Rusman Vs Rajiun, Pengamat: Pilkada Muna Rasa Pilgub

1224
Rusman Vs Rajiun, Pengamat: Pilkada Muna Rasa Pilgub
LM Rusman Emba - Bachrun Labuta dan LM Rajiun Tumada - La Pili

ZONASULTRA.COM, RAHA – Sengitnya pertarungan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) 2015 lalu, antara petahana LM dr. Baharuddin-La Pili Vs Rusman Emba-Malik Ditu, bakal kembali bakal terjadi pada Pilkada kali ini antara Rusman Emba (RE) Vs Rajiun Tumada (RT).

Pertarungan yang bakal dihiasi intrik ini sesungguhnya bisa dibilang duel antara ayah dan anak. Rusman Emba sebagai petahana merupakan Bupati Muna induk sedangkan Rajiun Tumada Bupati Muna Barat (Mubar) yang bisa dibilang masih seumur jagung.

Dua putra terbaik Muna ini, sebenarnya sejak awal sudah bentrok saat RT menyatakan diri siap tampil di Pilkada Muna. Gegara kasus Baliho, soal tagline Mai te Wuna yang diusung RT merupakan produk Muna induk dari sektor Pariwisata. Kala itu, bentrok nyaris pecah saat sejumlah baliho RT di turunkan oleh Pemda setempat.

Akhirnya, saat ini pertarungan sesungguhnya untuk menduduki jabatan orang nomor 1 pun terjadi setelah keduanya telah memperoleh dukungan partai koalisi. Head to head, satu lawan satu antara Rusman Emba-Bahrun Labuta penantangnya Rajiun Tumada-La Pili.

Pengamat Politik Sultra, Najib Husein menjelaskan siapapun pemenang antara Rusman Emba dan Rajiun Tumada maka akan berpotensi menang jika maju di Pemilihan Gubernur Sultra.

“Pilkada Muna hari ini itu, rasa Pilgub. Karena ini pembuktian bagi Rajiun untuk menguasai suara di Muna Raya. Sama halnya bagi petahana yang sebelumnya juga ngotot tampil di Pilgub Sultra,” terang, Najib saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya, Rabu (2/9/2020).

Kata Najib, pertarungan ini harus menjadi motivasi para politisi di Muna untuk mengusung figur di Provinsi. Mengingat dua periode terakhir Muna tak punya calon dalam perebutan kursi Gubernur.

Apalagi saat ini belum ada figur yang mendominasi setelah kasus yang menimpa mantan Wali Kota Kendari Asrun dan anaknya Adriatma Dwi Putra dalam kasus operasi tangkap tangan oleh KPK.

Peta Kekuatan Petahana Rusman Emba

Kedua kandidat saat ini punya kekuatan pada mesin politik. Meski begitu, pasangan Rusman Emba-Bahrun Labuta dengan dukungan partai penguasa PDIP empat kursi, Golkar empat kursi plus dukungan penuh Ridwan Bae.

Ditambah PKB 4 kursi yang juga merupakan jawara kedua di Pileg lalu, disusul PKS dua kursi dengan militansi para kader yang sangat kuat. Diatas kertas dukungan mesin partai, Rusman Emba lebih dijagokan karena kokoh dengan total 14 kursi.

“Jika mesin politik bekerja dengan baik. Ini jadi modal besar bagi petahana,” kata Najib.

Selain mesin politik, petahana juga punya mesin birokrasi. Sebagai petahana peluang menang sangat besar dibanding penantang. Mesin birokrasi sudah banyak terbukti efektif dimanfaatkan oleh petahana.

Ditambah lagi, kemungkinan jika RE mendapat suntikan suara dari dr Baharuddin. Peluang ini akan terjadi karena pria yang akrab disapa dokter itu dikabarkan pernah bertemu dengan RE.

Dokter ini punya lumbung suara fanatik. Kansnya, itu sudah dirintis dan dibina sejak kekalahan pertarungan sebelumnya. Jika ini dikantongi Rusman maka kekuatannya kian tak terbendung.

Jika koalisi RE dan Dokter terjalin maka tatanan awal yang mesti dilakukan Dokter meyakinkan para pendukungnya untuk bersatu mendukung RE sebagai pelanjut estafet pembangunan dari Dokter.

Peta Kekuatan Penantang Rajiun Tumada

Secara mengejutkan popularitas Rajiun Tumada mengalahkan mantan Bupati Muna dr Baharuddin dan Dirjen Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri, Syarifuddin Udu (SU) tampil di Pilkada Muna.

Itu terbukti, Bupati Mubar ini memborong partai-partai besar sebagai modal bertarung. Berpasangan dengan La Pili, kekuatan mesin politik RT tak bisa dianggap enteng.

