New Normal, Bisnis Hotel dan Resto di Kendari Mulai Menggeliat

1162
Wabah Corona, 12 Hotel di Sultra Tutup, 897 Karyawannya Dirumahkan
Salah satu hotel yang ada di kota kendari. Sumber foto: instagram @muhammad_jabir)

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Sempat tutup sementara akibat wabah Covid-19, bisnis hotel dan restoran di Kota Kendari mulai menggeliat. Ketua Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran (BPD PHRI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua mengatakan terjadi peningkatan jumlah tamu hotel dan restoran pascalebaran Idul Fitri tahun ini.

“Pascalebaran ini mulai terjadi peningkatan jumlah tamu hotel dan restoran yang dapat mencapai rata-rata 15 persen dari Bulan Februari, saat merebaknya Covid 19 di Indonesia yang tingkat hunian hanya berada pada kisaran 5 persen,” kata Hugua kepada awak Zonasultra.com, Minggu (8/6/2020).

Ia menilai ini adalah indikasi yang baik dan pertanda bahwa tingkat mobilitas penduduk untuk melakukan bisnis. Masa New normal diprediksi ekonomi bisnis hotel dan resto menggeliat.

“PHRI sudah mengeluarkan Pedoman Protokol Tatanan Normal Baru bagi hotel dan restoran, sehingga semua hotel dan restoran yang terdaftar resmi di BPD PHRI Sultra sudah menerapkan protokol tersebut,” imbuhnya.

Protokol New Normal dimaksud meliputi fasilitas cuci tangan di pintu masuk, pemeriksaan suhu tubuh dengan termometer infra merah, hand sanitizer, memakai masker, pengaturan jarak kursi dan meja di loby dan restoran hotel. Semua kamar hotel dan ruangan pelayanan akan disemprot dengan disinfektan dua kali sehari untuk menjamin kebersihan lingkungan dari Covid-19.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

“Jadi masyarakat tidak perlu ragu untuk menginap di hotel dan makan diresoran,” tandas anggota DPR ini.

Dihubungi terpisah, Humas Hotel Claro Kendari, Rici mengatakan, saat Pandemi Vovid-19 tingkat hunian kamar atau tamu yang menginap terjadi penurunan rata-rata pada Maret hingga April. Penurunan tamu di Hotel Claro hampir 70 persen.

Sementara beberapa hotel lainnya merumahkan karyawan, bahkan tutup lantaran sudah tidak mampu membiayai operasional hotel. “Pemulihan omset menjadi bagian confidential kami dalam penyusunan strateginya,” kata Rici saat dikonfirmasi melalu WhatsApp.

Hotel Claro tetap menerapkan protokol kesehatan dalam melayani tamu. Seperti memakai masker, pengecekan suhu tubuh dan menyediakan fasilitas cuci tangan atau handsanitiser. “Saat ini kami masih menerapkan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan, penerapan yang sudah diberlalukan adalah sama dengan apa yang akan kami lakukan pada saat new normal,” jels Rici.

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Sementara pelaku usaha resto, Fadhillah Ningrum atau akrab disapa Nengfha menyatakan optimisme New Normal untuk bisnisnya. Pemilik Lapak Tikungan ini mengungkapkan bahwa sejak pandemi Covid-19 omsetnya sangat menurun. Ia hanya bisa menjual makanan dan minuman melalui layanan delevery order oleh ojek online (ojol). Itupun tidak seramai biasanya.

“Alhamdulillah mulai New Normal ini kita mulai ada progress dalam segi pendapatan,” kata Nengfha.

Selama pandemi ia tetap berjualan dengn menerima orderan online. Memiliki tiga karyawan, Nengfha lebih memilih mengurangi jam kerja karyawan dengan membagi shift dibanding merumahkan karyawan. Ia berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir.

“Semoga kembali normal supaya karyawan kita tidak pusing mau gaji gimana, soalnya mereka juga yang tetep semangat walaupun ada Covid,” tandasnya. (a)

 


Reporter : Rizki Arifiani
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini