Sekelompok Pemuda Kabaena Bongkar Jembatan Usai Dituduh Pungli

5048
Sekelompok Pemuda Kabaena Bongkar Jembatan Usai Dituduh Pungli
BONGKAR JEMBATAN - Kalangan pemuda di desa Enano kesal atas tuduhan penarikan retribusi tak wajar hingga membongkar jembatan tetsebut. (Foto Istimewa)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Sekelompok pemuda di Desa Enano, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) membongkar jembatan yang baru saja dibenahi setelah dituding memblokade jalan dan menarik pungutan liar (pungli) terhadap pengguna jalan.

Kalangan pemuda itu kesal atas laporan pengguna jalan lewat media sosial. Akibatnya, jembatan yang berada di jalan poros Kelurahan Dongkala, Kabaena Timur menuju Kabaena Barat kembali menyulitkan aktivitas pengguna jalan.

Sebelumnya, berkat jerih payah pemuda di desa tersebut, akses jalan utama yang menghubungkan antara Kabaena Timur, Kabaena Tengah dan Kabaena Utara menuju Kabaena Barat itu bisa dilintasi kendaraan. Jembatan yang menghubungkan jalan itu amblas dan nyaris putus akibat diguyur hujan deras di awal bulan April 2019 lalu.

(Baca Juga : Ruas Jalan di Bombana Amblas Akibat Diguyur Hujan)

Atas kondisi tersebut, pemuda di desa itu pun prihatin atas kendala jalan. Sehingga, timbul inisiatif untuk membenahi jalan itu dengan mengumpulkan timbunan, batang kelapa, dan material lainnya hingga jembatan itu kokoh dan dapat dilalui kendaraan roda empat.

Perjuangan pemuda di desa itu akhirnya berhasil hingga seluruh pengguna jalan dapat melintas pada Selasa, 9 April 2019 lalu. Namun, jembatan tersebut kembali dibongkar pada Jumat (12/4/2019) lantaran kesal atas tuduhan tak wajar dari pengguna jalan lewat media sosial.

Perwakilan Pemuda di Desa Enano, Topan menjelaskan pihaknya tidak mewajibkan pengguna jalan untuk membayar retribusi ketika melintas di jembatan itu. Namun, hanya permintaan dana sukarela, khususnya bagi kendaraan roda empat bermuatan orang dan barang atau mobil penumpang.

“Benar, kami memintai sumbangan bagi mobil penumpang, itupun tidak bersifat wajib dan seikhlasnya saja. Ada yang menyumbang senilai Rp 10 ribu, Rp 5 ribu atau Rp 2 ribu, itupun disertai dengan buku catatan dan semua terlampir,” jelas Topan melalui rilisnya di Polres Bombana, Sabtu (13/4/2019).

(Baca Juga : Kritik Pemprov, Pemuda Lalembuu Konsel Unggah Foto Model dengan Latar Jalanan Rusak)

Lanjut Topan, Permintaan sumbangan itu menjadi salah satu alasan atas pembuatan pos dan palang di areal jembatan itu. Hasil dari dana suka rela tersebut diperuntukkan pada biaya pengadaan bahan seperti batang kelapa, tanah timbunan, dan bahkan jasa pekerja pembuatan jembatan.

Sementara itu, Asnan selaku tokoh masyarakat (kepala desa terpilih pada Pilkades serentak 2018) bersama Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) desa Enano, Nasution memaparkan bahwa sudah hampir sebulan terakhir, akses jalan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda empat karena longsor.

“Jembatan itu sudah berumur kurang lebih 30 tahun tanpa ada perbaikan sejak tahun 2017, dan kami telah mengusulkan perbaikannya kepada Pemkab Bombana melalui Musrenbang. Makanya kelompok pemuda Enano berinisiatif dengan bergotong royong memperbaiki dengan membuat jembatan darurat dari batang kelapa,” kata Asnan.

Asnan hanya menyarankan bagi masyarakat umum, khususnya pengguna jalan dapat memaklumi upaya generasi muda di desa itu. Pihaknya pun meminta kepada pemerintah daerah agar jembatan serta ruas jalan secara keseluruhan di pulau Kabaena dapat secepatnya dibenahi.

(Baca Juga : Infrastruktur Jalan, Jadi Keluhan Utama Musrembang di Lima Kecamatan)

Kapolsek Kabaena Timur, Ipda Bastian Hamsa meminta agar masyarakat tidak mudah terprovokasi atas penarikan retribusi tersebut. Kata dia, perkara itu telah diselesaikan secara tuntas melalui musyawarah antara pemerintah kecamatan, pemerintah desa dan tokoh masyarakat.

“Kami sudah melakukan penelusuran di TKP (Tempat Kejadian Perkara). Di sana, ada pos darurat, palang dan lampu penerang yang diperuntukkan pada penarikan retribusi sukarela,” kata Bastian Hamsa melalui melalui via WhatsApp, Sabtu (13/4/2019).

Menurut Bastian, berdasarkan hasil musyawarah bersama di desa itu, kalangan pemuda diminta agar membuka palang di pos darurat tersebut dan menghentikan penarikan retribusi bagi pengguna jalan. Permintaan tersebut pun diindahkan oleh kalangan pemuda di desa itu.

Bastian mengapresiasi penuh upaya generasi muda di desa tersebut untuk membenahi jembatan tersebut. Ia hanya meminta kerjasama yang baik dari kalangan pemuda, utamanya dengan menjaga keharmonisan menjelang pemilihan umum serentak tahun 2019.

“Yang jelasnya, kami akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa serta melakukan monitoring di lapangan untuk menjaga jangan sampai ada kesalahpahaman antara pemuda Enano dengan pengguna jalan,” pungkasnya. (A)

 


Kontributor: Muhammad Jamil
Editor: Muhamad Taslim Dalma

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini