ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Komisi XI DPR RI masih membahas rencana pemerintah yang akan menerapkan cukai kantong plastik sebesar Rp30 ribu per kilogram atau Rp200 per lembar. Selain untuk mengurangi konsumsi kantong plastik yang dianggap sebagai momok bagi lingkungan, cukai plastik ini juga akan menambah pendapatan negara.
“Pemerintah sementara ini mengajukan untuk mengenakan cukai plastik, dari sisi potensi penerimaan ya besar sekali,” kata anggota Komisi XI DPR RI asal Sulawesi Tenggara (Sultra) Amirul Tamim di Gedung Nusantara I DPR RI Senayan Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2019).
Diakui Amirul, pemerintah selama ini menerapkan pengurangan penggunaan plastik seperti kantong kresek. Tapi sampai hari tidak mengurangi penggunaan plastik itu sendiri. Rencana penerapan cukai plastik dapat menjadi alternatif mengurangi penggunaan plastik yang butuh ratusan tahun untuk terurai. Selain itu juga dapat menjadi pemasukan negara.
“Sementara ini Komisi XI masih mengagendakan pembahasan dengan teknis, membicarakan lebih lanjut,” lanjut Amirul.
(Baca Juga : Tinjau Banjir di Konawe, DPR RI Sebut Izin Tambang Harus Dievaluasi)
Bahkan beberapa anggota Komisi XI lainnya ingin menyampaikan bahwa bukan hanya pada plastik kresek saja, melainkan semua jenis plastik. Tapi hal ini belum final.
Di sisi lain, penerapan cukai plastik dapat mempengaruhi harga-harga barang yang dikemas dengan menggunakan bahan plastik. Terutama pelaku usaha yang masih menggunakan bahan plastik. Bahkan, rencana kebijakan cukai plastik ini ditolak oleh Kementerian Perindustrian.
Salah satu produk yang akan terdampak pada cukai plastik ini adalah skincare atau produk perawatan kulit. Seperti diketahui sebagian besar skincare dikemas dengan bahan-bahan plastik. Tidak sedikit juga skincare merupakan produk impor. Jika cukai plastik diterapkan, sepertinya para wanita Indonesia harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan skincare-nya.
“Justru itu di Komisi XI, teman-teman mempertimbangkan jangan sampai bebannya itu kepada rakyat lagi,” tutup mantan Wali Kota Baubau ini. (a)