RT kini berhasil mengokohkan 11 Kursi yakni Gerindra tiga kursi, Demokrat 4 kursi, NasDem 2 kursi dan PPP 1 Kursi. Ditambah lagi dengan PAN satu kursi yang secara mengejutkan didetik akhir justru mengusung pasangan Rajiun Tumada- La Pili.

Padahal, jika bicara sejarah, PAN dengan Rajiun ini punya ‘catatan buruk’ yakni aksi pembakaran bendera partai oleh sejumlah kader, pasca penonaktifan dirinya sebagai ketua PAN Mubar beberapa tahun lalu.

Dosen Fakultas Fisip UHO ini mengurai, mesin politik RT juga dinilai punya militansi solid. “Rajiun harus mampu meyakinkan pemilih, jika pertarungannya di Muna untuk membawa perubahan dan tidak hanya menjadikan Muna sebagai batu loncatan,” harapnya.

Suntikan kekuatan dukungan bakal bertambah jika Hanura juga berhasil diboyong RT. Partai penguasa itu ada ditangan Hanura. “Kalau Rajiun bisa menggaet Hanura, maka tambahan amunisi partai makin tak terbendung,” timpalnya.

Sementara kemungkinan peluang Dokter mendukung Rajiun Tumada sangat kecil. Itu karena luka politik pada Pileg lalu. Itu sangat berbekas baginya. Namun jika secara mengejutkan Dokter mendukung Rajiun Tumada maka ini sangat berbahaya bagi Rusman Emba.

Apabila itu terjadi maka peluang menang bagi Rajiun terbuka lebar. Itu berarti, tren satu periode oleh petahana di Muna masih tetap berlanjut.

Basis Suara Dokter dan SU Jadi Penentu Kemenangan

Pada dasarnya kedua figur punya kekuatan yang sama. Jika seandainya hari ini Pilkada sudah digelar, maka pasti sulit untuk mengukur siapa pemenangnya. Karena kedua calon ini punya popularitas dan kekuatan yang sama besar.

Namun bicara potensi, kemenangan ditentukan basis suara dari dokter dan SU. Jika dokter dan SU sudah menentukan sikap maka besar peluang kandidat tersebut untuk menang.

Sehingga Rusman dan Rajiun, harus punya strategi kembali menggaet dokter dan SU untuk menambah kekuatan dengan tidak melupakan peluang menggaet suara yang belum menentukan sikap.

Selain itu, bicara PAN. Dukungan partai berlambang matahari terbit ini selalu menarik karena keputusan DPP dengan kader tidak sejalan.

Kemungkinan ini, juga akan terjadi di Pilkada Muna meskipun PAN mendukung Rajiun Tumada namun tidak menutup kemungkinan para petinggi PAN juga mendukung Rusman Emba.

Ini juga bakal terjadi di kabupaten lain, seperti yang terjadi di Kolaka Timur (Koltim), partai mendukung pasangan Samsul Bahri Majid-Andi Merya Nur sementera pembesar partai di daerah mendukung petahana Tony Herbiansyah-Baharuddin.

Figur Harus Jual Ide dan Gagasan, Isu Identitas Rawan Konflik

Najib menilai pada dasarnya kedua kandidat ini dianggap belum bisa mewujudkan harapan masyarakat dengan kampanye politik lima tahun lalu. Lihat saja hasil pembangunan mereka di dua kabupaten. Belum signifikan.

Petahana dinilai kurang mampu memanfaatkan ruang simpati lima tahun lalu. Namun disisi lain, jika ini jualan dari penantang, hal yang sama pun bakal ditagih oleh Rusman Emba terhadap pembangunan Rajiun Tumada di Mubar.

Mestinya mulai saat ini, pendukung kedua kandidat harus menjual ide dan gagasan. Apa yang sudah dibuat dan bakal dibuat.
“Isu perubahan yang dijual oleh penantang Rajiun Tumada untuk merapikan Muna. Ini harus dijaga Rusman Emba,” ungkapnya.

Sorotan kepada Rajiun Tumada soal pemimpin yang tak amanah dan tak mampu menyelesaikan masa jabatan Bupati Mubar. Ia dinilai pertarungannya di Muna hanya sebagai batu loncatan untuk maju di Pilgub ke depan.

Kedua kandidat harus menghindari isu identitas yang dikembangkan ke publik, karena hal itu akan membuka ruang konflik.

Ini mesti dijaga karena isu ini berpotensi menyulut emosi pemilih. Psikologi pemilih akan mudah terbakar jika menyerang dengan isu identitas.

Untuk memoles kekurangan tersebut harus dengan menjual isu lain yang diterima oleh masyarakat luas. Hanya hal itu, bisa terpatahkan apabila figur lawan memiliki nilai jual yang sangat disenangi oleh masyarakat. (a)

 


Kontributor: Nasrudin
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini