ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tetap optimis, jika ekonomi masih akan tumbuh di atas enam persen meski sejumlah daerah sedang dilanda banjir.
Sebelumnya, proyeksi BI untuk pertumbuhan ekonomi triwulan II antara 6,7 sampai 7,0 persen.
Pejabat Humas BI Sultra, Daniel Agus Prasetyo indokator itu dapat dilihat adanya peningkatan konsumsi masyarakat pada hari besar keagamaan Idul Fitri ditambah lagi pesta demokrasi April lalu.
Baca Juga : Triwulan I 2019, Ekonomi Sultra Diperkirakan Tumbuh Hingga 6,5 Persen
“Idul fitri tentu memberikan dampak yang cukup signifikan dan pesta demokrasi kemarin sejumlah sektor bergerak mulai dari percetakan, rumah makan dan beberapa sektor pendukung lainnya,” ungkap Daniel saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (25/6/2019).
Kemudian dari sektor perdagangan, konsumsi masyarakat, tingkat penjualan hotel dan restoran serta peningkatan industri nikel olahan yang mulai beroperasi di Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI), Konawe.
Selain itu, ada sektor pertanian yang dinilai akan memberikan kontribusi lebih pada pertumbuhan ekonomi karena bulan April dan Mei menjadi musim panen raya.
Namun karena Juni terjadi banjir badang dan ada puluhan ribu hektar sawah terendam air diperkirakan akan memberikan dampak pembiasan kebawah sekitar 0,2 persen.
Belum lagi sektor perternakan yang juga kena dampak banjir, produksi tangkap ikan yang berkurang karena banyak nelayan yang mudik lebaran, investasi yang kurang bergerak akibat cuaca seperti pengerjaan proyek jalan dan jembatan.
“Dari target antara 6,7 batas bawah diperkirakan turun 0,2 persen menjadi 6,5 persen, tapi tentu kita optimis meski banjir ini ekonomi kita tetap tumbuh 6,5 persen karena dua momen besar Idul Fitri dan Pemilu 2019 menjadi penyeimbangnya,” tukasnya.
Baca Juga : Ini Alasan BI Sultra Optimis Ekonomi Tumbuh Hingga 7,2 Persen
Optimisme BI juga dikarenakan pada awal Triwulan II 2019 telah diadakan forum percepatan eskpor di Sultra bersama Dinas Perdagangan dan Bea Cukai untuk mendorong ekspor perikanan dan pertanian.
Selanjtunya, untuk Produk domestik regional bruto (PDRB) sisi penawaran pertanian termasuk perikanan memiliki pangsa 23 persen pada pertumbuhan ekonomi, kemudian pertambangan 20 persen serta disusul konstruksi dan investasi sekitar 15 persen.
Namun karena terjadi banjir dan cuaca ekstrem, bisa saja terjadi penurunan pangsa pada sektor perikanan dan pertanian.
Sedangkan, PDRB dari sisi permintaan masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga, nirlaba pemerintah, investasi, kemudian kegiatan ekspor impor dan perdagangan antar daerah.
“Konsumsi rumah tangga dan pemerintah cukup besar karena kemarin kita ada kegiatan Halo Sultra, Kendari Expo dan Konsel Expo,” jelasnya.
“Nah, dari angka semua permintaan dan penawaran itulah dilakukan pendekatan. Semua permintaan dan penawaran dijumlah dan ditemukan angka, angka itulah yang menjadi pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.
Baca Juga : BI Sultra Latih Anak Muda di Baubau Kembangkan Ekonomi Syariah
Lebih lanjut dijelaskan Daniel, PDRB dari sisi penawaran dihitung semua nilai tambah untuk memproduksi suatu produk barang atau jasa dan didapatakn berapa nilai rupihanya, kemudian dibandingkan dengan tahun sebelumnya diperiode yang sama atau year on year (y on y) maka didapatkanlah angka pertumbuhan.
Untuk PDRB permintaan dihitung dari semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh masyarakat, pemerintah untuk investasi dan kegiatan korporasi. Berapa dikeluarkan barang yang dijual keluar dikurangi dengan barang impor yang datang dari luar negeri dan wilayah provinsi lain.
“Dari perhitungan ini maka didapatkan angka rupiah dan dibandingkan dengan angka rupiah tahun sebelumnya diperiode yang sama (y on y),” tukasnya. (B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban