Irma Intan, Desainer Kelahiran Kendari yang Sudah Go Internasional

Irma Intan (instagram @irmaintan55)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Irma Intan adalah seorang desainer busana muslimah kelahiran Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) 5 Mei 1979 silam. Saat ini ia banyak berkegiatan di ibu kota Jakarta.

Belum lama ini Irma pulang kampung menampilkan rancangan busananya dalam acara Fashion Show Busana Muslimah Tenun Masalili yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) di Kota Kendari, Selasa (21/5/2019).

Ada 10 outfit yang ditampilkan Irma waktu itu. Ia menamakan koleksinya Himeka, dalam bahasa Sansekerta berarti sorot mata yang bercahaya dengan tampilan A-line siluet.

(Baca Juga : Potret Keindahan Tenun Masalili Muna dalam Balutan Busana Muslimah)

“Suatu kebanggaan bagi saya membuat baju muslimah dengan bahan tambahan tenun Masalili Muna, dan itu sangat cantik motifnya bagus, dan ini pertama kali saya berkarya untuk daerah saya sendiri,” ungkap Irma pada zonasultra.id.

Irma Intan, Desainer Kelahiran Kendari yang Sudah Go Internasional

Irma menjalani pendidikan berpindah-pindah. Ibu dua anak ini menamatkan diri di SDN 03 Pagi Duri Kosambi, Jakarta Barat. Saat itu ia tinggal bersama tantenya. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 176 Jakarta Barat. Namun di pertengahan ia pindah kembali ke Sultra dan menamatkan sekolahnya di SMPN 1 Unaaha. Irma juga tercatat sebagai salah satu alummni SMAN 1 Kendari.

Setelah lulus SMA, ia kembali ke Jakarta melajutkan pendidikan S-1 Ekonomi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Rawamangun Jakarta Timur.

Terjun Dunia Fashion

Sebelum terjun di dunia fashion, Irma lebih dulu berkarir di perbankan mulai 1996 hingga 2007. Bank BCA, Bank Bira, Bank Artha Graha, Bank Bukopin, dan Bank Panin adalah tempatnya berkarir.

“Semuanya di Jakarta, kecuali Panin pernah di Kendari tapi hanya enam bulan,” ujarnya.

Irma Intan, Desainer Kelahiran Kendari yang Sudah Go Internasional Tahun 2010 adalah awal mula dirinya terjun di dunia fashion. Alasannya saat itu hanya untuk bisnis. Ia kemudian memilih sekolah fashion di Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Selama kuliah di Islamic Fashion Institute (IFI), para instruktur yang merupakan designer senior seperti Deden Siswanto, Irna Mutiara, dan Nuniek Mawardi mengarahkannya menjadi desainer dan belajar menemukan DNA design serta mengasah kemampuan designnya.

“Di sinilah saya menemukan passion saya dalam dunia fashion. Saya suka fashion sejak pertama kali berhijab tahun 2009,” ungkapnya.

Di tahun 2015 ada satu pengalaman paling menarik dan menjadi titik awal Irma menjadi designer, yakni saat mengikuti lomba design kerjasama IFI dengan Jepang.

Waktu itu, ibu dari Nadhira dan Bening ini mengangkat tema sarung Bugis. Demi mendapatkan hasil maksimal dan totalitas keinginan untuk menang, ia terbang ke Makassar dan berburu sarung Bugis.

(Baca Juga : Kisah La Ore, Kakek di Muna yang Bangun Masjid untuk Warga Kampung Lama)

“Saya tinggal selama 10 hari di Bandung hanya untuk menyelesaikan 1 baju. Baju designnya full payet dan bordir 3D + kristal dan permata. Saya yakin akan menang begitu juga teman-teman karena melihat hasilnya yang rumit,” jelasnya.

Akan tetapi, hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Irma kalah dan hanya masuk 10 besar.

Ia pun mengaku kecewa dengan hasil tersebut. Ia lalu bertanya kepada instruktur soal kekalahannya itu. Sang instruktur pun menjelaskan bahwa tampilan desain yang dibuat Irma belum internasional. Baju tersebut hanya dipakai orang di daerah Sulawesi, namun orang luar Sulawesi apalagi luar negeri masih enggan mengenakannya.

“Artinya design saya masih “norak”, belum keren,” ujarnya.

Karir Dunia Fashion

Irma kemudian menjadikan pengalaman itu sebagai pelajaran untuk tetap berkarir di dunia fashion. Alhasil, member organisasi Designer Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Jakarta itu telah banyak mengikuti ajang ternama fashion nasional hingga internasional.

Saat ini Irma telah memiliki tiga brand tersendiri yakni Irma Intan (Fashion Muslim Kategori Premium Syari), Cremallera Irma Intan Syari Ready to Wear, dan Hijabelle Sunnah (Classic Syari Ready to Wear).

Irma Intan, Desainer Kelahiran Kendari yang Sudah Go Internasional Tahun 2019 Irma Intan ikut berpartisipasi dalam opening ceremony Muslim Fashion Festival di Jakarta Convention Center, Fashion Nation Sarung Fest, Senayan City Jakarta, Festival Bau Nyale bekerja sama dengan designer Samuel Wattimena di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kemudian tahun 2018 dalam ajang Graduation Islamic Fashion Institute di Bandung, Eco Fashion Week Indonesia, Tenun Ende X Baznas di Jakarta, Jakarta Fashion Trend, Irma Intan X Tenun Cual Bangka Belitung.

Lalu Fashion Show 23 Pascal di Bandung, Fashion Show PIK Avenue Fashion Week Jakarta, Fashion Show Surabaya Fashion Parade, Fashion Show Indo Leather & Footwear Expo (ILF) Jakarta, Fashion Show Graduation Batch 3 IFI di MUFFEST.

Tahun 2017 dan 2016 Fashion Show JBM IFC di Malang, Fashion Show MUFFEST “Karya Kita” dengan Rosie Rahmadi & Deny Anggraeni serta Fashion Show IMFW Senayan City, Jakarta.

(Baca Juga : Cerita Alumni UHO, Pernah Kuliah di Inggris Berkat Beasiswa)

Ajang luar negeri yang diikuti Irma tiga tahun berturut-turut 2016, 2017 dan 2018 yakni Halal Expo KBRI Spain di Madrid, Spanyol, Fashion Show Tokyo Modest Fashion di Tokyo, Jepang dan Adelaide Fashion Festival di Australia.

“DNA design saya adalah feminim, dark, rock and roll, sedikit maskulin berusaha ke arah syari,” ucapnya.

Impian Irma untuk Fashion Sultra

Seperti halnya batik, Irma Intan memiliki impian tenun Sultra dapat dikenal dan dipakai orang di luar Sultra dan luar Indonesia. Bukan hanya untuk acara formil atau acara yang behubungan adat/tradisi, tapi juga untuk keseharian.

Irma Intan, Desainer Kelahiran Kendari yang Sudah Go Internasional

“Saya ingin anak muda Sultra bangga memakai tenun Sultra dengan tampilan yang kekinian,” tukasnya.

Cara memajukan fashion Sultra tentu dengan mendorong desiner lokal lebih kreatif dan berbagi ilmu. Irma berharap Sultra bisa memiliki ajang tahunan fashion terbesar bertaraf nasional.

Apabila itu terealisasikan, Irma yakin bisa memajukan fashion Sultra dan dapat meningkatkan perekonomian serta meningkatkan kualitas SDM di Bumi Anoa. (SF*/)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini