ZONASULTRA.COM, KENDARI – Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar aksi demonstrasi di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sultra, Rabu (2/10/2019). Ratusan mahasiswa tersebut disambut oleh Kapolda Sultra Brigjen Pol Merdisyam.
Ketua KBM UHO Maco mendesak kepolisian menangkap pelaku penembakan Randi (21), mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UHO dan diadili berdasarkan hukum yang berlaku.
“Kami meminta kejelasan dan jangka waktu dalam penyelesaian kasus ini. Kami memberikan waktu satu kali 24 jam untuk polisi mengungkap dan menangkap siapa pelakunya karena Kami juga punya tanggung jawab moral kepada keluarga korban,” tegas Maco.
Baca Juga : Resmi Dilantik, Kapolda Sultra Siap Tuntaskan Kasus Tewasnya Randi dan Yusuf
Maco yang memimpin demonstran juga meminta kepada Kapolda Sultra mencopot Kapolres Kendari, karena berbagai rentetan peristiwa tindakan kepolisian jatuh banyak korban, termasuk meninggalnya Randi dan Yusuf.
KBM UHO mengharapkan ada perubahan dan revitalisasi tindakan kepolisian di Sultra. Tindakan represif selama ini membuat trauma dan meresahkan masyarakat Sultra, sehingga muncul mosi tidak percaya publik kepada Polda Sultra.
Menjawab tuntuan pendemo, Kapolda Sultra Brigjen Pol Merdisyam menjelaskan, penanganan kasus ini menjadi sangat prioritas. Kata dia, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah mengambil langkah dengan mengganti Kapolda Sultra.
Selanjutnya, Kapolri membentuk tim investigasi dengan melibatkan Kepala Bagain (Kaba) Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Idham Asis, Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam), Intelijen dan Keamanan (Intelkam) dan Divisi Humas Polri yang dipimpin oleh Inspektorat dan Pengawasan Umum (Irwasum) Polri.
“Investigasi dan pengungkapan ini akan dibuka secara transparan, tidak ada yang ditutupi. Kalau di dalam pengungkapan tersebut ada indikasi keterlibatan anggota Polri maka akan dituntut, ini jaminan kami,” tegas Merdisyam di hadapan massa aksi.
Merdy berjanji akan mengungkap kasus ini sejelas-jelas dan secepat-cepatnya. Kata dia, tim investigasi bekerja, baik pemeriksaan secara internal maupun eksternal. Kalau ada bukti, tutur Merdy, atau petunjuk lain dari kejadian tersebut akan dibuka.
“Tidak boleh ada sesuatu yang lewat, harus ada data dan fakta yang jelas karena ini tanggung jawab kami kepada publik,” ujarnya.
Baca Juga : IMM Demo di Polda Sultra, Minta Dibentuk Tim Investigasi Independen
Sebelummya, Randi dinyatakan meninggal dunia pada setelah bentrok dengan polisi di gedung DPRD Sultra. Randi terkena tembakan peluru tajam yang diduga dilontarkan oknum polisi saat memukul mundur massa.
Selain itu, Muhammad Yusuf Kardawi ditemukan terkapar di jalan dan sempat mengalami masa kritis lalu menjalani operasi kepala di Rumah Sakit Bahteramas Kendari karena luka besar di bagian kepala.
Yusuf alias Ucu sempat dilarikan di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Dr R Ismoyo Korem 143/Haluoleo, Kamis (26/9/2019) sekitar pukul 15.30 WITA. Namun korban mengalami pendarahan hebat sehingga dirujuk di Rumah Sakit Bahteramas.
Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi merupakan dua dari ribuan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di gedung DPRD Sultra. Mereka menuntut DPR RI agar membatalkan revisi sejumlah undang-undang dan menolak UU KPK yang baru saja disahkan.
Baca Juga : Demo di Kendari Hari Ini, Kapolda Sultra Pastikan Polisi Tak Dibekali Peluru Karet
Setelah insiden itu, tim investigasi Mabes Polri turun melakukan penyelidikan di lokasi demonstrasi di Kota Kendari.
Selama tiga hari melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), tim inafis Polda Sultra menemukan 3 proyektil dan 3 selongsong.
Sebanyak 13 anggota polisi juga diperiksa, termasuk menarik senjata api yang dipegang oleh ke-13 polisi itu. (b)
Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Jumriati