber air, baik itu di sungai maupun rawa,” ungkap Rasyid di gedung DPRD Sultra, Rabu (18/9/2019).
(Baca Juga : Kekeringan, 700 Hektar Sawah di Konawe Terancam Puso)
Rasyid memprediksi, ratusan ribu hektar sawah di Sultra berpotensi mengalami kekeringan. Meski saat ini, kata dia, belum ada lahan persawahan yang mengalami kekeringan, tapi menurutnya indikasi untuk kekeringan itu sangat jelas karena sudah hampir dua bulan tidak pernah turun hujan.
“Kalau sampai detik hari ini belum ada bencana kekeringan. Meski begitu, dinas terkait juga harus melakukan antisipasi bahaya bencana kemarau bagi lahan pertanian, terutama di wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Konawe, Konawe Utara, Kolaka, dan Bombana,” ujar politikus PKS itu.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat yang membuka lahan untuk tidak meninggalkan bekas api agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca Juga : Berpotensi Kekeringan, Ratusan Ribu Hektar Sawah di Sultra Belum Diasuransikan)
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan potensi kekeringan di 11 daerah dengan status siaga.
Kesebelas wilayah itu tersebar di enam kabupaten di Sultra, yakni Kota Baubau, Kabaena Barat, Poleang Timur, Poleang, Poleang Barat (Bombana), Lasalimu, Batauga (Buton Selatan), Kota Kendari, Lainea (Konawe Selatan), Parigi, dan Tongkuno (Muna).
Menurut prediksi BMKG, dibandingkan tahun 2018, potensi kekeringan tahun ini lebih kering karena selain memasuki puncak musim kemarau pada September, terdapat pula faktor El Nino meski kekuatannya lemah. (b)