ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Untuk mendukung konektivitas antar kabupaten serta menggerakkan roda perekonomian di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan moda transportasi laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI menyelesaikan pembangunan lima fasilitas pelabuhan di Sultra. Lima pelabuhan tersebut yaitu Pelabuhan Maligano, Pelabuhan Wanci, Pelabuhan Bungkutoko, Pelabuhan Molawe dan Pelabuhan Bau-Bau.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub RI, J.A Barata melalui siaran pers yang diterima redaksi Zonasultra.com, Rabu (30/3/2016) mengatakan, pengembangan pelabuhan tersebut dibangun secara multi years dari dana APBN Kemenhub sampai dengan tahun anggaran 2015.
Keberadaan 5 pelabuhan di Sultra ini diharapkan menjadi penghubung masyarakat di sekitar Sultra sehingga menumbuhkan perekonomian dan menekan disparitas harga antar daerah.
Berikut lima pelabuhan yang dibangun Kemenhub di Sultra:
1. Pelabuhan Maligano
Pelabuhan Maligano terletak di Kabupaten Muna dan bermanfaat sebagai prasarana kapal perintis Kabupaten Muna. Pelabuhan Maligano merupakan pelabuhan pengumpan lokal dalam hierarki pelabuhan. Pembangunan Pelabuhan Maligano meliputi fasilitas dermaga seluas 70×8 m2, causeway 247×6 m2 dan pembangunan fasilitas darat.
Pelabuhan Maligano dibangun selama tahun 2011-2015 dengan nilai investasi sekitar Rp 2 miliar. Pelabuhan Maligano dapat disandari kapal hingga 1000 DWT dengan Faceline Dermaga -5 mLWS.
2. Pelabuhan Wanci
Pelabuhan Wanci merupakan pelabuhan pengumpul dalam hierarki pelabuhan laut. Pelabuhan Wanci terdapat di Kabupaten Wakatobi dan bermanfaat sebagai prasarana kapal perintis pariwisata Kabupaten Wakatobi.
Pengembangan fasilitas Pelabuhan Wanci meliputi fasilitas dermaga seluas 70×8 m2 dan pembangunan fasilitas darat. Pelabuhan Wanci dibangun selama tahun 2012-2015 dengan nilai investasi sekitar Rp 21 miliar. Pelabuhan Wanci memiliki kapasitas dermaga 1000 DWT dengan Faceline Dermaga -5 mLWS.
3. Pelabuhan Bungkutoko
Pengembangan Pelabuhan Bungkutoko bermanfaat bagi pengembangan potensi daerah Kendari berupa destinasi wisata bahari dan difungsikan sebagai pelabuhan multi purpose. Pengembangunan Pelabuhan Bungkutoko tersebut meliputi fasilitas dermaga seluas 188×20 m2, Trestle 206×8 m2, causeway 150×8 m2, area darat 363×200 m2 dan pembangunan fasilitas darat.
Pelabuhan tersebut dibangun dengan nilai investasi sekitar Rp 211 miliar dalam kurun waktu 2009-2016. Pelabuhan Bungkutoko dapat disandari kapal hingga 6000 DWT dengan Faceline Dermaga -8 mLWS. Pelabuhan Bungkutoko termasuk pelabuhan pengumpul dalam hierarki pelabuhan.
4. Pelabuhan Molawe
Pelabuhan Molawe yang terletak di Kabupaten Konawe Utara memiliki manfaat sebagai prasarana kapal perintis yang melintasi wilayah Sulawesi Tenggara. Pembangunan Pelabuhan Molawe meliputi pembangunan dermaga seluas 70×8 m2, Trestke 29,5×8 m2 dan pembangunan fasilitas darat.
Pelabuhan ini dibangun selama kurun waktu tahun 2013-2015 dengan total investasi sekitar Rp 29 miliar. Pelabuhan Molawe memiliki kapasitas dermaga 1000 DWT dengan Faceline Dermaga -5 mLWS. Pelabuhan tersebut termasuk pelabuhan pengumpan lokal dalam hierarki pelabuhan.
5. Pelabuhan Baubau
Pelabuhan Bau-Bau yang dibangun sejak 2008 sampai 2015 dengan nilai investasi sekitar Rp 268 miliar, memiliki dermaga A seluas 100×10 m2 dan dermaga B seluas 50×10 m2. Selain itu, terdapat pembangunan dermaga penumpang seluas 160×12 m2, dermaga container 180×15 m2 dan lapangan penumpukan seluas 20.661 m2 dengan terminal penumpang seluas 780 m2.
Pelabuhan Baubau dapat disandari kapal hingga 15.000 GT dengan Faceline Dermaga -10mLWS. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan pengumpul yang berfungsi sebagai pelabuhan untuk bongkar muat barang dan penumpang serta sebagai pelabuhan asal-tujuan kapal perintis di Kabupaten Buton.
Pembangunan pelabuhan tersebut diharapkan meningkatkan konektivitas sebagai upaya mempersatukan Indonesia yang beraneka ragam, suku, budaya, dan bahasa. Hal tersebut sesuai dengan Nawa Cita pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah–daerah dan desa dengan kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal itu juga sejalan dengan fokus kerja Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa transportasi dan peningkatan kapasitas sarana prasarana transportasi.
Penulis: Jumriati