ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan optimis menghadapi target kepesertaan pada tahun 2019, mengingat pembukuan kinerja pertumbuhan kepesertaan tahun 2018 mencatatkan hasil positif.
Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, E. Ilyas Lubis mengatakan sebanyak 30,5 juta pekerja tercatat aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan di akhir Desember 2018. Hal ini melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar 29,6 juta pekerja aktif.
“Hasil ini merupakan pencapaian yang positif untuk mengakhiri tahun 2018 yang lalu dengan total peserta BPJS Ketenagakerjaan mencapai 50,7 juta pekerja,” jelasnya melalui rilis di Kendari, Senin (7/1/2019).
E. Ilyas Lubis menegaskan pihaknya telah berupaya untuk terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat pekerja agar program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dari BPJS Ketenagakerjaan ini bisa didapatkan oleh seluruh pekerja Indonesia.
(Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Optimalkan Layanan lewat Aplikasi)
Khusus kinerja kepesertaan aktif segmen Penerima Upah (PU), pada tahun 2018 mencatatkan peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya, yaitu meningkat sebesar 3,4 juta dari tahun 2017. Sementara tren tahun-tahun sebelumnya kenaikan rata-rata sebanyak 1,2 juta pekerja aktif.
“Hasil ini kami raih bukan semata karena kerja keras insan BPJS Ketenagakerjaan sendiri, tapi juga atas kerjasama yang baik antara semua pihak, yaitu pemerintah, stakeholder, dan tentu saja perusahaan serta pekerja yang semakin menyadari pentingnya memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan,” tukas Ilyas.
Salah satu kunci peningkatan positif dari kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan ini adalah dengan menggagas kerjasama strategis dengan pemerintah, baik daerah, provinsi hingga pusat.
Kerjasama tersebut didorong dengan pemberian apresiasi khusus kepada kepala daerah dan provinsi yang telah memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program perlindungan jaminan sosial oleh BPJS Ketenagakerjaan.
“Adalah Paritrana Awards, penghargaan yang diberikan kepada para kepala daerah dan provinsi, serta perusahaan yang masuk dalam kategori unggulan yang telah ditentukan panitia pelaksana,” tambahnya.
(Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan dan Pemkot Kendari Siap Lindungi Pekerja Konstruksi)
Paritrana Awards ini sendiri merupakan terobosan bersama antara BPJS Ketenagakerjaan dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia.
Pemberian penghargaan bagi kepala daerah ini menjadi salah satu faktor pendukung yang berpengaruh terhadap peningkatan kepesertaan aktif pekerja segmen PU. Selain adanya faktor pengawasan dan pemeriksaan (wasrik) yang efektif pula dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) di sepanjang tahun 2018.
Kemnaker melalui dukungannya pada Tim Terpadu bersama BPJS Ketenagakerjaan, memiliki peranan penting dalam menegakkan regulasi terkait ketenagakerjaan, sehingga mendorong pertumbuhan positif akuisisi kepesertaan tenaga kerja sektor PU.
Di sisi lain, jelas Ilyas, salah satu faktor yang mendukung peningkatan kepesertaan pada pekerja segmen Bukan Penerima Upah (BPU) adalah dengan munculnya inisiatif agen Penggerak Jaminan Sosial (PERISAI).
Inisiatif ini merupakan program keagenan dengan memberdayakan masyarakat, disadur dari Sharoushi yang sukses diterapkan di Jepang dalam akuisisi jaminan sosial dari pemerintah kepada seluruh masyarakat.
“Perisai terbukti mampu mendorong peningkatan kepesertaan pada sektor BPU dan ini adalah hasil positif yang didukung berbagai pihak, khususnya para Perisai yang bekerja keras agar seluruh pekerja, khususnya sektor BPU dapat terlindungi,” terang Ilyas.
Ilyas menambahkan, kepesertaan yang digaet oleh Perisai mencapai 530 ribu orang dari 3.700 agen aktif. Meskipun begitu hasil ini tidak membuat pihaknya berpuas diri. Dimana, tahun 2019 ini pihaknya dengan mengusung tema Aggressive Growth akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai seluruh target.
“Agar manfaat yang diberikan kepada peserta bisa optimal, untuk kebaikan seluruh pekerja di Indonesia,” pungkasnya. (B)